Liputan6.com, Jakarta - DBS Group Holdings mengumumkan penunjukkan Helge Muenkel sebagai Chief Sustainability Officer baru di Climate Impact X (CIX), sejak Rabu, 26 Januari 2022.
Hal tersebut disampaikan DBS Group melalui siaran pers ditulis Kamis, (27/1/2022). Climate Impact X merupakan perusahaan patungan milik DBS, SGX, Standard Chartered Bank dan Temasek, pada November 2021.
Helge Muenkel akan menggantikan Mikkel Larsen, yang ditunjuk sebagai Chief Executive Officer (CEO). Helge bergabung dengan DBS setelah mengundurkan diri dari ING, tempat ia berkarier 10 tahun dan terakhir menjabat sebagai Kepala Asia Pasifik, Keuangan Berkelanjutan, dan Pasar Modal Global.
Advertisement
Selama di jabatan tersebut, Helge berhasil menumbuhkan bisnis bank di kawasan, yaitu layanan konsultasi terkait keberlanjutan dan keuangan berkelanjutan melalui berbagai produk.
Helge juga menjadi bagian dari tim manajemen Keuangan Berkelanjutan dan Pasar Modal Global ING serta Dewan Kualitas Keuangan Berkelanjutan global ING. Sebelum bergabung dengan ING, ia menghabiskan lebih dari 12 tahun dalam berbagai jabatan di Deutsche Bank AG dan UniCredit Group, yang membawanya bertugas di berbagai kota di Eropa, AS, dan Asia-Pasifik.
CEO DBS Bank Piyush Gupta mengatakan masalah iklim semakin mendesak. Melalui keuangan berkelanjutan, bank memainkan peran kunci dalam menggalakkan dan mengatasi dampaknya. DBS khususnya, berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada 2050.
"Pada saat yang sama, masalah kesenjangan sosial juga muncul selama pandemi, hal yang patut mendapat perhatian sungguh-sungguh, dan DBS terus melanjutkan upaya gencar untuk mendukung usaha kecil dan masyarakat," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sekilas Profil
Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang keberlanjutan dan perbankan, Hegel diyakini berada di tempat yang tepat untuk membangun komitmen DBS dan mengarahkan upaya DBS untuk membuat dampak ESG (Environmental Social Governance atau tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan yang memiliki peran penting dalam dunia bisnis saat ini) lebih besar di seluruh kawasan.
Sebagai advokat keberlanjutan aktif, Hegel memimpin Kelompok Kerja Pengungkapan terkait keberlanjutan di Panel Penasihat Industri atau Industry Advisory Panel (IAP), yang disponsori dan mendukung 10 Kementerian Keuangan dan Regulator Pasar Modal ASEAN. IAP bertujuan menciptakan ekosistem keuangan berkelanjutan di seluruh negara anggota di ASEAN.
Hegel juga secara teratur terlibat dengan kelompok yang berfokus pada keberlanjutan, seperti, International Capital Market Association (ICMA) dan Asia Securities Industry & Financial Markets Association (ASIFMA).
Hegel meraih gelar Master di bidang Ekonomi dari Universitas Munich, dengan keahlian di bidang Ekonomi Pembangunan. Dia juga memiliki gelar pascasarjana dalam bidang Keberlanjutan dari Universitas Cambridge dan analis keuangan pemegang sertifikat Chartered Financial Analyst (CFA).
Advertisement
Mendukung Bisnis
Untuk mendukung berbagai bisnis selama masa transisi, DBS berkomitmen menyediakan dana SGD50 juta untuk proyek energi bersih dan terbarukan serta proyek ramah lingkungan hingga 2024.
DBS juga menjadi bank Singapura pertama menawarkan pendanaan transisi dan bank pertama di dunia meluncurkan Kerangka Kerja Keuangan Berkelanjutan dan Transisi dantaksonomi pada 2020.
Selain itu, DBS adalah bank Singapura pertama menjadi penandatangan Net-Zero Banking Alliance (NZBA), yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Melalui NZBA, DBS berkomitmen melakukan peralihan emisi gas rumah kaca (GRK) dari kegiatan operasional dan terkait dari portofolio pinjaman dan investasinya untuk diselaraskan dengan jalur menuju emisi nol bersih pada 2050 atau sebelumnya.
DBS juga menjadi anggota kunci Banking for Impact, konsorsium terkemuka dunia untuk mengusulkan aturan pelaporan dampak lingkungan dan sosial baru bagi bank.
Untuk menciptakan dampak sosial positif, pada 2021, DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme mengucurkan dana hibah 3 juta dolar Singapura untuk 19 wirausaha sosial untuk mengembangkan dan memperluas jangkauan bisnis mereka. Sejak 2015, sudah lebih dari 10 juta dolar Singapura dianugerahkan kepada 93 wirausaha sosial melalui program tersebut.
Reporter: Elizabeth Brahmana