Pupuk Kaltim dan Pertamina Hulu Energi Berencana IPO, Bagaimana Perkembangannya?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan kabar terbaru IPO Pupuk Kaltim dan Pertamina Hulu Energy (PHE). Bagaimana perkembangannya?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Feb 2023, 17:53 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2023, 17:53 WIB
OJK Paparkan Perkembangan IPO Sejumlah Perusahaan Pelat Merah
Beberapa perusahaan pelat merah berencana untuk catatkan saham perdana di BEI pada 2023. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2023, terdapat beberapa perusahaan pelat merah yang direncanakan untuk debut di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Beberapa di antaranya yang sudah diketahui antara lain PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan Pertamina Hulu Energi (PHE). Untuk IPO PGE saat ini berlangsung.

Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengungkapkan IPO PHE tertunda untuk sementara, dan IPO Pupuk Kaltim masih belum pipeline OJK.

"Jadi yang Pupuk Kaltim belum masuk ke pipeline kita karena belum didaftarkan dan Pertamina hulu energi memang ada sedikit penundaan.PHE masih ada hal teknis atau dokumen yang perlu untuk diperbaiki, salah satunya adalah laporan keuangan yang tadinya bulan Juni, nanti akan memakai laporan keuangan bulan Desember,” kata Inarno dalam Konferensi Pers PTIJK 2023, Senin (6/2/2023).

Inarno menambahkan, kisaran nilai emisi yang diincar Pertamina Hulu Energi dari IPO mencapai Rp 9 triliun. Sebagai perbandingan, anak usaha Pertamina lainnya yang saat ini tengah dalam proses IPO, PGE, mengincar dana segar hingga Rp 9,78 triliun yang berasal dari penawaran 10,35 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp di kisaran Rp 820-Rp 945 per lembar.

"Jadi kalau nilai emisinya itu tergantung appetite dari eksternal juga. Tapi kisarannya sekitar Rp 8-9 triliun untuk PHE,” imbuh Inarno.

 


BEI Sebut Tahun Politik Tak Pengaruhi Transaksi Harian hingga IPO

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini tahun politik tidak memberikan pengaruh terhadap industri pasar modal, terutama jumlah transaksi dan perusahaan tercatat.

Direktur Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan cerdas mana yang bersifat ekonomi dan politik. 

BEI melihat secara historikal atau tiga kali penyelenggaraan pemilu, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah transaksi maupun perusahaan tercatat di pasar modal Tanah Air.

"Kita sudah punya 11 perusahaan tercatat, ada 10 di e-ipo, ada 38 perusahaan di pipeline, window masih ada 11 bulan," kata Nyoman saat ditemui di Pacific Place, dikutip Minggu (5/2/2023).

Hingga saat ini, BEI mencatat ada 38 perusahaan yang masuk dalam proses pencatatan saham di antaranya bergerak di bidang teknologi hingga transportasi dan logistik.

"Hingga Januari ini, ada 11 perusahaan tercatat. Jadi, di pipeline ada 38 perusahaan," kata dia.

Dalam pipeline tersebut IPO, terdapat anak usaha BUMN, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

"Kebetulan sudah masuk e-ipo, kemarin ada pubex Pertamina Geothermal Energy, sudah resmi sudah dapat kita expose," ujar dia.

Dengan demikian, calon emiten berkode PGEO telah mendekati proses pencatatan saham di BEI. Berikut ini adalah 10 perusahaan yang akan melantai di BEI dalam waktu dekat ini.

  • PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX)
  • PT Haloni Jane Tbk (HALO)
  • PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ)
  • PT Hillcon Tbk (HILL)
  • PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING)
  • PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR)
  • PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP)
  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
  • PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK)
  • PT Vastland Indonesia Tbk (VAST)

10 Perusahaan Tercatat di BEI hingga 31 Januari 2023

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI. Kemudian, BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang tercatat di bursa pada tahun ini.

"Sehingga total perusahaan yang sudah tercatat di BEI mencapai 835. Target kita di akhir tahun ini 57 perusahaan naik dari target tahun lalu 56 perusahaan. Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar di antara kawasan, yaitu sebesar 45,8 persen. Dari sisi jumlah di ASEAN, hanya kalah dari Malaysia.

"Per 31 januari 2023, jumlah investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta SID, di mana investor sahamnya 4,5 juta. Akhir tahun lalu jumlahnya 10,3 juta dengan investor saham sebanyak 4,4 juta. Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Iman.

Sementara itu, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13 juta.

 


BEI Godok Peluang Perusahaan Asing IPO di Pasar Modal Indonesia

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencari cara untuk akomodasi perusahaan asing untuk dapat melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) atau  di Indonesia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, inisiatif itu berangkat dari banyaknya perusahaan asing yang menyatakan minat dapat tercatat di BEI.

"Saat ini kami sedang mengkaji skema foreign listing, khususnya bagi perusahaan dengan bentuk badan hukum asing (selain PT) yang memiliki operasional usaha di Indonesia," kata Nyoman kepada wartawan, Kumat (3/2/2023).

Menurut dia, kajian mengenai pencatatan saham perusahaan asing di BEI menjadi penting karena BEI memperoleh beberapa informasi dan permintaan dari pelaku usaha yang memiliki perusahaan berbentuk badan hukum asing dan memiliki operasional di Indonesia mengharapkan untuk dapat IPO di Indonesia dan menjadi perusahaan tercatat di BEI.

Melihat kinerja pasar modal tanah air yang cukup resilien dalam krisis beberapa tahun terakhir, tak ayal jika banyak perusahaan asing ingin mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Untuk itu, Nyoman berharap inisiatif mendapat sambutan positif dari berbagai pemangku kepentingan.

"Kami berharap dukungan dari seluruh stakeholder pasar modal untuk memberikan feedback dan support atas initiative ini,” imbuh dia.

Sepanjang tahun lalu, aktivitas perdagangan di BEI membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir 2021. Rata – Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp 14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir 2021 yakni Rp 13,4 triliun.

Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata–rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.

Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19
Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya