BEI Masih Gembok Perdagangan Saham DCII, Ini Alasannya

BEI melakukan suspensi atas saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan 17 Juni 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Jul 2021, 15:18 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 15:18 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) sejak 17 Juni 2021. Hal itu sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham DCII.

Berdasarkan Pengumuman Bursa No. Peng-SPT-00093/BEI.WAS/06-2021 pada 16 Juni 2021, Bursa melakukan suspensi atas saham DCII di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan 17 Juni 2021 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut.

Artinya, suspensi telah berjalan selama 32 hari bursa atau sekitar 1,5 bulan. Namun hingga kini, BEI masih belum membuka suspensi tersebut. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, saat ini Bursa masih melakukan pemeriksaan terkait transaksi atas perdagangan saham DCII.

"Saat ini pemeriksaan terkait transaksi atas perdagangan DCII masih berjalan,” jelas Nyoman kepada awak media, ditulis (30/7/2021).

BEI juga sempat melakukan suspensi atas saham DCII pada 15 Juni 2021. Suspensi kemudian dibuka kembali pada 16 Juni, dan saham DCII langsung naik 8.750 poin (17,41) persen ke level 59.000 per saham.

Saham DCII Menguat

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelum itu, saham DCII terus mengalami kenaikan hampir di sepanjang 2 minggu perdagangan. Saham mengalami titik balik pada akhir Mei lalu, mencatatkan penurunan 225 poin (1,92 persen) pada level 11.474 per lembar saham, tetapi terus menguat setelahnya.

Perseroan baru melantai di pasar modal pada 6 Januari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham Rp 420 per saham. Saham DCII tercatat meroket 14.000 persen dari harga IPO. Sejak saat itu, saham DCII terpantau mengalami suspensi sebanyak 5 kali.

Masuk Emiten Kapitalisasi Besar

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) terus menguat usai penghentian sementara perdagangan (suspensi) dibuka pada Rabu, 16 Juni 2021.

Hal itu mendorong kenaikan harga saham DCII mencapai puluhan ribu persen sepanjang tahun berjalan 2021 sehingga masuk 10 emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Mengutip data RTI, saham DCII naik 17,41 persen ke posisi Rp 59.000 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 16 Juni 2021. Saham DCII dibuka naik 250 poin ke posisi Rp 50.500 per saham. Saham DCII berada di posisi tertinggi Rp 60.300 dan terendah Rp 50.250 per saham.

Total frekuensi perdagangan 906 kali dengan volume perdagangan 1.720. Nilai transaksi harian saham Rp 10,2 miliar. Kapitalisasi pasar saham DCII mencapai Rp 140,64 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham DCII masuk 10 emiten kapitalisasi terbesar pada 16 Juni 2021. Saham DCII berada di posisi sembilan dari 10 saham emiten kapitalisasi besar. Posisi DCI Indonesia di bawah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). TPIA catatkan kapitalisasi pasar Rp 168 triliun.

Sepanjang tahun berjalan 2021, saham DCII sudah melambung 13.947 persen. Saham DCII berada di posisi terendah Rp 525 dan tertinggi Rp 60.300. Total frekuensi perdagangan 14.714 kali dengan nilai transaksi Rp 3,2 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya