Liputan6.com, Jakarta - Lo Kheng Hong, investor kondang tanah air menyebutkan ada hujan emas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi tersebut berlangsung selama pandemi covid-19 utamanya pada awal kemunculannya pada 2020.
Lo Kheng Hong menjelaskan, saat itu indeks harga saham gabungan (IHSG) bahkan anjlok hingga level 3.900. Sehingga banyak perusahaan bagus yang harga sahamnya ikut merosot. Sebagai investor fundamental, Lo Kheng Hong menilai momentum ini sangat potensial.
Baca Juga
“Pada waktu pandemi ada hujan emas di BEI. Jadi ketika pandemi kita harus bawa ember yang besar dan kita tampung emas-emas itu. Kita beli perusahan yang bagus dengan harga yang murah," ungkap Lo dalam diskusi virtual - Investasi di 2022: It's my dream, ditulis Rabu (9/2/2022).
Advertisement
“Kalau kita simpan setahun saja sampai 2021 kita sudah untung berkali-kali lipat,” imbuhnya.
Lo Kheng Hong membeberkan sejumlah sektor saham potensial yang bisa dilirik utamanya selama pandemi. Pertama, ada perbankan. Lo Kheng Hong menilai pemulihan di sektor ini relatif lebih cepat dibandingkan sektor lainnya. Kemudian komoditas, seperti batu bara.
Ia menilai, harga batu bara telah meroket dari semula di kisaran USD 50 per ton, naik sampai USD 200 per ton.
"Tentu itu sangat menarik, jadi labanya juga akan meningkat banyak sekali,” kata dia.
Sektor selanjutnya yakni perkebunan kelapa sawit atau CPO. Sama seperti baru bara, harga CPO juga mengalami kenaikan signifikan dari smeula di kisaran RM 2.000 per ton, naik sampai RM 5.400 per ton.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Saham yang Menguat
Selain itu, Lo juga menyebutkan sejumlah sektor yang semula kinerjanya biasa saja, tetapi meroket saat pandemi. Di antaranya pelayaran atau logistik dan kaca.
"Ada sektor yang biasanya biasa saja, tiba-tiba jadi bagus sekali, misalnya pelayaran, kontainer. Tiba-tiba tarif kontainer bisa naik, sehingga labanya juga meningkat berlipat-lipat, padahal biasanya perusahaan pelayaran labanya biasa-biasa saja,” ujar Lo.
"Kemudian perusahaan kaca. tiba-tiba labanya jadi melonjak sekali,” ia menambahkan.
Advertisement