Liputan6.com, Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 4,04 triliun. Turun 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,7 triliun.
Meski begitu, perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan dari Rp 3,66 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 2,71 triliun pada kuartal I 2022. Dengan begitu, Salim Ivomas Pratama berhasil membukukan laba bruto Rp 1,34 triliun. Naik 28,44 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 1,04 triliun.
Baca Juga
Pada kuartal I 2022, laba atas perubahan nilai wajar aset biologis tercatat sebesar Rp 75,5 miliar. Beban penjualan dan distribusi Rp 98,52 miliar. Kemudian beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 181,82 miliar.
Advertisement
Pada saat bersamaan, penghasilan operasi lain tercatat sebesar Rp 49,85 miliar, serta beban operasional lain tercatat Rp 295,4 miliar. Dari rincian itu, perseroan memperoleh laba usaha  sebesar Rp 885,77 miliar. Naik 47,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 600,62 miliar.
Beban keuangan pada kuartal I 2022 tercatat sebesar Rp 21,74 miliar, beban keuangan Rp 155,31 miliar, dan bagian atas rugi entitas asosiasi sebesar Rp 1 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 402,07 miliar. Naik 122,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 189,12 miliar.
Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 180,67 persen menjadi Rp 297,23 miliar pada kuartal I 2022 dari Rp 105,9 miliar di kuartal I 2021.
Laba per saham menjadi Rp 19 dari sebelumnya Rp 7. Aset perseroan hingga akhir Maret tercatat sebesar Rp 37,02 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 35,98 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 11,02 triliun dan aset tidak lancar Rp 25,99 triliun.
Liabilitas sampai hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 16,81 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 16,19 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 9,95 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 6,86 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Maret 2022 tercatat naik menjadi Rp 20,21 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 19,79 triliun.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham SIMP
Pada penutupan perdagangan 31 Mei 2022, saham SIMP naik 2,97 persen ke posisi Rp 520 per saham. Saham SIMP berada di level tertinggi Rp 525 dan terendah Rp 505 per saham. Total volume perdagangan 11.148.500 saham. Nilai transaksi Rp 5,7 miliar. Total frekuensi perdagangan 827 kali.
Penguatan saham SIMP terjadi di tengah laju kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG melonjak 1,58 persen ke posisi 7.148,97.
Indeks LQ45 melompat 2,62 persen ke posisi 1.056,77. Seluruh indeks acuan kompak menguat. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.148,97 dan terendah 7.033,75. Sebanyak 320 saham menguat dan 234 saham melemah. 146 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.581.985 kali dengan volume perdagangan 31,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 34,8 triliun. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 4,05 triliun. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.579.
Sepanjang 2022, saham SIMP menguat 14,04 persen ke posisi Rp 520 per saham. Saham SIMP berada di level tertinggi Rp 560 dan terendah Rp 442 per saham. Total volume perdagangan 695.455.865 saham. Nilai transaksi Rp 350 miliar. Total frekuensi perdagangan 89.564 kali.
Advertisement
Kinerja 2021
Sebelumnya, laba bersih perusahaan kelapa sawit beserta produk turunannya, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) melonjak sebesar 320 persen menjadi sebesar Rp 984 miliar pada 2021, dibanding periode 2020.
Hal tersebut disampaikan perseroan melalui keterbukaan informasinya, yang dikutip Liputan6.com, Rabu 2 Maret 2022.
Kenaikan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh naiknya laba usaha dan penurunan beban keuangan yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban pajak penghasilan. Laba kotor perseroan tercatat sebesar Rp5,15 triliun, naik 71 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Sementara laba usaha yang dihasilkan mencapai sebesar Rp2,91 triliun, meningkatkan sebesar 64 persen. Selanjutnya EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp4,47 triliun, naik sebesar 42 persen yoy.
Peningkatan kinerja tersebut merupakan implikasi dari naiknya harga jual rata-rata produk sawit dan produk Minyak & Lemak Nabati (EOF) serta kenaikan volume penjualan produk EOF.
Harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti kelapa sawit (palm kernel/PK) masing-masing meningkat sebesar 35 persen yoy dan sebesar 64 persen yoy.
Kenaikan harga jual rata-rata tersebut membuat penjualan SIMP pada 2021 naik sebesar 36 persen yoy menjadi sebesar Rp 19,66 triliun. Padahal volume produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti perseroan sepanjang tahun 2021 menurun sebesar 8 persen yoy menjadi 2,76 juta ton terutama disebabkan kondisi cuaca yang tidak mendukung serta kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit.
Selanjutnya
Seiring dengan penurunan produksi TBS inti dan eksternal, total produksi CPO perseroan turun sebesar 7 persen yoy menjadi 687 ribu ton. Volume penjualan CPO turun sebesar 7 persen yoy menjadi 698 ribu ton sedangkan volume penjualan produk PK turun 11 persen yoy menjadi 162 ribu ton.
"Tahun 2021 kembali menjadi tahun yang menantang bagi industri agribisnis terutama seiring kondisi cuaca yang tidak mendukung serta berlanjutnya dampak pandemi," kata Direktur Utama SIMP Mark Wakeford.
Kenaikan harga komoditas sepanjang tahun 2021 berdampak positif bagi perseroan, terutama karena meningkatnya permintaan global terhadap vegetable oils serta rendahnya produksi karena dampak cuaca. Produksi TBS inti perseroan pada tahun 2021 menurun karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan kegiatan peremajaan tanaman sawit.
"Kegiatan peremajaan kelapa sawit berlanjut dimana kami melakukan penanaman kembali pada sebagian lahan yang berusia tua, dengan benih bibit yang memiliki potensi hasil panen tinggi," kata dia.
Pada 2021, perseroan meraih kinerja keuangan yang positif seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan produk EOF, kenaikan volume penjualan EOF dari Divisi EOF serta upaya-upaya pengendalian biaya dan efisiensi.
Meski demikian, rasio pengungkit neto (net gearing) Grup SIMP pada 31 Desember 2021 turun menjadi 0,35x dibandingkan 0,50x pada 31 Desember 2020.
"Di tengah pandemi di seluruh dunia, adanya dampak cuaca serta volatitas harga komoditas, kami terus memprioritaskan pengalokasian belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan, kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit  dan infrastruktur," kata Mark.
Perseroan juga berfokus pada peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, dan menciptakan inovasi untuk peningkatan produktivitas perkebunan.
Selain itu, Salim Ivomas Pratama juga berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan serta pengambilan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan selama masa pandemi.
Advertisement