Liputan6.com, Jakarta - Rencana PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau disebut Bank Sumut menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) belum dapat terealisasi.
Mengutip laman e-ipo, tertulis canceled atau batal dalam pengumuman IPO Bank Sumut di sistem e-ipo. Sebelumnya,masa periode book building atau masa penawaran berlangsung pada 5 Januari 2023-18 Januari 2023.
Baca Juga
Diharapkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Januari 2023. Namun, pada Selasa, 31 Januari 2023, di sistem e-ipo Bank Sumut justru tertulis cancel.
Advertisement
Saat ditanya mengenai hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, selama proses hingga rencana penawaran umum peroleh pernyataan efektif dari OJK, calon perusahaan tercatat bersama dengan penjamin emisi dapat melakukan pembatalan atau pun penundaan rencana penawaran umum dengan pertimbangan tertentu.
“Alasan mengenai pembatalan ataupun penundaan tersebut sepenuhnya didasarkan kepada keputusan calon perusahaan tercatat bersama dengan penjamin emisi,” kata Nyoman kepada wartawan ditulis Rabu (1/2/2023).
Di sisi lain, Nyoman menuturkan, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI. Selain itu, terdapat 39 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp48,5 triliun.
Berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham dengan rincian sektornya adalah sebagai berikut:
- 4 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
- 2 Perusahaan dari sektor Industrials;
- 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
- 1 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
- 8 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
- 7 Perusahaan dari sektor Technology;
- 3 Perusahaan dari sektor Healthcare;
- 2 Perusahaan dari sektor Energy;
- 1 Perusahaan dari sektor Financials.
- 3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.
- 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures.
"Berdasarkan data di atas, perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals, dan Technology paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya,” kata dia.
Saat ini terdapat sembilan perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Avianna Sinar Abadi Tbk (IRSX), PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT), PT Haloni Jane Tbk (HALO), PT Hillcon Tbk (HILL), PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ), PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), PT Vastland Indonesia Tbk (VAST), dan PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING).
Bidik Dana IPO Rp 1,49 Triliun, Bank Sumut Bakal Ekspansi Kredit hingga Layanan Digital
Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (Bank Sumut) siap mengerek kinerja bisnis dengan meningkatkan ekspansi kredit hingga pengembangan teknologi informasi serta layanan digital
Bank Sumut, salah satu calon dengan kode BSMT akan mengalokasikan 80 persen dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) untuk modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif.
“Sekitar 20 persen sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan, termasuk layanan digital,” kata Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto dalam keterangan resminya, Minggu (8/1/2023).
Adapun, rinciannya antara lain,10 persen akan digunakan sebagai belanja modal, termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi.
Selain itu, 10 persen lainnya akan digunakan untuk belanja operasional berupa pengembangan jaringan ATM, layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.
Seiring dengan dinamika yang terjadi terkait dengan pergantian kepala pimpinan Bank Sumut, perseroan memastikan bahwa proses rangkaian IPO tidak akan terganggu dan operasional perbankan juga tetap berjalan normal.
"Bahkan jajaran direksi dan komisaris Bank Sumut akan segera melakukan paparan publik kepada investor. Semua masih sesuai jadwal,” tegas Hadi Sucipto.
Merujuk prospektus, bank daerah milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sumatra Utara ini telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyakbanyaknya 2.934.798.300 saham (mewakili 23 persen dari total saham Bank Sumut usai IPO mulai Kamis, 5 Januari 2023 hingga Rabu, 18 Januari 2023.
Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut mematok harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun.
Advertisement
Dana IPO
Sebelumnya, dengan alokasi 80 persen dana IPO untuk modal kerja, perseroan menganggarkan dana sebanyak-banyaknya Rp1,19 triliun untuk mengerek kinerja bisnis, termasuk ekspansi kredit. Adapun, dana IPO maksimal Rp299,34 miliar sisanya akan digunakan untuk perluasan jaringan danpengembangan teknologi informasi.
Melalui empat perusahaan sekuritas, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT UOB
Kayhian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, Bank Sumut dijadwalkan dapat memulai tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2023.
Sebagai catatan, jumlah kredit atau pmbiayaan yang telah disalurkan Bank Sumut hingga kuartal III 2022 mencapai Rp26,90 triliun, tumbuh 2,01 persen atau naik Rp534,40 miliar dibandingkan dengan penyaluran pada triwulan II 2022 sebesar Rp26,36 triliun.
Menurut Plt Dirut Bank Sumut, kenaikan tersebut ditopang oleh ekspansi kredit produktif. Adapun, penyaluran kredit atau embiayaan Bank Sumut sepanjang 2021 tercatat Rp25,19 triliun, naik Rp1,58 triliun atau tumbuh 6,68 persen dibandingkan dengan periode 2020 sebesar Rp23,61 triliun.
Kala itu, berdasarkan prospektus perseroan, peningkatan jumlah kredit sejalan dengan ekspansi kredit yang dijalankan oleh Bank Sumut. Ekspansi kredit atau pembiayaan pada 2021 itu ditopang oleh peningkatan kredit multiguna dan prapensiun sebesar Rp1,12 triliun dan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp144,86 miliar.
Sementara itu, pada 2019, penyaluran kredit atau pembiayaan Bank Sumut sebesar Rp23,70 triliun. Dengan begitu, sepanjang tiga tahun terakhir, Bank Sumut konsisten menjaga peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaannya. Adapun, berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara, penyaluran kredit oleh perbankan di Sumut tercatat Rp224,31 triliun (tumbuh 1,76 persen secara year on year) hingga Oktober 2022 dengan komposisi kredit produktif menyumbang 70,93 persen dan kredit konsumtif 29,07 persen.
Kinerja Bank Sumut
Seiring dengan peningkatan ekspansi kredit, hingga September 2022, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih Rp520,57 miliar, tumbuh 17,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp443,29 miliar. Secara tahunan, laba bersih Bank Sumut juga cukup solid, sempat sedikit terkoreksi pada 2020 akibat pandemi Covid-19.
Pada 2019, laba bersih Bank Sumut tercatat sebesar Rp544,75 miliar, lalu turun menjadi Rp514 miliar pada 2020 dan kembali naik menjadi Rp613,60 miliar pada 2021.
]Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas Bank Sumut pada kuartal III 2022 sebesar 17,38 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 16,10 persen.
Sementara itu, return on asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset sebesar 2,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 2,06 persen.
Advertisement