Rights Issue BRI Kelebihan Permintaan 1,53 Persen

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saham baru yang dikeluarkan Perseroan dalam aksi ini seluruhnya terserap oleh pasar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Sep 2021, 14:29 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 10:37 WIB
Dirut BRI Sunarso pada acara IDX Opening Bell: Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021) (Dok: tangkapan layar/Pipit R)
Dirut BRI Sunarso pada acara IDX Opening Bell: Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021) (Dok: tangkapan layar/Pipit R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) telah menyelesaikan rights issue. Dalam aksi tersebut, BRI melepas 28.213.191.604 saham baru atau 28,21 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saham baru yang dikeluarkan Perseroan dalam aksi ini seluruhnya terserap oleh pasar. Bahkan, ia mencatat terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) 1,53 persen.

"Sebanyak 28,2 miliar saham baru yang ditawarkan telah terserap seluruhnya dengan nilai mencapai Rp 95,9 triliun. Bahkan terjadi oversubscribe 1,53 persen,” kata dia IDX Opening Bell : Right Issue BRI, Rabu (29/9/2021).

Adapun dana yang diperoleh perseroan dari hasil rights issue ini setelah dikurangi seluruh biaya emisi akan digunakan utamanya untuk pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ultra mikro yang dilakukan melalui penyertaan saham perseroan dalam Pegadaian dan PNM.

Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyebut aksi ini sebagai sejarah baru di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Right issue ini mencatatkan sejarah baru dalam pasar modal Indonesia. Di mana dengan jumlah saham yang telah di exercise mencapai 28,2 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 96 triliun,” kata Inarno dalam kesempatan yang sama.

Inarno mengungkapkan, rights issue yang dilakukan oleh BRI tercatat sebagai yang terbesar di Indonesia dan tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Serta menduduki peringkat tiga tertinggi di Asia dan masuk tujuh besar di seluruh dunia sejak 2009.

"Ini tentunya suatu pencapaian yang sangat membanggakan terutama di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi covid-19,” kata dia. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rights Issue BRI

Gedung BRI (Dok: Istimewa)
Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Sebelumnya, seiring aksi korporasi rights issue, manajemen BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama atau sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I. 

Dari jumlah saham baru tersebut, sekitar 12,104 miliar lembar di antaranya adalah jatah publik. Adapun sisanya, pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas dan pengendali telah subscribe 16,1 miliar HMETD senilai Rp54,77 triliun dengan inbreng saham Pegadaian dan PNM kepada BRI.

Adapun pada perdagangan rights issue terakhir BRI, Rabu, 22 September 2021, Biro Administrasi Efek Datindo Entrycom mencatat jumlah HMETD yang telah di-exercise mencapai 27,48 miliar lembar saham termasuk inbreng pemerintah. Sehingga capaian nilai rights issue BRI mencapai Rp93,4 triliun atau sekitar 97,4 persen dari total aksi korporasi tersebut.

Dengan pencapaian itu, membuat BRI menorehkan sejarah sebagai rights issue terbesar di kawasan Asia Tenggara. Juga peringkat 3 rights issue terbesar di Asia dan nomor 7 di seluruh dunia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya