Liputan6.com, Jakarta - Warren Buffett Indonesia alias Lo Kheng Hong buka suara terkait ancaman resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023. Ia menilai, resesi yang terjadi tidak akan berdampak secara signifikan bagi ekonomi Indonesia.
"Saya optimis tahun depan (2023) negara kita tidak resesi. Semoga yang saya harapkan terjadi, tidak resesi," kata Lo Kheng Hong dalam kanal YouTube WinMax, ditulis Senin (16/1/2022).
Baca Juga
Dia menjelaskan, IMF dan Bank Dunia memperkirakan terjadi resesi pada 2023. Namun, fundamental ekonomi Indonesia terbilang masih sangat baik. Hal itu tercermin dari jumlah ekspor komoditas, batu bara, dan kelapa sawit (CPO) yang mengalami pertumbuhan alias masih banyak melakukan ekspor.
Advertisement
"Katanya IMF, World Bank bilang 2023 akan resesi, tapi sebetulnya hari esok itu misteri. Tidak ada seorang pun yang tahu pasti apa yang akan terjadi hari esok. Bisa resesi artinya bisa juga tidak, saya termasuk orang yang optimis melihat negara kita. Rasanya tidak resesi," kata dia.
Sementara itu, Lo Kheng Hong menyebutkan, sektor perbankan di Indonesia masih mencatatkan kinerja positif. Bahkan, untuk bank kapitalisasi besar mencatatkan all time high (ATH).
"Saya lihat bank-bank nya, ini bank cuan, BCA dalam 9 bulan laba Rp 28 triliun tertinggi (ath), Bank Mandiri 9 bulan laba nya Rp 30 triliun, BRI 9 bulan laba nya Rp 39 triliun," ujar dia.
Kemudian, pasar modal Indonesia juga mencatatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 7.000. Namun, di tengah berbagai kondisi global yang ada, pasar modal akan lebih dahulu terkena dampaknya.
"Kalau resesi, Bursa jalan duluan, sebelum resesi jalan duluan. Tahun depan resesi, saham terjun bebas duluan, dia lari duluan baru resesi datang," ujar dia.
Divestasi Saham PTRO, Lo Kheng Hong Investasi di Sektor Batu Bara hingga Bank
Sebelumnya, investor Lo Kheng Hong melepas saham PT Petrosea Tbk (PTRO) pada 29 September 2022. Dari divestasi saham PTRO tersebut, Lo Kheng Hong kembali investasi saham di sektor batu bara dan perbankan.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Lo Kheng Hong divestasi 151.432.100 saham PTRO dengan harga penjualan Rp 3.118 per saham. Dengan demikian, ia meraup dana Rp 472,16 miliar dari divestasi saham PTRO tersebut.
Adapun usai transaksi tersebut, Lo Kheng Hong tidak memilii saham PTRO. Sebelumnya, ia memiliki 15,01 persen saham PTRO. “Tujuan dari transaksi divestasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Lo Kheng Hong, dikutip Selasa, 4 Oktober 2022.
Lo Kheng Hong kembali memakai dana penjualan saham PTRO tersebut untuk investasi saham. “Tentu saja (invetasikan kembali ke saham-red). Saya investor saham,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (9/10/2022).
Lo Kheng Hong pun investasikan dana di saham sektor saham tambang batu bara dan perbankan. Lo Kheng Hong mengatakan, pembelian saham di sektor batu bara dan tambang tersebut karena mencatat kinerja keuangan yang baik dengan laba di atas Rp 10 triliun. Ia pun sedang merilik saham perusahaan yang menarik. “Lagi melirik saham wonderful company,” kata dia.
Advertisement
Lo Kheng Hong Lepas Saham Petrosea, Raup Untung Rp 472,16 Miliar
Investor Lo Kheng Hong atau biasa dikenal Warren Buffett Indonesia mendapatkan Rp472,16 miliar, setelah melepas 151.432.100 lembar saham PT Petrosea Tbk (PTRO) pada 29 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (4/10/2022), Lo Kheng Hong divestasi 151.432.100 saham PTRO dengan harga transaksi Rp3.118 per saham.
Usai melakukan transaksi tersebut, Lo Kheng Hong tidak memiliki saham PTRO alias kepemilikannya menjadi 0 persen.
Sebelumnya, Lo Kheng Hong memiliki 15,01 persen saham PTRO. "Tujuan dari transaksi divestasi dengan status kepemilikan saham langsung," tulis Lo Kheng Hong, dikutip Selasa, 4 Oktober 2022.
PT Petrosea Tbk (PTRO) ke depan akan melakukan strategi untuk terus menjalankan diversifikasi usaha ke sektor mineral lain melalui penyediaan jasa pertambangan dan rekayasa, pengadaan dan konstruksi (EPC) secara berkelanjutan.
Bahkan, pada masa pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak 2020, Petrosea tetap membuktikan keberlanjutan usahanya dan berhasil mencatatkan nilai kapitalisasi pasar tertinggi sebesar Rp 3,15 triliun pada April 2022.
Ekspansi bisnis yang dilakukan Petrosea terus memperkuat optimisme perusahaan untuk berkembang menjadi sustainable resource company yang mendukung pengembangan sektor pertambangan di Indonesia.
Salah satu bentuk ekspansi bisnis di sektor batu bara yaitu penandatanganan perjanjian jasa pertambangan dengan PT Indo Bara Pratama pada September 2022 dengan nilai sebesar Rp 2,89 triliun dan jangka waktu lima tahun.
Selain Kontraktor, Petrosea Ingin Punya Tambang
Diberitakan sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) berniat membangun dan memiliki tambang ke depan. Perseroan pun akan selektif untuk sebagai kontraktor tambang.
"Ke depan ini kita masih membangun kembali, tahapan-tahapannya itu kita harus memiliki tambang, karena kita cuma kontraktor,” kata Presiden Komisaris Petrosea Romo Nitiyudo Wachjo kepada awak media, Jumat (2/9/2022).
Petrosea sedang melihat beberapa tambang dan ingin mengambil alih. Selain itu, Petrosea juga akan kerjasama dengan PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) untuk pengolahan tailing dan emas.
"Jadi kita sedang melihat beberapa tambang, yang kita mau ambil alih dan kita juga mau kerja sama dengan perusahaan NHM untuk pengolahan tailing dan emas,” kata Romo.
Saat ini Petrosea juga ekspansi di bidang emas dan sudah berjalan selama tiga bulan. "Jadi Petrosea terjun di emas, sekarang sudah jalan tiga bulan, jadi Petrosea udah mulai bergerak," ujar dia.
Ke depan Petrosea memiliki target untuk meningkatkan EBITDA dan juga keuntungan. "Ke depan target saya meningkatkan EBITDA, keuntungan supaya petrosea lebih bagus. Petrosea punya tim, karyawan yang sangat luar biasa, di lapangan maupun di bagian maintenance dan sebagainya sangat hebat,” kata dia.
Sementara itu, Romo mengungkapkan akan lebih selektif dalam memilih apa yang akan dikerjakan sebagai kontraktor tambang.
"Kita tidak terlalu ngoyo ya memperjuangkan sebagai kontraktor tambang, kita akan selektif memilih siapa yang mau kita kerjakan. Karena kita visi misinya mulai berubah visi misi kita mulai ke memiliki tambang (mind owner). Dari kontraktor jadi mind owner,” imbuhnya.
Advertisement