Bursa AS Ditutup Perkasa, Nasdaq Mencetak Kuartalan Terbaik Sejak 2020

Bursa AS mendapat dorongan di akhir pekan setelah pengukur inflasi yang disukai Fed menunjukkan kenaikan harga dari perkiraan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Apr 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2023, 06:00 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat usai Wall Street menyelesaikan kuartal yang bergejolak, di tengah lebih banyak pengetatan suku bunga Federal Reserve dan kepanikan mini-finansial yang dipicu kejatuhan Silicon Valley Bank.

Indeks S&P 500 bertambah 1,44 persen ditutup menjadi 4.109,31. Sedangkan Nasdaq Composite naik 1,74 persen menjadi ke posisi 12.221,91. Kemudian indeks Dow Jones Industrial Average menguat 415,12 poin, atau 1,26 persen menjadi 33.274,15.

Bursa AS mendapat dorongan di akhir pekan setelah pengukur inflasi yang disukai Fed menunjukkan kenaikan harga dari perkiraan.

Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi inti, yang tidak termasuk biaya energi dan makanan, naik 0,3 persen pada Februari, kurang dari 0,4 persen  yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 7,03 persen dan 16,77 persen, pada kuartal pertama. Itu adalah kuartal terbaik sejak 2020 dengan Nasdaq yang padat saham teknologi. Dow mengakhiri periode dengan kenaikan 0,38 persen

Untuk bulan ini, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 3,51 persen dan 6,69 pesen. Sementara Dow, naik 1,89 persen di akhir Maret.

Tapi itu bukan perjalanan yang mulus. Saham meningkat kembali di akhir bulan Maret setelah bulan dimulai dengan kegagalan dua bank regional, pengambilalihan paksa Credit Suisse dan pelarian deposito dari institusi yang lebih kecil.

Backstop pemerintah atas simpanan SVB, serta Signature Bank, dan penyiapan fasilitas pinjaman khusus untuk bank lain, membantu membendung krisis.

 


Pendanaan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat. (AP Photo/Richard Drew)

Pinjaman kredit utama berjumlah USD 88,2 miliar, sementara bank mengeluarkan USD 64,4 miliar melalui Program Pendanaan Berjangka Bank Fed yang baru, menurut data Fed yang yang mencakup periode dari 22-29 Maret.

Nilai USD 152,6 miliar itu turun sedikit dari USD 164 miliar pada minggu sebelumnya dan tanda krisis mulai terlihat stabil seiring dengan berakhirnya bulan tersebut.

ETF Perbankan Regional SPDR (KRE) ditutup sekitar 1 persen lebih tinggi melanjutkan kebangkitannya dari titik terendah penularan.

 


Pemenang Terbesar

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Adapun saham teknologi menjadi pemenang besar bulan ini karena investor keluar dari keuangan. Teknologi Pilih SPDR ETF (XLK) bertambah sekitar 10 persen di bulan Maret.

"Reli baru-baru ini "membantu mengkonfirmasi persepsi pasar bahwa masalah yang membawa pasar ke krisis kepercayaan dapat diatasi dengan baik," kata Quincy Krosby, kepala strategi global LPL Financial.

“Semikonduktor, [yang] dipandang sebagai penentu penting untuk pertumbuhan global, memberikan kinerja yang kuat,” tambah dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya