Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) telah membentuk Subholding Krakatau Baja Konstruksi pada 31 Agustus 2021. Subholding tersebut terdiri dari PT Krakatau Wajatama, PT KHI Pipe Industries, PT Krakatau National Resources, termasuk di dalamnya PT Krakatau Niaga Indonesia.
"Subholding Krakatau Baja Konstruksi ini merupakan subholding kedua yang sebelumnya telah dibentuk Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur pada Juni 2021,” ujar Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterbukaan informasi Bursa, Senin (13/9/2021).
Baca Juga
Adapun tujuan dari pembentukan subholding Krakatau Baja Konstruksi ini adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui penggabungan anak perusahaan.
Advertisement
Optimalisasi kinerja dengan beberapa inisiatif seperti program efisiensi, operational excellence, digitalisasi, penguatan pangsa pasar melalui strategi hilirisasi, serta membangun bisnis model yang lebih baik.
Subholding ini memiliki beberapa fasilitas produksi. Di antaranya pabrik baja tulangan dan baja profil dengan kapasitas 300 ribu ton per tahun, produk wire rod 500 ribu ton per tahun, dan produk pipa baja sebesar 230 ribu ton per tahun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembentukan Subholding
Bergerak di bidang trading dan distribusi besi dan baja, subholding ini mendukung pemasaran serta pengembangan bisnis baja hilir yang sudah dilakukan dan telah meluncurkan sembilan produk baja hilir sejak 2020.
Produk dari Subholding Krakatau Baja Konstruksi ini di antaranya baja profil (H dan I beam), baja tulangan beton, termasuk baja siku, pipa baja spiral, pipa baja Electric Welding Resistance (ERW). Serta produk- produk jadi seperti tower, jembatan baja, bangunan baja, tiang listrik baja, dan lain-lain.
Sedangkan produk baja hilirnya yaitu Welded I Beam & H Beam, Custom Plate, Floordeck, Electric Pole, baja ringan Galvalume berupa rangka atap Kanal C maupun Reng Asimetris, pelat talang, pipa Hollow, genteng metal, dan atap.
“Keunggulan Subholding Krakatau Baja Konstruksi antara lain menyediakan solusi aplikasi baja yang lengkap dan kompetitif kepada konsumen, baik untuk manufaktur, fabrikasi maupun custom project,” ujar Silmy.
Silmy mengatakan, proyek infrastruktur di Indonesia yang bernilai USD 470 miliar sepanjang 2020-2023, menjadi potensi bagi Subholding Krakatau Baja Konstruksi sebagai penyedia material baja terlengkap dari mulai material baja hingga produk jadi.
Kinerja Subholding Krakatau Baja Konstruksi sampai dengan Agustus 2021 mencatat nilai penjualan sebesar Rp3,4 triliun dan laba bersih sebesar Rp 111,9 miliar.
“Dengan modal kinerja yang baik ini, Subholding Krakatau Baja Kontruksi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk,” kata Silmy.
Advertisement
Deretan Proyek yang Pernah Ditangani
Silmy menuturkan, masing-masing perusahaan dalam subholding ini juga mempunyai pengalaman portofolio bisnis yang baik.
Beberapa proyek potensial yang pernah ditangani di antaranya proyek East Connection Taxiway Bandara Soekarno Hatta dengan PT Hutama Karya, proyek PLTA Peusangan Takengon PT Pembangunan Perumahan, dan proyek Pengadaan Transmisi 500 kV Sumatera PT Waskita Karya,
Selain itu, ada proyek water line pipe SPAM Gresik, proyek Dermaga Tanjung Mas PT Hutama Karya, proyek Senoro Gas Development Pertamina-Medco E&P, serta proyek North Duri Development PT Chevron Pacific Indonesia.
Perusahaan dalam subholding ini juga turut serta dalam proyek Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, pembangunan Jakarta International Stadium, Pertashop Pertamina, proyek Kereta Cepat Indonesia China, dan proyek-proyek baik nasional maupun swasta lainnya.