Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI). Perseroan merupakan emiten pengelola jaringan restoran Texas Chicken.
Suspensi berlaku sejak perdagangan efek 21 Maret 2023. Suspensi ini dilakukan karena tidak dipenuhinya kewajiban PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) dan adanya ketidakpastian atas kelangsungan usaha perseroan.
Baca Juga
“Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Efek PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) di Seluruh Pasar terhitung sejak Sesi I Perdagangan Efek tanggal 21 Maret 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut,” tulis pengumuman Bursa Efek Indonesia, dikutip Kamis (23/3/2023).
Advertisement
Sebelumnya, Bursa mengumumkan potensi delisting CSMI lantaran telah di suspend selama 6 bulan menurut pengumuman Bursa pada 6 Februari 2023 lalu. Pada penjelasan teranyarnya kepada Bursa, perseroan menyampaikan kinerja keuangan pada 2022 membukukan pendapatan sebesar Rp 51,7 miliar. Kondisi operasional perseroan saat ini masih ada 12 restoran di Manado, Samarinda dan Kendari.
“Kendala yang dihadapi adalah kebutuhan akan working capital dan reimage. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cashflow yang cukup untuk perputaran modal kerja. Pemegang saham mayoritas berkomitmen dan / pengendali Perseroan komitmen dengan rencana dan target Perseroan,” jelas Direktur PT Cipta Selera Murni Tbk, Radino Miharjo.
Adapun rencana perseroan pada 2022 dan 2023 termasuk dalam pembayaran kewajiban annual listing fee tahun 2022 dan 2023 kepada BEI, penyampaian laporan keuangan, pembayaran denda-denda terkait serta perbaikan kinerja agar dapat membukukan laba.
Texas Chicken Ubah Alokasi Penggunaan Dana Penawaran Umum
Sebelumnya, PT Cipta Selera Murni Tbk. (CSMI) atau yang dikenal dengan waralaba Texas Chicken mengumumkan dalam keterbukaan informasi BEI pada Kamis (14/4/2022) terdapat perubahan dalam penggunaan dana hasil penawaran Umum.
Berdasarkan risalah RUPS yang diselenggarakan pada 26 Agustus 2020, terdapat perubahan penggunaan dana penawaran umum dari sebelumnya 70 persen untuk memperluas jaringan usaha dan 30 persen untuk modal kerja menjadi 25 persen untuk memperluas jaringan usaha dan 75 persen untuk modal kerja.
Perubahan tersebut dilakukan untuk menjaga modal kerja yang tergerus akibat dampak Pandemi Covid-19 yang di mana pendapatan perusahaan turun lebih dari 50 persen.
Perincian dana sesuai dengan hasil risalah RUPS yaitu 75 persen digunakan untuk menjaga cash flow yang negatif (modal kerja) dan 25 persen digunakan untuk perluasan usaha (pembelian perlengkapan mesin dan lainnya).
Adapun penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan telah direalisasikan sebesar Rp 6,3 miliar (20 persen) digunakan untuk capital expenditure (pembelian perlengkapan, mesin dan system back office) dan sebesar Rp 25,4 miliar (80 persen) telah digunakan untuk modal kerja.
Advertisement
Kinerja Texas Chicken
Selain itu, Texas Chicken hanya berhasil membukukan persentase kas dan setara kas sebesar Rp 8,4 miliar atau hanya sebesar 7,34 persen dari total aset perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi tersebut, Texas Chicken menjelaskan alasan persentase kas cukup kecil.
“Latar belakang nya adalah kas dan setara kas per tanggal neraca digunakan untuk operasional yang bersifat tunai. Penyebab kas dan setara kas cukup kecil karena memang telah digunakan untuk membayar kegiatan perusahaan seperti pembelian persediaan tunai dan pembayaran Operasional lainnya,” isi laporan tersebut.
Kemudian berdasarkan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) No. 5 tentang Persediaan, persediaan Perseroan per 30 September 2021 hanya sebesar Rp 5,7 miliar mengalami penurunan sebesar 33 persen dibanding tahun sebelumnya.
Hal itu karena hampir 60 persen persediaan yang dibeli oleh Texas Chicken bersifat tunai dan fast moving atau habis pakai. Sehingga Persediaan di tanggal neraca mengalami penurunan.