Bursa Saham Asia Menanjak Jelang Keputusan Bank Sentral Australia

Bursa saham Asia Pasifik mendaki pada Selasa, 6 September 2022 menanti keputusan bank sentral Australia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Sep 2022, 09:03 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 09:03 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, 6 September 2022 jelang keputuan bank sentral Australia terkait suku bunga.

Indeks Jepang Nikkei menguat 0,46 persen dan indeks Topix bertambah 0,28 persen. Indeks Topix menguat 0,28 persen. Indeks Hang Seng bertambah 0,56 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Shanghai menanjak 0,4 persen. Indeks Shenzhen menguat.

Indeks Kospi Korea Selatan mendaki 0,3 persen dan indeks Kosdaq menanjak 0,92 persen. Di Australia mendaki 0,14 persen. Bank Sentral Australia diharapkan meningkatkan suku bunga acuan menjadi 2,35 persen, berdasarkan polling Reuters. Dolar Australia menguat di posisi USD 0,6828 pada Selasa pagi.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,44 persen.  Pada Senin, 5 September 2022, Bank Sentral China mengumumkan akan memotong rasio persyaratan cadangan devisa dan jumlah cadangan devisa yang harus dimiliki lembaga keuangan untuk meningkatkan kemampuan lembaga keuangan memakai dana valuta asing. Mulai 15 September 2022, RRR akan menjadi 6 persen, turun dari 8 persen.

“Pemangkasan ini akan membantu meningkatkan likuiditas mata uang asing dan dengan demikian menurunkan tekanan depresiasi untuk CNY,” tulis Analis Goldman Sachs Economic Research dalam sebuah catatan dikutip dari CNBC, Selasa (6/9/2022).

Dalam catatan Goldman Sachs itu disebutkan, sementara dampak sebenarnya pada likuiditas mata uang asing kecil. “Pemotongan ini berfungsi sebagai sinyal kebijakan yang kuat kalau PBOC tidak nyaman dengan depresiasi mata uang yang cepat,” tulis Goldman Sachs.

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat atau wall street libur pada awal pekan ini. Harga minyak mentah Amerika Serikat memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya. Sedangkan harga minyak mentah Brent turun.


Bursa Saham Asia Beragam pada 5 September 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 5 September 2022 seiring dolar Amerika Serikat yang menguat tajam di Asia. Selain itu, harga minyak dunia melonjak lebih dari dua persen jelang pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan 5 September 2022. G-7 mencapai kesepakatan untuk membatasi harga minyak Rusia selama akhir pekan.

Indeks Hong Kong Hang Seng turun 1,1 persen, memimpin koreksi yang didorong sektor saham kendaraan listrik dan teknologi. Di Jepang, indeks Nikkei 225 tergelincir 0,11 persen ke posisi 27.619,61 dan indeks Topix susut ke posisi 1.928,79.

Indeks Shenzhen melemah 0,20 persen ke posisi 11.678,69. Indeks Shanghai naik 0,42 persen ke posisi 3.199,91. Indeks China Caixin Services Purchasing Manager berada di posisi 55 dibandingkan posisi Juli 55,5.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,24 persen menjadi 2.403,68. Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,34 persen ke posisi 6.852,20. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,55 persen.


Penutupan Wall Street 2 September 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Jumat, 2 September 2022. Wall street tertekan setelah laporan pekerjaan AS pada Agustus 2022 yang solid gagal meredakan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk melawan inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 337,98 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.318,44. Indeks S&P 500 melemah 1,1 persen ke posisi 3.924,26, terendah sejak Juli 2022. Indeks Nasdaq melemah 1,3 persen ke posisi 11.630,86, dan mencatat penurunan beruntun dalam enam hari sejak 2019.

Semua indeks acuan rata-rata melemah dalam sepekan sehingga menjadikannya minggu negatif dalam tiga minggu berturut-turut setelah merosot pada akhir Agustus 2022. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 3 persen dan 3,3 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 4,2 persen.

“Masih ada banyak kegelisahan tentang apa yang akan kita lihat selama beberapa bulan ke depan,” ujar Analis Investasi AS di eToro, Callie Cox dikutip dari CNBC, Sabtu (3/9/2022).

Ia mengatakan, inflasi dan pasar kerja kembali seimbang tetapi beberapa biayanya menjadi pertanyaan. “Pasar masih mencari tahu itu. Lebih buruk lagi, S&P 500 terjebak di zona bahaya, di bawah tiga rata-rata pergerakan besarnya,” kata dia.

Wall street tertekan selama sepekan ini oleh komentar hawkish dari pejabat the Federal Reserve (the Fed) yang menunjukkan kenaikan suku bunga tidak akan hilang dalam waktu dekat.

 


Pelaku Pasar Waspada

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Itu membuat pelaku pasar waspada untuk menguji posisi terendah pada Juni 2022, terutama mengetahui September secara historis merupakan bulan yang buruk bagi pasar. Sejumlah pihak menyarankan jika S&P 500 gagal mempertahankan level 3.900, posisi terendah pada musim panas dapat kembali masuk.

Beberapa investor secara singkat terhibur dengan laporan pekerjaan AS. Data laporan pekerjaan menunjukkan ada tambahan 315.000 pekerjaan pada bulan ini, tepat di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 318.000.

Tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen. Laporan Agustus sangat penting karena ini salah satu laporan ekonomi utama terakhir yang akan dipertimbangkan the Fed sebelum menaikkan suku bunga pada pertemuan September. Titik data ini bisa membantu bank sentral menentukan apakah kenaikan suku bunga 75 basis poin.

Laporan ekonomi utama terakhir yang dicatat adalah inflasi Agustus pada 13 September 2022, dan lebih mungkin menentukan seberapa agresif the Fed dalam waktu dekat.

Perdagangan saham pada Jumat sore waktu setempat mungkin memberikan déjà vu kepada pelaku pasar veterean karena secara historis September mungkin bulan terburuk untuk saham.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya