Sambut Hari Kartini, Begini Cara Perempuan Agar Tetap Bisa Investasi

Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April juga menjadi momen refleksi bagi perempuan termasuk menata keuangan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Apr 2022, 21:32 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2022, 21:32 WIB
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Kartini tiap 21 April acap menjadi momen refleksi atas peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Seiring perkembangannya, perempuan kini memiliki ruang lebih besar untuk berpartisipasi dalam berbagai hal, termasuk urusan investasi.

Meski memiliki persamaan dari sisi hak, tetapi rupanya terdapat perbedaan dalam strategi investasi meski tak terlalu signifikan. Perencana Keuangan OneShildt Consulting, Risza Bambang menilai, laki-laki dan perempuan secara rata-rata punya perbedaan dalam naluri dan perasaan.

“Mungkin ini bisa berakibat pada perilaku berinvestasi, baik dalam memilih instrumen investasi, tingkat risiko, kepraktisan akses dan pelayanan, serta tingkat keuntungan yang diperoleh. Tentunya ini juga dipengaruhi oleh kebiasaan kehidupan selama ini dan jangka waktu horison atas tujuan investasinya,” ujar Risza kepada Liputan6.com, Rabu (20/4/2022).

Biasanya, perempuan memiliki pengeluaran yang lebih banyak dibanding laki-laki. Terlebih saat sudah menikah, biasanya keperluan rumah tangga banyak diurus oleh perempuan. Ini sebabnya perempuan sering diposisikan sebagai bendahara keluarga. Untuk itu, perlu strategi agar investasi tetap jalan.

Menurut Risza, investasi sebaiknya dimulai sejak dini pada saat sudah memiliki penghasilan, apapun bentuknya. Idealnya, setoran investasi disisihkan pada saat awal menerima penghasilan, bukan berharap ada sisa penghasilan akibat belanja-belanja baik rutin, wajib, dasar maupun keinginan.

“Berharap ada sisa penghasilan di saat akhir sama seperti pungguk merindukan bulan, karena ini hanya ada di dalam angan-angan. Secara general, maka ini sulit diaplikasikan dalam kehidupan kita mengingat natural sifat manusia yang lemah atas godaan belanja dengan segala strategi promosinya,” kata Risza.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Disiplin Sisihkan Dana untuk Investasi

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Untuk itu, investor harus disiplin untuk sisihkan minimal 10 persen atau sesuai kemampuan dan kemauan di saat menerima penghasilan.

Bahkan, Risza menilai perlu dipikirkan untuk melakukan investasi secara otomatis dengan autodebet atau mekanisme pemotongan digital tanpa perlu ada effort untuk transfer manual.

Catatan saja, bagi pemula disarankan memilih instrumen investasi yang memiliki risiko rendah. Jika sudah mengetahui cara kerja pasar moda, boleh beralih pada instrumen lain siring dengan profil risiko masing-masing.

"Tidak ada rule of thumb atas jenis instrumen investasi yang paling cocok, namun pemula janganlah berinvestasi pada produk-produk derivatif atau bahkan direct investment. Bisa mulai dengan pasar uang, reksa dana pasar uang atau campuran, obligasi pemerintah dan lain-lain yang beresiko rendah,” tandasnya.

 

Sebelum Investasi Kumpulkan Uang Dingin Dahulu, Ini Alasannya

Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Sebelumnya, Co Founder Ngerti Saham Frisca mengatakan, bagi seorang fresh graduate dan milenial sebelum investasi harus perlahan-lahan konsisten menabung. Dengan demikian terkumpul sehingga bisa investasi.

“Mulai konsisten yang untuk bisa mengumpulkan uang dingin itu sendiri. Karena cukup mustahil ketika berinvestasi tapi belum ada uang dinginnya, itu jauh lebih berisiko akhirnya nanti mungkin tergoda untuk melakukan pinjaman,” ujar Frisca dalam Webinar Investasi Syariah Generasi Milenial secara virtual, ditulis Jumat, 9 April 2022.

Dia menambahkan, sebisa mungkin menghindari utang seperti pinjaman online, teman, dan  keluarga. Untuk investasi ada sejumlah langkah dilakukan. Pertama, memakai uang dingin.

“Aturan pertama dalam investasi harus memastikan uang yang kita pakai itu benar-benar uang dingin atau nganggur. Jadi mending konsisten kumpulin ambil dari 10 persen penghasilan tiap bulan untuk dikumpulkan,” ungkapnya. 

Kedua, setelah dana dingin terkumpul untuk investasi, kemudian eksekusi memilih produk investasi.

"Baik nanti mungkin mau memilih saham syariah atau reksa dana atau sukuk yang jelas konsisten dulu kumpulin uang dinginnya. Baru nanti bisa eksekusi untuk berinvestasi instrumen apanya,” ia menambahkan.

Lalu bagaimana dengan seseorang dengan dana terbatas apakah bisa investasi? Frisca mencontohkan pemilihan investasi bagi investor dengan dana terbatas dengan reksa dana.

"Misal di reksa dana dulu itu yang kayaknya paling cocok ya untuk pemula karena dibantu dikelola, nanti sembari jalan tidak apa-apa paralel beli saham syariah,” ujar dia. 

 

 

Tips

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Frisca juga menegaskan bagi pemula yang ingin berinvestasi intinya fokus menyiapkan uang dingin baru bisa melakukan investasi secara perlahan.

"Intinya siapkan dulu fokus uang dinginnya baru nanti pelan-pelan sambil paralel eksekusi ke instrumen investasinya,” tegasnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, ia juga menjelaskan seputar tips investasi saham syariah sebagai berikut:

 - Pilih instrumen atau produk yang likuid dan yang sudah legal.

- Pilih yang sesuai budget atau modal.

- Pilih yang sesuai dengan tujuan investasi.

- Pilih yang sesuai dengan risk profile.

- Mitigasi potensi risiko dan return.

- Konsisten untuk berhijrah di produk investasi syariah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya