Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 1,1 triliun. Dividen tersebut setara Rp 400 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Minggu (14/5/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 10 Mei 2023.
Baca Juga
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak USD 269,90 juta, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 342,88 juta serta total ekuitas ABM Investama senilai USD 617,52 juta.
Advertisement
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 17 Mei 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 19 Mei 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 23 Mei 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 24 Mei 2023
- Recording date: 23 Mei 2023
- Pembayaran dividen: 9 Juni 2023
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) emiten energi terintegrasi menyepakati pembagian dividen tunai senilai USD 75 juta atau setara Rp 1,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.735 per dolar AS).
Kesepakatan pembagian dividen itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2022, Rabu (10/5/2023) di Jakarta. Pembagian dividen ini direncanakan pada 9 Juni 2023. Investor yang memiliki hak dividen ABMM adalah pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) paling lambat pada 23 Mei 2023.
Sepanjang 2022, ABM Investama membukukan laba bersih sebesar USD 270 juta atau setara Rp 3,9 triliun. Laba bersih ini naik 82,37 persen dibandingkan 2021 sebesar USD 148 juta atau setara 2,1 triliun.
Direktur ABM Investama, Adrian Erlangga mengungkapkan capaian ABM tidak lepas dari keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan strategis perusahaan.
Adrian juga menjelaskan, pada tahun ini, ABM akan terus melanjutkan strateginya untuk optimalisasi sinergi dengan cakupan yang lebih luas sehingga tak hanya terbatas di Grup ABM. Selain itu, peningkatan volume, kinerja operasional dan cost review juga akan tetap menjadi fokus perusahaan.
"Kinerja yang kami raih tak lepas dari tingginya permintaan batu bara di pasar dunia, sehingga hal tersebut berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan," tutur Adrian.
Pada kuartal I 2023, ABM Investama berhasil mencetak laba bersih sebesar USD 106 juta atau setara 1,5 triliun. Laba bersih tahun ini meningkat 234 persen year-on-year (yoy) dari yang semula USD 32 juta atau setara Rp 471,1 miliar.
ABMM Kucurkan Rp 623,35 Miliar untuk Penawaran Tender Buyback Surat Utang
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) akan membiayai tender tunai untuk membeli kembali sebanyak-banyaknya USD 40 juta atau sekitar Rp 623,35 miliar (asumsi kurs Rp 15.584 per dolar AS) atas surat utang USD 200 juta.
Surat utang tersebut dengan bunga tetap sebesar 9,5 persen yang jatuh tempo pada 2026. Adapun surat utang tersebut dijamin oleh anak usaha ABM Investama yaitu PT Reswara Minergi Hartama, PT Tunas Inti Abadi, PT Pelabuhan Buana Reja, PT Cipta Kridatama, PT Cipta Krida Bahari.
Selain itu, PT Sanggar Sarana Baja, PT Alfa Trans Raya, PT Baruna Dirga Dharma, PT Dianta Daya Embara, PT Agata Nugraha Nastari, PT Prima Wiguna Parama, dan PT Radhika Jananta Raya. "Penyelesaian penawaran tender bergantung pada pemenuhan kondisi tertentu, dalam setiap hal, sebagaimana diubah, diganti, dikesampingkan dan ditambah oleh penerbit dan perseroan," tulis perseroan dalam keterbukaan informasi BEI, ditulis Minggu (23/10/2022).
Hingga 20 Oktober 2022, jumlah pokok keseluruhan dari surat utang yang terhutang USD 200 juta. Jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap USD 1.000 atas jumlah pokok surat utang yang ditawarkan secara sah pada atau sebelum pukul 17.00 waktu New York pada 2 November 2022 (batas waktu tender awal) dan tidak ditarik secara sah pada atau sebelum pukul 17.00 waktu New York, pada 2 November 2022 (batas waktu penarikan) dan diterima untuk pembayaran sesuai dengan penawaran akan dihargai yang setara dengan jumlah USD 1.000 per USD 1.000 jumlah pokok pokok surat utang ditambah bunga akrual yang berlaku (sebagaimana didefinisikan di dalam memorandum penawaran tender) (harga penawaran tender awal), apabila semua kondisi penawaran telah dipenuhi atau dikesampingkan pada atau sebelum tanggal penyelesaian.
Advertisement
Tidak Terdapat Dampak Khusus
Para pemegang surat utang harus secara sah menawarkan Surat Utang mereka pada atau sebelum Batas Waktu Tender Awal dan tidak ditarik secara sah atas Surat Utang mereka pada atau sebelum Batas Waktu Penarikan untuk menerima Harga Penawaran Tender Awal.
Jumlah yang harus dibayar untuk setiap USD1.000 atas jumlah pokok Surat Utang yang ditawarkan secara sah setelah Batas Waktu Tender Awal tetapi pada atau sebelum pukul 23:59 waktu New York, pada 17 November 2022 (Batas Waktu Jatuh Tempo) dan diterima untuk pembayaran sesuai dengan Penawaran akan dihargai dengan jumlah USD 950.00 per USD 1.000 jumlah pokok Surat Utang ditambah Bunga Akrual yang Berlaku (Harga Penawaran Tender Akhir).
Perseroan menyatakan, tidak terdapat dampak khusus terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.
ABM Investama Rampungkan Akuisisi 30 Persen Saham GEMS
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui anak usahanya PT Radhika Janata Raya (RJR) bakal genggam 30 persen saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).
Pada 31 Agustus 2022, perseroan ditetapkan sebagai pemenang lelang yang dilakukan oleh GMR Coal Resources Pte Ltd (GMR) untuk membeli 30 persen atau setara 1.764.705.900 lembar saham GMR di GEMS.
"Pada 15 September 2022, perseroan dan RJR telah memenuhi seluruh persyaratan pendahuluan dan RJR secara efektif telah menyelesaikan transaksi pembelian saham," ungkap Sekretaris Perusahaan PT ABM Investama Tbk, Rindra Donovan dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (16/9/2022).
Penetapan Harga Pembelian Saham berdasarkan POJK 17/2020 yang disepakati untuk seluruh saham ditempatkan dan disetor GEMS adalah USD 420 juta atau setara dengan Rp 6.24 triliun (asumsi kurs BI per 13 September 2022) atau Rp 3.536 per saham.
Rindra menuturkan, transaksi ini merupakan bagian dari strategi usaha perseroan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis di seluruh ekosistem usaha dalam grup ABM. Perseroan melihat potensi yang ada pada GEMS, di mana aktivitas usaha GEMS sesuai dengan aktivitas usaha perseroan. Hal ini sejalan dengan misi Perseroan untuk terus berfokus pada integrasi yang efektif.
"Dengan pembelian saham di GEMS ini juga diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan dan menghasilkan pertumbuhan nilai secara bertahap, serta ruang lingkup sinergi yang meningkat bagi perseroan," ujar Rindra.
Transaksi ini diproyeksikan akan meningkatkan kondisi keuangan perseroan yang bersumber dari bagian perseroan atas laba bersih GEMS yang akan diakui pada laporan laba rugi perseroan.
Selain itu, transaksi ini juga akan meningkatkan pendapatan ABM Investama yang diperoleh dari sinergi yang dihasilkan.
Advertisement