Astra International Cetak Pertumbuhan Penjualan Mobil 17,37 Persen pada 2022

Kontribusi penjualan mobil Astra International (ASII) dilihat dari merek dan unit terbesar dari Toyota+Lexus yang mencapai 332.443 unit pada 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jan 2023, 20:14 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2023, 20:14 WIB
Gedung Astra. Dok Astra
Gedung Astra. Dok Astra

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pertumbuhan penjualan mobil dua digit pada 2022. Pertumbuhan penjualan kendaraan tersebut didukung pemulihan ekonomi dan peluncuran model baru.

Penjualan mobil PT Astra International Tbk mencapai 574.198 unit sepanjang 2022. Perseroan membukukan pertumbuhan penjualan mobil mencapai 17,37 persen dari periode 2021 sebesar 489.209 unit.

Dari segi merek, penjualan disumbangkan dari Toyota+Lexus yang mencapai 332.443 unit pada 2022. Penjualan merek Toyota+Lexus juga naik 12,03 persen dari periode sama tahun sebelumnya 296.740 unit.

Diikuti Daihatsu yang mencatat penjualan 202.665 unit pada 2022. Penjualan mobil dari merek tersebut tumbuh 18,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya 202.665 unit. Selanjutnya kontribusi penjualan Isuzu sebesar 36.646 unit pada 2022. Penjualan mobil merek tersebut naik 37,58 persen dari periode 2021 sebesar 26.636 unit.

Lalu kontribusi penjualan dari UD Trucks mencapai 1.993 unit pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 660 unit.Penjualan tersebut melonjak 66,8 persen. Selanjutnya kontribusi penjualan Peugeot mencapai 451 unit pada 2022, atau tumbuh 112,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya 265 unit.

Di sisi lain, penjualan low cost green car (LCGC) mencapai 139.845 unit pada 2022. Penjualan LCGC melesat 22,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya 114.034 unit.

PT Astra International Tbk masih mempertahankan pangsa pasar mencapai 55 persen pada 2022. Sementara itu, pangsa pasar LCGC Astra mencapai 75 persen.

Adapun sepanjang Desember 2022, penjualan mobil Astra mencapai 55.113 unit atau naik 7,19 persen dari periode Desember 2021 sebesar 51.414 unit.

 

 

Faktor Pendorong

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Head of Corporate Communications PT Astra Internationals Tbk, Boy Kelana Soebroto menuturkan, sepanjang 2022, penjualan mobil Astra dan nasional mencatat pertumbuhan tertinggi sejak munculnya pandemi COVID-19 pada 2020.

Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh semakin membaiknya roda perekonomian Indonesia serta meningkatnya daya beli masyarakat. “Sejumlah peluncuran model baru dan dukungan pemerintah juga menjadi faktor pendukung tingginya penjualan mobil pada tahun lalu,” kata dia dalam keterangan tertulis.

Perseroan berharap pasar mobil pada 2023 ini akan tetap positif di tengah isu pelemahan ekonomi global.

Pada perdagangan Jumat, 13 Januari 2023, saham ASII naik 1,87 persen ke posisi Rp 5.450 per saham. Saham ASII dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 5.375 per saham.

Saham ASII berada di level tertinggi Rp 5.500 dan terendah Rp 5.300 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.203 kali dengan volume perdagangan 550.683 saham. Nilai transaksi Rp 297,4 miliar.

Kinerja Kuartal III 2022

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2022. Pertumbuhan kinerja laba dan pendapatan tersebut dinilai didorong pemulihan ekonomi dan harga komoditas.

PT Astra International Tbk (ASII) meraup pendapatan Rp 221,35 triliun hingga September 2022. Pendapatan bersih perseroan naik 32 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 167,40 triliun.

Pendapatan tersebut mendorong laba bersih naik 56 persen menjadi Rp 23,33 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,97 triliun. Adapun laba bersih sebelum keuntungan nilai wajar atas investasi pada GOTO naik 49 persen menjadi Rp 22,24 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,97 triliun.

Beban pokok pendapatan perseroan naik 29,68 persen dari Rp 131,14 triliun hingga September 2021 menjadi Rp 170,07 triliun hingga September 2022. Laba bruto bertambah 41,4 persen menjadi Rp 51,27 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 36,25 triliun.

Dengan melihat kondisi tersebut, laba bersih per saham naik 56 persen menjadi Rp 576 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 370.

Astra International membukukan ekuitas Rp 237,86 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 215,61 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 174,15 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 Rp 151,6 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp 412,01 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 Rp 367,31 triliun.

 

Kontribusi

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Mengutip keterangan tertulis perseroan, nilai aset bersih per saham pada 30 September 2022 sebesar Rp 4.674, 10 persen lebih tinggi dibandingkan 31 Desember 2022.

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp37,1 triliun pada 30 September 2022, dibandingkan dengan Rp30,7 triliun pada akhir tahun 2021. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup mencapai Rp41,5 triliun pada 30 September 2022 dibandingkan dengan Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2021.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan, kinerja grup sepanjang sembilan bulan pertama 2022 cukup baik terutama didukung oleh pemulihan ekonomi dan harga komoditas lebih tinggi.

“Kinerja bisnis pada sisa tahun ini diperkirakan tetap baik. Namun, prospek bisnis ke depan dapat menghadapi tantangan yang disebutkan oleh tingkat inflasi yang lebih tinggi, meningkatnya suku bunga dan tekanan ekonomi makro global.

Adapun kontribusi laba dari masing-masing divisi antara lain tertinggi dari  divisi infrastruktur dan logiistik yang tumbuh 294 persen menajdi Rp 386 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 98 miliar.

Selain itu, dari divisi alat berat, pertambangan konstruksi dan energi yang menguat 105 persen menjadi Rp 9,53 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,65 triliun. Diikuti divisi teknologi informasi tumbuh 75 persen menjadi Rp 49 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 28 miliar.

Kemudian kontribusi dari bisnis otomotif naik 23 persen menjadi Rp 6,79 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,51 triliun. Selanjutnya divisi jasa keuangan naik 30 persen menjadi Rp 4,41 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 3,38 triliun.

Selain itu, dari divisi agribisnis susut 17 persen menjadi Rp 969 miliar hingga September 2022 dari dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,17 triliun. Divisi properti merosot 17 persen menjadi Rp 109 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 131 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya