Lima Emiten Ini Berpotensi Terdepak dari BEI, Apa Saja?

Ada lima emiten yang berpotensi didepak bursa, berikut ulasannya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Feb 2022, 21:39 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2022, 16:49 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengingatkan potensi penghapusan saham atau delisting sejumlah emiten.

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/2/2022), ada lima emiten yang berpotensi didepak bursa. Lima emiten tersebut yakni, PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB), PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA), dan PT Siwani Makmur Tbk (SIMA).

Berdasarkan peraturan Bursa Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham, BEI dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila mengalami beberapa kondisi.

Dalam ketentuan III.3.1.1, bursa dapat melakukan delisting terhadap perusahaan tercatat mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat.

Baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai. Pada ketentuan III.3.1.2, saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

Adapun masa suspensi saham SIMA, MABA, dan SKYB di pasar reguler dan pasar tunai telah mencapai 24 bulan pada Kamis, 17 Februari 2022. Sementara HOME telah mencapai masa suspensi 24 bulan pada 3 Februari 2022, dan RIMO pada 11 Februari 2022.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pemegang Saham

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemegang saham HOME per 30 September 2020 yakni PT Yuanta Securities Indonesia sebesar 9,57 persen atau 2.126.279.700 lembar saham. Sisanya 20.085.915.082 lembar atau 90,43 persen dimiliki oleh masyarakat.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2019, pemegang saham SKYB paling banyak yakni masyarakat sebesar 31,5 persen atau 184.356.900 lembar. Disusul kepemilikan oleh Ora Pro Nobis Internasional sebesar 18,37 persen atau 107.444.000 lembar.

Kemudian Tres Maria Capital Ltd 15,29 persen atau 89.420.000 lembar, Reksa Dana Narada 10 persen atau 61.319.300 lembar, DBS Bank Ltd SG-PB Clients 9 persen atay 52.646.100.

Serta Komisaris Utama Perseroan, Erry Sulistio sebanyak 44.563.700 lembar atau 7,62 persen, dan PT Syailendra Capital 45.250.000 lembar atau 7,74 persen.

Selanjutnya, pemegang saham RIMO menurut laporan keuangan per 31 Januari 2022, sebesar 10 persen atau 4.769.888.939 lembar dimiliki oleh NBS Clients. Lalu 5,67 persen atau 2.556.148.021 lembatr dimiliki oleh Direktur Utama Perseroan, Teddy Tjokrosaputro.

PT Asabri tercatat masih genggam 5,45 persen saham RIMO atau sebanyak 2.455.285.085 lembar, dan sisanya 78,3 persen atau 35.299.277.955 dipegang oleh publik.

Pemegang saham MABA per 31 Desember 2019, yakni 15,07 persen atau 2.315.152.000 dimiliki oleh PT Saligading Bersama. Lalu 12,62 persen atau 1.938.433.800 lembar digenggam oleh Hendra Brata.

Selanjutnya Direktur Utama Perseroan, Adrian Bramantro dan Laksmi Dyah Anggraini masing-masing 0,15 persen atau 23.700.000 lembar. Disusul Direktur Perseroan, Laodenti K Jacobs dengan kepemilikan 0,01 persen atau 136.000 lembar, serta sisanya 72,01 persen atau 11.064.109.112 dimiliki oleh masyarakat.

Terakhir, ada SIMA yang 94,17 persen sahamnya atau sebanyak 416.781.871 lembar digenggam oleh masyarakat. 5,83 persen atau 25.808.000 lembar dimiliki oleh PT Yuanta Securities Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya