Liputan6.com, Jakarta -- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) menyetujui pembagian dividen total Rp 26,4 triliun untuk tahun buku 2021.
Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan, dividentersebut merupakan 85 persen dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2021, yakni sebesar Rp 31,6 triliun.
"85 persen laba atau tepatnya Rp 26,4 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai yang akan dibagikan kepada pemegang saham," kata Sunarso dalam konferensi pers usai RUPST, Selasa (1/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Sunarso menambahkan, dengan asumsi ada pengalihan treasury stock sebelum tanggal cum date, dividen akan dibagikan sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 174,24 per lembar saham. Angka itu meningkat signifikan dibandingkan dividen per lembar saham 2020 sebesar Rp 98,98 per lembar saham.
Sementara sisa dari laba sebesar 15 persen atau Rp 4,59 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Dengan dividen pay out ratio tersebut maka pemerintah selaku pemegang 53,19 persen saham BRI akan meraup Rp 14,04 triliun dari perseroan.
Besarnya pembagian dividen tahun ini menurut Sunarso tak jadi soal. Lantaran tahun lalu perseroan menambah modal cukup besar lewat rights issue. Sehingga pemodalan perseroan masih sangat kuat.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Rakyat Indonesiamasih 25 persen dengan likuiditas BRI juga masih sangat memadai, tercermin dari Loan to deposit Ratio (LDR) perseroan di level 83 persen.
"BRI memiliki struktur permodalan yang sangat kuat. Kemudian memiliki likuiditas yang memadahi dan optimal. Sehingga meskipun 85 persen laba dibagikan dalam bentuk dividen, tidak akan mengurangi kemampuan BRI untuk tumbuh terutama tahun ini dan tahun depan,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja BRI 2021
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) berhasil mencatatkan laba bersih (bank only) sebesar Rp 32,22 triliun. Raihan laba bersih itu tumbuh 75,53 persen year on year (yoy).
Direktur Utama BRI, Sunarso menuturkan, pertumbuhan laba BRI ditopang oleh kinerja kredit dan penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh secara positif, disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
Pada saat bersamaan, perseroan juga mampu mengelola portofolio mix serta kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield asset.
"Raihan laba sebesar 32,22 triliun ini membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholder di tengah kondisi yang sangat menantang saat ini,” kata Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Kamis, 3 Februari 2022.
Sampai akhir Desember 2021, kredit yang disalurkan oleh BRI secara bank only tumbuh 7,16 persen yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara perbankan nasional yang hanya tumbuh 5,24 persen.
Sunarso mengungkapkan, seluruh segmen kredit di BRI tumbuh positif, terutama drivernya adalah di kredit segmen mikro. Rinciannya, untuk segmen mikro tumbuh 12,98 persen yoy, disusul konsumer 3,97 persen yoy. Kemudian kecil dan menengah 3,55 persen yoy, serta korporasi tumbuh 2,37 persen yoy.
Dari sisi manajemen risiko, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen.
Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai. Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp 156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun.
Adapun untuk penghimpunan DPK sampai dengan akhir Desember 2021 tumbuh 7,14 persen yoy dengan dana murah (CASA) tercatat tumbuh 11,18 persen yoy.
Advertisement
Kinerja Konsolidasi
Hingga akhir kuartal IV 2021, aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp 1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23 persen yoy. Untuk total kredit dan pembiayaan grup BRI mencapai Rp 1.042,87 triliun.
Rinciannya, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp 483,89 triliun, segmen kecil dan menengah sebesar Rp 240,35 triliun, segmen korporasi sebesar Rp 168,27 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp 150,35 triliun.