Laba CLEO Naik 36 Persen pada 2021, Ini Faktor Pendorongnya

PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mencatat penjualan Rp 1,1 triliun dan laba bersih Rp 180 miliar pada 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Mar 2022, 07:45 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 07:45 WIB
Pabrik PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) (Dok: PT Sariguna Primatirta Tbk)
Pabrik PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) (Dok: PT Sariguna Primatirta Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) berhasil mencatatkan pertumbuhan sepanjang 2021. Produsen air minum kemasan Cleo ini  membukukan kenaikan laba tahun berjalan menjadi Rp 180 miliar atau meningkat 36,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 132 miliar.

Kenaikan ini didorong oleh performa CLEO yang terus menjaga kualitas produk dan meningkatkan penyebaran produk agar dapat memenuhi kebutuhan air minum di Indonesia. Salah satu aksi yang dilakukan perseroan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan membuka pabrik-pabrik baru di luar wilayah Jawa.

"Kami bersyukur bahwa dibalik kondisi yang serba dibatasi karena adanya Covid-19, masih ada harapan baik bagi industri AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) seperti CLEO. Di mana kami berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 1,1 triliun atau tumbuh 13,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Wakil Direktur Utama PT Sariguna Primatirta Tbk, Melisa Patricia dalam keterangan resmi, Rabu (30/3/2022).

Ia menambahkan, peningkatan ini tidak terlepas dari upaya perseroan yang mampu mempertahankan kepercayaan pelanggannya terhadap produk-produk yang diberikan. Dengan demikian membuat permintaan produk-produk perseroan terus meningkat.

"Untuk dapat terus memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Indonesia, kami terus melakukan ekspansi dengan gencar membuka pabrik di luar wilayah Jawa yang bertujuan agar dapat memperluas jangkauan distribusi produk produk kami," ujar dia.

Selain memperluas jangkauan distribusi, pembukaan pabrik ini juga menjadi upaya perseroan dalam melakukan penghematan biaya pengiriman. Adapun wilayah tersebut, yaitu wilayah Sumatera dan Kalimantan, di mana biaya pengiriman ke wilayah tersebut cenderung tinggi.

Selain itu, perseroan juga melihat wilayah tersebut memiliki letak strategis sehingga dalam proses distribusi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.

Perseroan berharap, dengan ekspansi ini masyarakat Indonesia dapat menjangkau berbagai produk Sariguna Primatirta dengan mudah.

Di sisi lain, perseroan juga terus berupaya mengembangkan bisnisnya dengan terus mencari peluang dan terus berusaha mengembangkan produk dengan berbagai inovasi lainnya.

"Ke depan perseroan diharapkan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang kembali pulih dan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan yang tinggi, dapat menjadi peluang besar bagi bisnis CLEO. Maka dengan peluang tersebut, CLEO optimis dapat mempertahankan kinerja baik hingga akhir tahun ini,” ujar  Melisa.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham CLEO

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Selasa, 29 Maret 2022, saham CLEO naik tipis 0,46 persen ke posisi Rp 438 per saham.

Saham CLEO berada di level tertinggi Rp 442 dan terendah Rp 434 per saham. Total volume perdagangan 5.333.100 saham dengan nilai transaksi Rp 2,3 miliar. Total frekuensi perdagangan 877 kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya