Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). IPO AADI ini setali dengan upaya spin off bisnis batu bara termal oleh perusahaan induk, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Investor diingatkan untuk mencermati strategi terkait saham ADRO dan AADI menjelang momen penting, yakni ex-dividen tambahan ADRO dan dan IPO AADI. Tim Riset Stockbit Sekuritas mencoba menganalisis opsi yang optimal bagi investor ADRO terkait aksi korporasi spin–off Adaro Andalan Indonesia melalui langkah IPO.
Advertisement
Baca Juga
Pertama yakni cermati dari sisi valuasi, Analis Stockbit Sekuritas, Vivi Handoyo membedah dari sisi valuasi. Menurut dia, ketertarikan investor terhadap saham ADRO sangat tergantung pada apakah valuasi saat ini dianggap wajar.
Advertisement
"Skenario dasar (base-case) menunjukkan ADRO berpotensi dihargai di Rp 1.900 per saham, implied PE 6,6x untuk tahunan 1H24), sementara AADI diestimasi di Rp 10.900 per saham (PE 5x tahunan 1H24)," ulas Vivi dalam siaran ADRO & AADI 101: Intro, Scenario Analysis, Q&A, Jumat (23/11/2024).
Catatan saja, tidak ada periode lock-up bagi investor ritel yang berpartisipasi dalam program Penawaran Umum Terbatas (PUPS) atau IPO AADI. Sehingga jangan terkejut jika ADRO ARB pada tanggal ex-dividen pada 28 November 2024.
"Proses price discovery ADRO dan AADI di pasar akan volatil. Pasar mungkin bereaksi berlebihan terhadap penurunan harga ADRO setelah ex-dividen 28 November 2024, dan Anda hanya akan tahu bagaimana pergerakan saham AADI setelah IPO yakni pada 5 Desember 2024," beber Vivi.
Vivi mengingatkan agar tidak membeli ADRO hanya untuk mendapat dividen spesial. Jika investor memegang ADRO hingga tanggal ex-dividen 28 November 2024, menurut Vivi investor sebaiknya menebus hak PUPS untuk AADI guna mengimbangi penurunan harga saham ADRO.
Â
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Dua Opsi
Sebelumnya Investment Analyst Stockbit, Hendriko Gani menyebutkan ada dua opsi bagi investor ADRO. Pertama, berpartisipasi pada penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) AADI.
Opsi ini kemudian dipecah pecah lagi ke dalam 3 skenario. Pada Base–case scenario, mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 6,6x PE untuk ADRO. Lalu pada bull–case scenario, mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 8,9x PE untuk ADRO.
"Sementara pada bear–case scenario, mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 3,8x PE untuk ADRO," ulas Hendriko dalam risetnya.
IPO AADI dilakukan bersamaan dengan rencana pembagian dividen tambahan oleh Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). ADRO berencana melakukan pembagian dividen tambahan dividen tunai final dalam jumlah sebesar-besarnya sampai dengan USD 2,63 miliar. Dividen tambahan itu mengacu pada saldo laba perseroan per 31 Desember 2023.
"Berdasarkan perhitungan kami, investor ADRO yang menggunakan dividennya untuk berpartisipasi dalam PUPS AADI berpotensi lebih diuntungkan," kata Hendriko.
Â
Advertisement
Prospek Saham
Harga saham ADRO kemungkinan besar akan turun setelah spin–off AADI dan pembagian dividen seiring berkurangnya potensi laba bersih setelah spin–off. Jika harga saham ADRO tidak mengalami penurunan setelah spin–off, maka ADRO berpotensi diperdagangkan pada valuasi 13,3x PE.
Sementara, harga saham AADI berpotensi mengalami re–rating ke level 5x PE, yang kami anggap sebagai level yang lebih wajar dan konservatif. Level 5x PE tersebut masih berada di bawah mean historis 5 tahun ADRO di level 6,9x PE, serta valuasi emiten batu bara lainnya seperti PTBA (7,7x PE FY24F annualized) dan ITMG (6,87x PE FY24F annualized).
Menggunakan skenario terburuk dalam bear–case scenario, di mana saham ADRO divaluasi hanya menggunakan 50% cash + 50% holding discount (setara 3,8x PE), investor berpotensi hanya membukukan kerugian -5,7%.
"Angka ini masih lebih kecil dibandingkan potensi kerugian jika investor tidak mengeksekusi PUPS AAI, yakni sekitar -14,9%,"Â ujarHendriko.
Dalam jangka panjang, valuasi ADRO akan dipengaruhi sentimen market dan laba bersih dari pengembangan proyek smelter aluminium dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang masing–masing diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2025 dan tahun 2030. Opsi Tidak Berpartisipasi dalam IPO AADI.
Â
Â
Â
Asumsi Dasar
Sementara itu, Tim Riset Stockbit melihat investor yang hanya mengambil dividen dan tidak berpartisipasi pada PUPS AADI berpotensi mendapatkan return yang lebih rendah atau bahkan berisiko mengalami kerugian ketimbang investor yang berpartisipasi dalam PUPS AADI.
Hal ini karena investor yang tidak berpartisipasi dalam PUPS AADI akan menghadapi potensi penurunan harga saham ADRO tanpa mendapatkan potensi upside dari kenaikan harga saham AADI.
"Hak penebusan PUPS AADI juga tidak dapat dijual. Investor yang mengambil opsi ini berpotensi kehilangan bisnis batu bara termal ADRO pada valuasi 2,7x PE 1H24 annualized, lebih rendah dari mean historis 5 tahun ADRO dan peers–nya," kata Hendriko.
Hendriko menjelaskan, beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam perhitungannya, antara lain harga pembelian ADRO menggunakan harga penutupan bursa hari Selasa (12/11) di level Rp 3.820 per saham. Kemudian, dividen yang dibayarkan ADRO mencapai level maksimum, yakni Rp 1.352 per saham.
Adapun pembayaran dividen dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan PUPS. Harga PUPS AADI setara dengan batas atas kisaran harga IPO di level Rp 5.900 per saham, yang juga merupakan batas maksimum dari kisaran harga PUPS.
"Selain itu, kami juga memperhitungkan rasio pemesanan sebesar 100:23 (setiap kepemilikan 100 saham ADRO akan mendapatkan hak untuk memesan 23 saham AADI pada PUPS) dan kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar 15.811," ujar Hendriko.
Advertisement