Archi Indonesia dan Bank Multiarta Sentosa Siap IPO, Sektor Apa yang Menarik?

PT Archi Indonesia Tbk dan PT Bank Multiarta Sentosa Tbk atau Bank Mas akan gelar IPO. Lalu apa saja sektor yang dapat dicermati pelaku pasar?

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 08 Jun 2021, 19:43 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2021, 19:43 WIB
IHSG Merosot hingga Diberhentikan Sementara
Pergerakan saham pada layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2020). IHSG pada perdagangan di BEI turun pada Kamis (10/9/2020) pada pukul 10.36 WIB IHSG turun tajam sebesar 5 persen pada level 4.892,87 atau turun 257,49 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Archi Indonesia Tbk dan PT Bank Multiarta Sentosa Tbk atau Bank Mas siap menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berada di sektor berbeda, Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, kedua perusahaan bisa menjadi incaran investor saat ini karena berada di sektor yang banyak dilirik.

"Sebenarnya emas masih cukup hot, tapi kalau kita bicara prospek perbaikan ekonomi, kalau sekarang trennya menuju ke arah digital. Semoga Bank Mas ini juga mengarah ke sana, karena memang kalau ke arah sana diminati juga oleh investor," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (8/6/2021).

Terkait prospek bank digital, Wawan menyebut, kerja sama dengan perusahaan fintech menjadi salah satu daya tarik agar bisa berkembang ke arah yang lebih baik.

"Karena memang bank digital ini diharapkan bisa gabung dengan fintech sehingga semakin berkembang ke depan. Jadi sangat baik untuk jangka panjang," ujarnya.

Tak hanya itu, semakin banyaknya masyarakat yang melek akan investasi membuat kedua perusahaan dinilai tepat melakukan IPO saat ini.

"Saya rasa kalau untuk investor selalu ada, terbukti dari data investor yang meningkat terus, lalu kalau kita lihat keuangan reksadana juga naik dibandingkan tahun lalu di masa pandemi," tuturnya.

Kegiatan yang tertunda dan masih banyaknya pekerja yang melakukan Work From Home (WFH) juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya investor di Tanah Air.

"Artinya apa, masyarakat ini ketika pandemi ada banyak kegiatan tertunda atau dibatalkan. Tapi memang uang tak terpakai sebenarnya ada, tinggal digunakan ke mana. Saham salah satu pilihannya. Bisnis model ini bagus dan bisa terus berkembang, serta tahan terhadap pandemi," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BEI Kantongi 21 Perusahaan untuk Proses IPO

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengantongi sejumlah nama-nama perusahaan yang berencana melakukan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Hingga Selasa, 8 Juni 2021, setidaknya ada 21 perusahaan yang ada dalam pipeline IPO BEI.

"Saat ini terdapat 21 perusahaan yang telah melakukan pendaftaran pencatatan saham yang saat ini sedang dievaluasi oleh Bursa,” ujar Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam kepada awak media, Selasa (8/6/2021).

Nyoman mengatakan, dari 21 perusahaan bakal IPO itu ada yang merupakan perusahaan e-commerce. Namun, ia enggan membeberkannya lebih detil.

"Terkait dengan e-commerce dalam pipeline, terdapat e-commerce yang telah menyampaikan dokumen. Untuk nama calon perusahaan tercatat, Bursa belum dapat menyampaikan sampai dengan OJK telah memberikan persetujuan atas penerbitan prospektus awal kepada publik,” kata dia.

Sementara untuk perusahaan BUMN maupun anak cucunya, Nyoman mengatakan belum ada yang terdaftar di pipeline IPO Bursa saat ini. Adapun klasifikasi aset perusahaan dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, sebagai berikut:  

• 3 Perusahaan aset skala kecil (aset dibawah Rp 50 Miliar) 

• 8 Perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 Miliar s.d. Rp 250 Miliar) 

• 10 Perusahaan aset skala besar (aset diatas Rp 250 Miliar) 

 

Sementara rincian sektornya adalah sebagai berikut: 

 

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials; 

• 3 Perusahaan dari sektor Industrials; 

• 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics; 

• 3 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals; 

• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals; 

• 2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;  

• 2 Perusahaan dari sektor Technology; 

• 1 Perusahaan dari sektor Healthcare; 

• 3 Perusahaan dari sektor Energy; 

• 1 Perusahaan dari sektor Financials; 

• 1 Perusahaan masih dalam proses evaluasi BEI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya