IHSG Berpotensi ke 6.750 Setelah Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Dengan kenaikan IHSG 1,26 persen pada Jumat, 19 November 2021 membawa IHSG tumbuh 12,40 persen secara year to date.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Nov 2021, 18:59 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2021, 18:59 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Analis prediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat kembali sentuh rekor tertinggi baru. Hal ini setelah IHSG menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa di 6.720.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/11/2021),  IHSG naik 1,26 persen ke posisi tertinggi sepanjang masa di 6.720,26.

Pada perdagangan saham  jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.720,98 dan terendah 6.651,77. IHSG sentuh posisi tertinggi secara intraday di 6.720,98 dari sebelumnya di 6.714 pada 12 November 2021.

Sebelumnya, IHSG pernah sentuh level tertinggi pada penutupan perdagangan Kamis, 11 November 2021 di 6.691,34. Dengan kenaikan IHSG 1,26 persen membawa IHSG tumbuh 12,40 persen secara year to date.

Data perdagangan pada Jumat pekan ini juga mencatat kenaikan. Total frekuensi perdagangan tercatat 1.292.875 kali dan nilai transaksi harian Rp 13,40 triliun. Volume perdagangan 20,19 miliar saham. Kapitalisasi pasar tercatat Rp 8.246 triliun.

Namun, investor asing melakukan aksi jual Rp 141,22 miliar pada Jumat, 19 November 2021. Total transaksi pembelian saham oleh investor asing mencapai Rp 38,35 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG cukup baik pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Ia mengatakan, IHSG menguat didorong neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang surplus pada kuartal III 2021. Tercatat NPI surplus USD 10,7 miliar atau setara Rp 152,2 triliun, setelah defisif USD 0,4 miliar pada kuartal sebelumnya.

Kinerja NPI itu didukung oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari kuartal sebelumnya yang tercatat defisit. Selain surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat.

Transaksi berjalan pada kuartal III 2021 mencatat surplus, terutama ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang naik signifikan.

Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat surplus USD 4,5 miliar (1,5 persen dari PDB), setelah pada kuartal sebelumnya defisit USD 2 miliar (0,7 persen dari PDB).

"Ya dengan neraca perdagangan yang surplus, hal ini berarti ekspor lebih besar dari impor. Berarti kondisi ekonomi sudah mulai pulih dan baik. Pengaruhnya berarti Indonesia masih baik untuk berinvestasi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sedangkan dari sentimen global sepi sentimen. “Dari eksternal pergerakan Bursa Amerika Serikat mixed dan juga dari bursa Asia pun juga mixed. Nampaknya juga minim sentiment,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Prediksi IHSG

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Herditya perkirakan, seiring IHSG tembus 6.714 secara teknikal, IHSG berpotensi ke 6.750-6.800.”Selama IHSG masih mampu bergerak di atas 6.621, kami perkirakan pergerakan IHSG cenderung melanjtukan penguatannya ke 6.750-6.800,” kata dia.

Herditya mengatakan, ada peluang penguatan terbatas untuk IHSG pada Senin, 22 November 2021. Dengan IHSG sentuh rekor baru, Herditya mengatakan pelaku pasar dapat terapkan strategi trading dahulu. “Untuk sentiment nampaknya dari ancaman kenaikan COVID-19,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya