Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten menggelar pemecahan nilai nominal saham atau stock split pada 2021. Analis menilai, aksi stock split yang dilakukan emiten ini akan membuat investor terutama ritel masuk pasar saham.
Head of Equity Trading PT MNC Sekuritas, Frankie Prasetio menuturkan, stock split umum dilakukan oleh emiten untuk memperbanyak jumlah saham beredar. Stock split ini dilakukan untuk membuat harga per sahamnya menjadi lebih murah untuk investor ritel sehingga likuiditasnya lebih besar.
“Hal ini tentunya akan membuat investor lebih bergairah untuk berinvestasi di saham tersebut sehingga sahamnya juga ikut terkerek naik,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (24/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Adapun PT Bank Central Asia Tbk baru menggelar stock split jelang akhir Oktober 2021. Harga saham baru BCA resmi diperdagangkan pada 13 Oktober 2021. Hal ini seiring aksi korporasi perseroan melalui stock split dengan rasio 1:5 (1 saham dipecah menjadi 5 saham baru).
Nilai nominal per saham BBCA sebelum stock split adalah Rp 62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split menjadi Rp 12,5.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja sebelumnya mengatakan, dengan harga baru BCA, saham BBCA dapat diserap oleh investor terutama investor ritel.
Jahja mengatakan, pihaknya menyadari perkembangan pasar modal Indonesia dan meningkatnya investor yang bergabung di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi korporasi stock split saham BBCA itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia sesuai komitmen perseroan sejak awal mencatatkan saham di BEI.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada sekitar delapan emiten yang sudah menggelar stock split sepanjang tahun berjalan 2021. Emiten itu antara lain PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD).
Selain itu, ada PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Berikut rincian stock split yang dilakukan emiten tersebut:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saratoga hingga Garudafood
1.PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) akan menggelar pemecahan nilai nominal saham atau stock split dari Rp 100 menjadi Rp 20 per lembar saham.
Rasio stock split tersebut 1:5. Keputusan stock split tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 28 April 2021.
2.PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menggelar stock split atau pemecahan nilai nominal saham setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 Maret 2021.
Perseroan akan gelar stock split dengan perbandingan 1:5 dari nilai nominal sebelumnya Rp 500 per saham menjadi Rp 100.
3. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) memecah nilai nominal saham atau stock split dari Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham.
Stock split PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Juni 2021. Perseroan melaksanakan stock split dengan rasio 1:5.
Advertisement
Buyung Poetra Sembada hingga BCA
4.PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), emiten produsen beras mendapatkan restu pemegang saham untuk melakukan perubahan atau pemecahan nilai nominal saham (stock split) pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu, 27 Januari 2021. Perubahan stock split HOKI telah disepakati dengan rasio 1:4 dari semula Rp 100 per saham menjadi Rp 25 per saham.
5.PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK)
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk melakukan stock split dari nilai nominal sebelumnya adalah sebesar Rp 200 per saham menjadi Rp 20 per saham. Rasio stock split itu 1:10.
6.PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA)
PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) akan memecah nilai nominal saham atau stock split. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 Juli 2021.
PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk akan menggelar stock split dengan rasio 1:2. Dengan demikian, pemecahan nilai nominal saham dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham.
7.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk/BCA (BBCA) akan melaksanakan stock split dengan rasio 1:5. Artinya, setiap 1 saham yang ada saat ini dipecah menjadi 5 saham baru.
Rencana tersebut telah disetujui pemegang saham BCA dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan pada 23 September 2021.
Nilai nominal per saham BBCA saat ini adalah Rp 62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split akan menjadi sebesar Rp 12,5.
8. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)
Emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Dengan pemecahan nilai nominal saham itu dari Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham.
PT Medikalola Hermina Tbk telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk gelar stock split dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada 2 Juni 2021.