Wall Street Tertekan Usai Risalah Rapat The Fed Beri Sinyal Pengurangan Stimulus

Wall street kembali melemah setelah keluar risalah pertemuan the Federal Reserve yang menunjukkan ada rencana tapering.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Agu 2021, 09:08 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2021, 05:53 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada Rabu, 18 Agustus 2021. Hal ini seiring investor mencerna risalah terbaru pertemuan the Federal Reserve (the Fed) mengenai rencana pengurangan stimulus atau tapering.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 382,59 poin atau 1,1 persen menjadi 34.960,69. Indeks S&P 500 merosot 1,1 persen menjadi 4.400,27. Indeks acuan utama tersebut mematahkan kenaikan selama lima hari berturut-turut. Indeks Nasdaq susut 0,9 persen menjadi 14.525,91.

The Fed menerbitkan risalah pertemuannya dari pertemuan Juli 2021 mengungkapkan diskusi tentang kemungkinan memutar kembali program pembelian obligasi bulanan pada 2021.

"Ke depan, sebagian besar mencatat, asalkan ekonomi berkembang secara luas seperti yang mereka antisipasi, mereka menilai mungkin tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset pada 2021,” tulis risalah tersebut dilansir dari CNBC, Kamis (19/8/2021).

Risalah mencatat ekonomi telah mencapai tujuannya pada inflasi dan "hampir puas" dengan kemajuan pertumbuhan pekerjaan. Yang pasti, risalah tersebut juga mencerminkan beberapa perpecahan di dalam the Federal Reserve dengan beberapa anggota lebih memilih untuk menunggu hingga awal 2022 untuk mulai mengurangi pembelian obligasi.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bakal Terjadi Volatilitas di Pasar

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sejak pertemuan Juli itu, ada peningkatan dukungan di dalam bank sentral untuk mengumumkan pengurangan pembelian obligasi pada September dan memulainya pada Oktober.

"Hanya ada ketidakpastian ini saat kami menyerahkan kebijakan fiskal dan moneter ke ekonomi untuk berjalan dengan sendirinya, Saya pikir pasar akan terus merasakan volatilitas,” ujar Rachael Aiken dari Rockland Trust.

Di sisi lain, data perumahan mulai turun tujuh persen pada Juli 2021 ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,53 juta unit, jauh di bawah harapan ekonom.

Investor juga menghadapi lebih banyak laporan keuangan dari ritel pada Rabu pekan ini. Saham Lowe melonjak 9,5 persen setelah pendapatan perusahaan kuartal terakhir melampaui harapan dengan penjualan lebih tinggi untuk rumah professional.


Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi dan Kekhawatiran Varian Delta COVID-19

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Saham T.J Maxx juga naik hampir 5,6 persen setelah laporan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. Saham Target susut sekitar 2,8 persen meskipun mengalahkan pendapatan kuartal II. Laba dan pendapatan perseroan melampaui harapan dan perusahaan menaikkan perkiraannya untuk semester II 2021. Hal ini dengan alasan awal yang baik untuk belanja kebutuhan kembali ke sekolah.

“Dalam jangka pendek, pasar akan tetap fokus pada pertumbuhan dan kekhawatiran varian delta,” ujar Chief Investment Officer for Independent Advisor Alliance.

Akan tetapi, saat melewati tantangan itu, Chris menuturkan, kabar baik tentang ekonomi dan pasar kerja akan memberi investor dorongan kepercayaan baru dan itu akan terjadi. “Mendorong pasar ke level tertinggi baru sebelum akhir tahun,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya