Liputan6.com, Jakarta PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022.
Pada periode tersebut pendapatan perseroan naik 15 persen menjadi Rp 5,87 triliun dari RP 5,08 triliun pada tahun sebelumnya.
Melansir laporan keuangan perseroan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 4,79 triliun dari RP 4,03 triliun pada 2021. Alhasil, perseroan membukukan laba bruto Rp 1,08 triliun, naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,06 triliun.
Advertisement
”Harus diakui tahun 2022 memang tahun yang penuh tantangan. Namun demikian, kita bersyukur karena Perseroan berhasil mencatatkan kinerja cukup baik, serta mampu menjaga keberlanjutan bisnis,” kata Direktur Utama PT Adi Sarana Armada Tbk, Prodjo Sunarjanto dalam keterangan resmi, sabtu (1/4/2023).
Sepanjang 2022, beban penjualan tercatat sebesar Rp 36,29 miliar, beban umum dan administrasi Rp 812,4 miliar, pendapatan operasi lainnya Rp 36, miliar, rugi pelepasan aset tetap Rp 1,76 miliar, serta laba selisih kurs Rp 388,41 juta. Dari rincian tersebut, diperoleh laba operasi sebesar Rp 267,79 miliar atau turun 42,56 persen yoy.
Pada periode yang sama, bagian rugi dari entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 21,5 miliar, pendapatan keuangan Rp 30,66 miliar, pajak final Rl 5,42 miliar, dna beban keuangan RP 264,31 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 103,02 miliar.
Laba ini susut 27,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 142,63 miliar. Sehingga laba per saham dasar juga turun menjadi Rp 28,89 dari sebelumnya Rp 41,21.
Perseroan yang memiliki tiga bisnis utama, yaitu bisnis mobilitas (rental kendaraan, jasa pengemudi, Jasa Logistik car sharing), bisnis jual-beli kendaraan (Lelang-JBA dan Online-to-Offline used car dealers-Caroline), serta end-to-end logistic (logistik dan kurir ekspress Anteraja) ini, pada akhir 2022 mencatatkan total aset lancar Rp 1,55 triliun, meningkat dibandingkan posisi 31 Desember 2021 yang sebesar Rp 1,06 triliun.
Total liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 1,79 triliun dibandingkan Rp 1,18 triliun pada akhir tahun sebelumnya. Adapun total ekuitas tercatat sebesar Rp 2,47 triliun, meningkat dari Rp 1,77 triliun pada tahun sebelumnya.