Dicecar Bursa Soal Divestasi AAI, Begini Jawaban Adaro Energy

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana menjual sebanyak-banyaknya seluruh saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang dimiliki oleh perseroan. AAI merupakan suatu perseroan terbatas yang 99,99 persen sahamnya dimiliki secara langsung oleh perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Okt 2024, 13:43 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 13:43 WIB
Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/7/2024) menunjukan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana menjual sebanyak-banyaknya seluruh saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang dimiliki oleh perseroan. AAI merupakan suatu perseroan terbatas yang 99,99 persen sahamnya dimiliki secara langsung oleh perseroan.

Rencana transaksi dilakukan melalui mekanisme penawaran umum atas saham AAI sesuai peraturan perundangan-undangan pasar modal yang berlaku, termasuk POJK 76/2017. Perseroan berencana menyelenggarakan RUPSLB secara tatap muka dan daring (hybrid) pada 18 Oktober 2024 untuk meminta restu pemegang saham mengenai rencana transaksi ini.

Sehubungan dengan rencana tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan lebih lanjut mengenai dampaknya bagi kelanjutan bisnis ADRO. Hal itu mengingat kontribusi AAI yang cukup signifikan terhadap pendapatan ADRO selama ini.

Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Mahardika Putranto menegaskan, divestasi AAI tidak berdampak terhadap kegiatan operasional perseroan, perseroan menjalankan kegiatan aktivitas kantor pusat dan konsultasi manajemen.

Sehingga perseroan tetap dapat melakukan investasi pada bidang-bidang energi lainnya. Setelah divestasi AAI, secara terkonsolidasi perseroan masih memiliki investasi di bidang pertambangan batu bara metalurgi dan batuan, energi, utilitas dan infrastruktur pendukung serta pengolahan mineral yang didukung oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya.

"Ke depannya, Perseroan berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan beberapa proyek yang dapat mendukung ekonomi hijau yang sedang dikembangkan di Indonesia," ujar Mahardika dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (2/10/2024).

 

Kelangsungan Usaha

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Divestasi AAI juga tidak akan mengganggu kelangsungan usaha perseroan. Perseroan akan memfokuskan kegiatan usahanya pada bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau Perseroan. Di mana rencana transaksi dapat membantu bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau Perseroan untuk mendapatkan akses yang lebih luas terhadap sumber pembiayaan, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, serta memberikan akses yang lebih baik ke rekanan bisnis potensial peringkat atas untuk proyek-proyek ramah lingkungan yang sedang dikembangkan oleh Perseroan.

Bisnis non-batu bara termal dan bisnis hijau Perseroan merupakan bisnis yang tidak tergantung kepada bisnis batu bara termal dan berpotensi menjadi pendorong utama pertumbuhan bagi perseroan ke depannya. Inisiatif ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada pendapatan dan laba bersih.

"Perseroan berencana untuk terus secara strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada bisnis non-batu bara termal. Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi Perseroan di seluruh fase siklus bisnis serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang Perseroan," imbuh Mahardika.

 

Perubahan Kegiatan Usaha

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Usai pelepasan AAI, perseroan tidak mengalami perubahan kegiatan usaha. Perseroan tetap akan menjalankan kegiatan aktivitas kantor pusat dan konsultasi manajemen terhadap anak- anak perusahaan eksisting Perseroan, di luar grup usaha AAI.

Lebih lanjut, Perseroan secara terkonsolidasi masih tetap memiliki investasi di bidang pertambangan batu bara metalurgi dan batuan, serta pengolahan mineral melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), energi, utilitas dan infrastruktur pendukung yang ditopang oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya dan kedepannya Perseroan akan lebih mengembangkan proyek-proyek yang ada saat ini dalam bidang energi yang mendukung program ekonomi hijau pemerintah Indonesia.

Adapun proyek-proyek yang masih berjalan setelah pelepasan AAI adalah proyek-proyek yang saat ini sedang dijalankan oleh pilar Adaro Minerals (di bawah ADMR) dan pilar Adaro Green. Di antaranya adalah proyek pengembangan pertambangan batu bara metalurgi, proyek pengolahan aluminium dengan kapasitas 500 ktpa di Kaltara Industrial Park, proyek pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas 70 MW di Kalimantan Selatan, dan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 1.375 MW di Kalimantan Utara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya