PTPP Raih Pinjaman untuk Garap Proyek Kereta Makassar-Parepare

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melalui entitas asosiasi PT Celebes Railway Indonesia garap proyek pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Parepare.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Jun 2021, 14:43 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 14:43 WIB
BUMN PP Raih Kontrak Baru Rp 10,9 Triliun Hingga Agustus
Manajemen PTPP Tbk optimistis kontrak baru Rp 24 triliun dapat tercapai pada akhir 2014.

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melalui entitas asosiasi PT Celebes Railway Indonesia telah teken fasilitas pinjaman berjangka senior dan pembiayaan muasyarakah mutanaqisah pada Kamis, 3 Juni 2021.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, (4/6/2021), fasilitas pembiayaan tersebut akan digunakan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum Makassar-Parepare yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Penandatanganan pinjaman tersebut dilakukan dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Pinjaman itu antara lain didapatkan dari IIF, SMI dan BSI.

Adapun proyek pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Parepare merupakan proyek pembangunan kereta api pertama di Indonesia yang memakai skema KPBU dan pembayaran ketersediaan layanan.

Jalur kereta api tersebut ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada 2022. Jalur tersebut melayani Sulawesi Selatan yang meliputi lima kabupaten dan kota antara lain Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, Kota Makassar, dan Kota Parepare.

Jalur kereta api Makassar-Parepare tersebut akan berperan sebagai sarana transportasi  untuk mendukung permintaan angkutan penumpang dan perpindahan barang serta membangun konektivitas nasional.

“Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dicanangkan oleh pemerintah, proyek pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Parepare ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung dan tidak lansgung pada percepatan pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama masyarakat di Sulawesi Selatan,” ujar Direktur Utama PT PP Tbk (PTPP), Novel Arsyad.

Ia yakin dana yang dihimpun dari sindikasi pembiayaan ini akan sangat berguna untuk mempercepat pembangunan proyek jalur kereta api Makassar-Parepare beserta infrastruktur pendukungnya.

“Komitmen perusahaan untuk menyelesaikan program infrastruktur nasional tersebut juga harus dibarengi dengan strategi pendanaan yang konservatif,” kata Novel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

PTPP Rampungkan Konstruksi Maritime Tower

Proyek Maritime Tower
Proyek Maritime Tower (Dok. PTPP)

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk melakukan proses topping off (pemasangan atau penutupan atap bangunan sebagai tanda berakhirnya proses konstruksi) pembangunan proyek Maritime Tower bernilai kontrak Rp706 miliar.

"Topping off ceremony ini merupakan tonggak penting dari sebuah tahapan pembangunan bangunan tinggi dimana pekerjaan struktur utama telah diselesaikan dengan baik tanpa adanya kecelakaan," kata Direktur Operasi 1 PT PP (Persero) Anton Satyo Hendriatmo dikutip dari Antara, Jumat, 21 Mei 2021.

Proyek pembangunan Maritime Tower yang berlokasi di Jakarta ini ditargetkan dapat selesai pada bulan Kuartal III tahun 2021.

Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Perseroan, antara lain pekerjaan perencanaan, perijinan, persiapan, pekerjaan landscape, pekerjaan struktur, pekerjaan baja, pekerjaan arsitektur, pekerjaan Mechanical, Electrical & Plumbing (MEP).

Proyek pembangunan Maritime Tower ini terdiri dari 1 lantai basement, 6 lantai komersial & parkir, dan 24 lantai tower. Sampai dengan awal Mei 2021, progres pembangunan proyek Martime Tower telah mencapai 78,31 persen.

Bangunan ini juga memenuhi standar green building yang telah disertifikasi oleh lembaga Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan peringkat Gold.

Bentuk bangunan Maritime Tower memiliki konsep transformasi seperti bentuk kapal phinisi yang menjadi ciri khas tersendiri di lingkungan perkantoran dan komersial di Jakarta Utara.

Inovasi Dinding

Pembangunan proyek Maritime Tower ini menggunakan inovasi Dinding Penahan Tanah (DPT) Berlin Wall yang terbuat dari baja IWF 250.125 dan dikombinasikan dengan hollow 50.50 yang berfungsi sebagai rangka perkuatan yang menopang panel beton.

Metode DPT ini dilakukan untuk melindungi galian di area GWT/STP dengan material-material alternatif selain sheet pile baja/beton dengan harapan, pemasangannya tidak menimbulkan getaran yang dapat menggangu warga sekitar.

Pembuatan DPT ini dapat meningkatkan biaya efisiensi sekitar 50 persen dari penggunaan sheet pile baja. Pelaksanaan proyek ini mengimplementasikan BIM dan mengedepankan performance quality serta performance HSE dalam setiap proses pembangunannya.

Dikatakan, dengan tantangan atas situasi pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia salah satunya di Indonesia, perseroan sebagai salah satu perusahaan kontraktor terbaik terus menerapkan dan meningkatkan protokol kesehatan yang ketat untuk setiap proses pelaksanaan proyeknya.

Dengan penerapan protokol kesehatan yang baik dan ketat, perseroan membuktikan bahwa proyek yang dikerjakan masih bisa berjalan dengan baik dan normal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya