Buka Lockdown, Aliran Dana Investor Asing Lari ke China

Analis menilai, minat investor asing di China dan Asia Utara meningkat, sebagian karena pembukaan kembali China daratan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Jan 2023, 23:15 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2023, 23:15 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Minat yang kuat dari investor asing terhadap bursa Asia Tenggara yang terlihat selama 2022 mulai surut. Hal itu disebabkan oleh pembukaan lockdown di China, sehingga menarik dana global ke bursa China maupun Asia Utara yang lebih murah.

Mengutip Yahoo Finance, dikutip Jumat (6/1/2023), analisis posisi reksa dana Asia pada November 2022 oleh HSBC Holdings Plc menunjukkan mereka mengurangi eksposur ke pasar terbesar di Indonesia dan Singapura, sekaligus meningkatkan alokasi ke Taiwan dan Hong Kong. 

Sedangkan, Vietnam dan Thailand menjadi satu-satunya bursa Asia Tenggara yang masih melakukan pembelian bersih dari investor asing pada Desember 2022.

Adapun, berbagai faktor, termasuk mata uang lokal yang tangguh dan inflasi yang cukup jinak, membawa investor internasional ke kawasan yang biasanya hanya merupakan sebagian kecil dari portofolio global. Kondisi tersebut mungkin mengalami perubahan pada tahun ini yang disebabkan kelonggaran lockdown dari China dan potensi penurunan pendapatan teknologi memberi Taiwan dan Korea Selatan dorongan.

"Minat di China dan Asia Utara mengalami peningkatan, sebagian karena pembukaan kembali China daratan. Itu mungkin dibiayai, sebagian, dari kepemilikan di Asia Tenggara," kata Kepala Strategi Ekuitas Asia di HSBC, Herald van der Linde, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat, 6 Januari 2023.

Kemudian, peralihan dari Asia Tenggara akan mengakhiri beberapa rekor arus masuk tahun lalu. Baik Indonesia maupun Thailand membukukan pembelian saham asing tertinggi sepanjang masa, dibantu oleh meroketnya harga komoditas dan bangkitnya kembali pariwisata.  

Selain itu, investor asing juga membeli ekuitas di Malaysia secara bersih setelah empat tahun, sementara Vietnam mengalami arus masuk tertinggi sejak 2018.

Fundamental Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, ekonomi Asia Tenggara tetap tangguh, kabar baik tampaknya akan sangat dihargai. Tak hanya itu, tekanan inflasi yang berkelanjutan dan permintaan global yang melambat dapat mengancam prospek pertumbuhan pada 2023.

Lalu, manufaktur di kawasan ini masih di bawah tekanan karena aktivitas terus berkontraksi dan kecuali Thailand, yang didorong oleh peningkatan pariwisata, produk domestik bruto riil diperkirakan akan melambat di seluruh Asia Tenggara tahun ini.

Setelah mengungguli sebagian besar tindakan lain di Asia pada 2022, indeks saham Indonesia hampir memasuki koreksi teknis, turun sebanyak 2,7 persen pada Kamis.  

“Fundamental Indonesia tetap kuat tetapi pasar Asia lainnya mungkin menarik pembeli karena valuasi yang murah dengan pertumbuhan laba per saham yang lebih tinggi,” kata Kepala Riset BCA Sekuritas, Andre Benas.

Bukan hanya itu, perlambatan ekonomi dunia terutama akan merugikan saham di Vietna selaku eksportir utama di kawasan tersebut dan menjadi pertanda buruk bagi mata uang nya, yang merupakan salah satu pemain dengan kinerja terbaik di Asia pada 2022.

"VND masih cukup mahal berdasarkan nilai tukar efektif nyata dan menurut saya prospek umum prospek ekonomi tahun ini terlalu optimis,” kata Kepala Ekonom Asia yang sedang berkembang di Pantheon Macroeconomics Ltd, Miguel Chanco.

 

 

Penutupan IHSG pada 6 Januari 2023

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat (6/1/2023). Penguatan IHSG tersebut didukung dari sektor saham industri dasar dan energi.

Mengutip data RTI, IHSG bertambah 0,46 persen ke posisi 6.684,55. Indeks LQ45 naik 0,37 persen ke posisi 913,02. Sebagian besar indeks acuan bervariasi menjelang akhir pekan ini.

Adapun IHSG sempat berada di level tertinggi 6.708,63 dan terendah 6.598,64. Sebanyak 264 saham berada di zona merah dan 271 saham menguat. 170 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.156.577 kali dengan volume perdagangan 15,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.630.

Secara indeks sektor saham, mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham siklikal turun 0,30 persen, sejtor saham keuangan merosot 0,38 persen dan sektor saham infrastruktur berkurang 0,84 persen.

Sementara itu, sektor saham energi menanjak 1,4 persen, sektor saham basic menguat 1,82 persen, sektor saham industry naik 0,69 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,95 persen, dan sektor saham kesehatan menguat 0,05 persen.

Selain  itu, sektor saham properti bertambah 0,52 persen, sektor saham teknologi menanjak 0,45 persen, sektor saham transportasi menguat 0,92 persen.

Saham GOTO naik 3,26 persen ke posisi Rp 95 per saham.  Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 92 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 95 dan terendah Rp 91 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.826 kali dengan volume perdagangan 8.837.735 saham. Nilai transaksi Rp 79,4 miliar.

 

Penutupan Bursa Saham Asia pada 6 Januari 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 6 Januari 2023 meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memberikan sinyal kenaikan suku bunga.

Di sisi lain ada laporan data gaji swasta ADP yang bertambah 235.000 pekerjaan pada Desember 2022. Jumlah tenaga kerja tersebut menunjukkan kuatnya pasar tenaga kerja meski the Fed berupaya redam inflasi dan menyarankan ruang kenaikan suku bunga.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan bertambah 1,12 persen menjadi 2.289,97. Indeks ASX 200 Australia naik 0,65 persen ke posisi 7.109,60. Indeks Nikkei di Jepang menguat 0,59 persen ke posisi 25.973,85. Indeks Topix menanjak 0,37 persen ke posisi 1.875,76.

Indeks Hong Kong Hang Seng ditutup melemah setelah laporan dukungan untuk sektor properti. Indeks Shanghai menguat 0,08 persen ke posisi 3.157,64 dan indeks Shenzhen bertambah 0,32 persen ke posisi 11.367,73.

Harga gas alam turun lebih dari 10 persen dan sentuh level terendah USD 3,651, dan level terendah sejak 3 Januari 2022. Indeks dolar AS menguat 0,75 persen pada sesi kedua.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya