Cek Rekomendasi Saham Bank Kapitalisasi Pasar Besar Usai Alami Koreksi

Sejumlah saham bank kapitalisasi pasar besar merosot pada perdagangan 6 Januari 2023, lalu bagaimana rekomendasi sahamnya ke depan?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Jan 2023, 10:13 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2023, 10:13 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat, 6 Januari 2023. Meski demikian, beberapa saham bank kapitalisasi pasar besar melemah.

Adapun, tiga saham perbankan dengan kapitalisasi pasar besar yang mengalami koreksi, antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Pada penutupan perdagangan, Jumat, 6 Januari 2023, saham BBRI turun 0,43 persen ke posisi Rp 4.620 per saham. Saham BBRI dibuka turun 90 poin ke posisi Rp 4.550 per saham.

Kemudian, saham BBNI turun 1,11 persen ke posisi Rp 8.900 dan saham BMRI turun 0,25 persen ke posisi Rp 9.800. Sedangkan, saham BBCA menguat 0,61 persen ke posisi Rp 8.300.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai sektor perbankan, khususnya emiten perbankan big four masih kondusif berdasarkan fundamentalnya yang masih kuat. 

"Emiten semua mengalami kenaikan kinerja keuangan mereka dibandingkan sama tahun yang lalu (year on year) dan mengalami tren penurunan LAR dan kenaikan LCR (semua tanda yang positif) sejak pandemi COVID-19," kata Arjun saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/1/2023).

Selain itu, non performing loans (NPL) emiten perbankan big four tersebut rata-rata di bawah 5 persen. Artinya, NPL masih sangat bisa diatur untuk emiten perbankan besar. 

"Kita lihat kondisi pasar saat ini lagi mengalami kenaikan suku bunga ini kondusif untuk emiten perbankan besar yang mapan karena mereka bisa memanfaatkan kenaikan NIM (net interest margin) mereka," kata dia.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Rasio Emiten

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari sisi rasio PBV dan PER juga valuasi emiten tersebut masih sangat wajar. Arjun prediksi, masih ada potensi kenaikan harga saham emiten perbankan kapitalisasi besar ini pada tahun depan.

Bagi investor, saham BBCA, BBRI, BBNI, dan BBNI bisa dipertimbangkan. Arjun memberikan target harga Rp 9.400 dengan harga support Rp 8.100 untuk saham BBCA.

Sedangkan, Arjun merekomendasikan buy on weakness saat terkoreksi untuk saham BMRI dengan target harga Rp 11.000 dan harga support Rp 9.775.

Setali tiga uang, saham BBNI dengan target harga Rp 9.900 dan untuk saham BBRI dengan target harga Rp 5.200.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, penurunan saham perbankan dengan kapitalisasi besar karena terjadi aksi profit taking dan pelaku pasar bersikap risk off mencermati berbagai sentimen global seperti potensi resesi global dan kebijakan moneter bank sentral AS atau the Fed.

Namun, prospek saham perbankan tersebut masih memiliki prospek yang bagus pada masa mendatang.

"Prospek ke depannya masih bagus karena berbagai data ekonomi menunjukan pemulihan domestik terus berlnjut. Sehingga, sektor keuangan yang menjadi tulang punggung perekonomian akan diuntungkan juga," kata Cheryl.

Untuk saham rekomendasinya, Cheryl memilih antara lain, BBCA, BMRI, BBNI dan BBRI.

Cheryl menambahkan, saham BBCA dengan target harga Rp 9.300, saham BBRI dengan target harga Rp 5.200, saham BMRI dengan target harga Rp 11.000, dan saham BBNI dengan target harga Rp 9.950.

 


Penutupan IHSG pada 6 Januari 2023

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat (6/1/2023). Penguatan IHSG tersebut didukung dari sektor saham industri dasar dan energi.

Mengutip data RTI, IHSG bertambah 0,46 persen ke posisi 6.684,55. Indeks LQ45 naik 0,37 persen ke posisi 913,02. Sebagian besar indeks acuan bervariasi menjelang akhir pekan ini.

Adapun IHSG sempat berada di level tertinggi 6.708,63 dan terendah 6.598,64. Sebanyak 264 saham berada di zona merah dan 271 saham menguat. 170 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.156.577 kali dengan volume perdagangan 15,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.630.

Secara indeks sektor saham, mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham siklikal turun 0,30 persen, sejtor saham keuangan merosot 0,38 persen dan sektor saham infrastruktur berkurang 0,84 persen.

Sementara itu, sektor saham energi menanjak 1,4 persen, sektor saham basic menguat 1,82 persen, sektor saham industry naik 0,69 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,95 persen, dan sektor saham kesehatan menguat 0,05 persen.

Selain  itu, sektor saham properti bertambah 0,52 persen, sektor saham teknologi menanjak 0,45 persen, sektor saham transportasi menguat 0,92 persen.

Saham GOTO naik 3,26 persen ke posisi Rp 95 per saham.  Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 92 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 95 dan terendah Rp 91 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.826 kali dengan volume perdagangan 8.837.735 saham. Nilai transaksi Rp 79,4 miliar.

 


Bursa Saham Asia pada 6 Januari 2023

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 6 Januari 2023 meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memberikan sinyal kenaikan suku bunga.

Di sisi lain ada laporan data gaji swasta ADP yang bertambah 235.000 pekerjaan pada Desember 2022. Jumlah tenaga kerja tersebut menunjukkan kuatnya pasar tenaga kerja meski the Fed berupaya redam inflasi dan menyarankan ruang kenaikan suku bunga.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan bertambah 1,12 persen menjadi 2.289,97. Indeks ASX 200 Australia naik 0,65 persen ke posisi 7.109,60. Indeks Nikkei di Jepang menguat 0,59 persen ke posisi 25.973,85. Indeks Topix menanjak 0,37 persen ke posisi 1.875,76.

Indeks Hong Kong Hang Seng ditutup melemah setelah laporan dukungan untuk sektor properti. Indeks Shanghai menguat 0,08 persen ke posisi 3.157,64 dan indeks Shenzhen bertambah 0,32 persen ke posisi 11.367,73.

Harga gas alam turun lebih dari 10 persen dan sentuh level terendah USD 3,651, dan level terendah sejak 3 Januari 2022. Indeks dolar AS menguat 0,75 persen pada sesi kedua.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya