Strategi Pilih Saham Ala Lo Kheng Hong, Mau Coba?

Saat berinvestasi, Lo Kheng Hong termasuk investor yang berorientasi pada fundamental perusahaan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Agu 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Lo Kheng Hong nampaknya tak asing lagi bagi pelaku pasar modal tanah air. Betapa tidak, pria yang sudah berkecimpung di pasar saham selama lebih dari 30 tahun ini, bahkan dijuluki Warren Buffett Indonesia.

Atas capaiannya itu, Lo Kheng Hong, begitu panggilan akrabnya, membeberkan sejumlah strategi yang ia terapkan selama ini. Saat berinvestasi, Lo Kheng Hong termasuk investor yang berorientasi pada fundamental perusahaan. Karakteristik utama yang ia lirik adalah profitabilitas dari perusahaan. "Pertama, perusahaan cuannya gede," kata Lo Kheng Hong dalam diskusi Virtual Panin Sekuritas, ditulis Minggu (1/8/2021).

Namun begitu, tak menutup kemungkinan ia juga akan melirik perusahaan yang mencatatkan kerugian. Dengan catatan, berdasarkan laporan keuangan pada tahun-tahun sebelumnya mencatatkan laba yang besar.

Sebagai gambaran, banyak perusahaan yang mencatatkan kerugian atau penurunan laba sepanjang 2020 lantaran ada pandemi COVID-19 yang mengganggu kinerja perusahaan. Namun, pada tahun-tahun sebelumnya perusahaan mampu mencatatkan laba yang besar. Saham perusahaan yang seperti itu kemungkinan juga akan diminati Lo Kheng Hong.

"2020 ada perusahaan yang labanya turun 99 persen. Saya lihat annual report tahun-tahun sebelumnya seperti apa. Ternyata naik. 2020 laba turun kan pandemi. Saya beli. Saya harapkan nanti 2022-2023 akan terulang seperti tahun sebelum pandemi,” kata Lo Kheng Hong.

Selanjutnya harga yang murah. Untuk perusahaan dengan kapitalisasi besar, nampaknya tidak masuk dalam kriteria Lo Kheng Hong. Hal ini karena umumnya perusahaan dengan kapitalisasi besar kisarah harganya juga tinggi. Namun, jika ada perusahaan dengan kapitalisasi besar, yang karena suatu sebab dijual dengan harga murah, ini bisa jadi pilihan.

"Saham big cap, dulu pernah pas sahamnya belum jadi big cap. Big com harga second liner atau saham second liner yang nantinya jadi big cap menarik,” kata Lo Kheng Hong.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sektor Saham Pilihan

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lo Kheng Hong mengaku tak terlalu ambil pusing mengenai kondisi makro dalam menentukan investasinya. Lo Kheng Hong lebih memilih fokus pada emiten atau perusahaan, dengan mempertimbangkan fundamental dan harga sahamnya.

"Saya tidak perhatikan makro. Tapi saya perhatikan mikro. Perusahaan itu sendiri yang saya lihat. Kalau saya temukan perusahaan yang bagus dengan harga murah, mercy dijual harga Avanza enggak peduli makronya seperti apa ya beli saja," ujar Lo Kheng Hong.

Adapun sektor yang menjadi pilihan Lo Kheng Hong saat ini, antara lain; perbankan, kelapa sawit, dan batu bara. Sementara untuk sektor yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan, yakni sektor teknologi, Lo Kheng Hong mengaku tidak tertarik.

Hal itu kembali lagi pada prinsip Lo Kheng Hong mengenai profitabilitas perusahaan. Sementara perusahaan di sektor teknologi dinilai belum bisa membukukan profitabilitas yang besar.

"Perbankan bagus. Kelapa sawit juga bagus, harga CPO tinggi tapi sahamnya masih murah. Batu bara juga bagus, harga batu bara sudah tinggi tapi sahamnya juga masih murah. Itu sangat prospek. (Sementara) perusahaan teknologi untungnya berapa,” kata Lo Kheng Hong.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya