Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengumumkan kinerja perseroan sepanjang semester I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penyusutan pendapatan maupun laba bersih.Â
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), Astra Agro Lestari membukukan pendapatan sebesar Rp 9,39 triliun. Pendapatan ini menyusut 14,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,96 triliun.Â
Baca Juga
Beban pokok pendapatan hingga akhir Juni 2023 tercatat turun 8,53 persen sebesar Rp 8,36 triliun dari RP 9,14 triliun pada kuartal II 2022. Sedangkan laba bruto turun 43,56 persen menjadi Rp 1,02 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,82 triliun.
Advertisement
Dari rincian tersebut, Astra Agro Lestari membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 377,49 miliar, turun 54,93 persen dibandingkan kuartal II 2022 sebesar Rp 837,61 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 406,88 miliar, beban penjualan Rp 289,47 miliar, dan biaya pendanaan Rp 132,35 miliar.
Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga akhir Juni 2023 tercatat sebesar Rp 367,57 miliar, turun 54,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 809,31. Sehingga laba per saham dasar susut menjadi Rp 190,98 dari sebelumnya Rp 420,49.Â
Aset perseroan sampai dengan akhir Juni 2023 tercatat sebesar Rp 29,21 triliun, susut dibandingkan posisi lahir tahun lalu sebesar Rp 29,24 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 7,22 triliun dari Rp 7 triliun pada Desember 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas hingga akhir Juni 2023 menurun menjadi Rp 21,98 triliun dari Rp 22,24 triliun pada Desember 2022.
Â
Antisipasi Dampak El Nino, Begini Jurus Astra Agro Lestari
Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mewaspadai ancaman fenomena El Nino yang menerjang Indonesia pada 2023.
Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom mengakui bahwa fenomena El Nino dapat berdampak pada kelangsungan bisnis produsen sawit, tak terkecuali AALI.
Secara psikologis, El Nino akan mempengaruhi produksi crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. Selain itu, secara agronomis efek dari El Nino akan dirasakan beberapa tahun mendatang, akan tetapi saat ini tidak berpengaruh.
"Secara Agronomis efek dari El Nino kita merasakan 6-1 tahun ke depan, sekarang tidak pengaruh," kata Mario beberapa waktu lalu, dikutip Minggu (9/7/2023).
Meski demikian, Astra Agro Lestari telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi akibat El Nino.
Lantaran Elnino merupakan fenomena alam yang menjadi tantangan bagi perusahaan maupun industri sawit dan mungkin agribisnis pada umumnya yang tidak bisa dihindari.
Communication and Investor Relation Manager Astra Agro Lestari Fenny A. Sofyan mengatakan, pada kuartal I 2023, produktivitas cukup baik. Namun, terdapat kemungkinan El Nino akan mempengaruhi produktivitas 1 sampai 1,5 tahun ke depan.
"Strategi lainnya yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi El Nino ini adalah tim siap siaga kebakaran lahan yang telah kita miliki. Selain memastikan sarana prasarana tim siap siaga juga melakukan sosialisasi dengan komunitas masyarakat peduli api yang selama ini sudah kita bentuk dan latih," kata Fenny.
Dia bilang, perseroan juga mengadakan sosialisasi untuk tidak melakukan pembakaran lahan serta membuang sumber api sembarangan seperti puntung rokok dan tanggap lapor jika melihat titik api menjadi hal yang tidak kalah critical untuk perseroan lakukan.
Â
Advertisement
Astra Agro Lestari Serap Belanja Modal Rp 186 Miliar hingga Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 186 miliar hingga kuartal I 2023.
Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom menuturkan, perseroan menyerap belanja modal sebesar Rp 186 miliar pada kuartal I 2023. Angka tersebut menurun dari serapan belanja modal pada periode yang sama 2021 sebesar Rp 212 miliar.
Belanja modal tersebut salah satunya dialokasikan untuk penanaman kembali (replanting) dan pemeliharaan. Dalam kesempatan yang sama, Mario juga mengakui bahwa fenomena El Nino dapat berdampak pada kelangsungan bisnis produsen sawit, tak terkecuali AALI.
Secara psikologis, El Nino akan mempengaruhi produksi crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. Selain itu, secara agronomis efek dari El Nino akan dirasakan beberapa tahun mendatang, akan tetapi saat ini tidak berpengaruh.
"Secara agronomis efek dari El Nino kita merasakan 6-1 tahun ke depan, sekarang tidak pengaruh," kata Mario dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal 2023, Rabu (5/7/2023).
Sebelumnya, Astra Agro Lestari telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi akibat El Nino. Sebab, Elnino merupakan fenomena alam yang menjadi tantangan bagi perusahaan maupun industri sawit dan mungkin agribisnis pada umumnya yang tidak bisa dihindari.
Communication and Investor Relation Manager Astra Agro Lestari Fenny A. Sofyan mengatakan, pada kuartal I 2023, produktivitas cukup baik. Namun, terdapat kemungkinan El Nino akan mempengaruhi produktivitas 1 sampai 1,5 tahun ke depan.Â
"Strategi lainnya yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi El Nino ini adalah tim siap siaga kebakaran lahan yang telah kita miliki. Selain memastikan sarana prasarana tim siap siaga juga melakukan sosialisasi dengan komunitas masyarakat peduli api yang selama ini sudah kita bentuk dan latih. Selain itu sosialisasi untuk tidak melakukan pembakaran lahan serta membuang sumber api sembarangan seperti puntung rokok dan tanggap lapor jika melihat titik api menjadi hal yang tidak kalah critical untuk kami lakukan," kata dia.
Â
Â
Astra Agro Lestari Siapkan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun pada 2023
Sebelumnya, emiten perkebunan kelapa sawit, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 1,4 triliun pada 2023. Ini mengingat Astra Agro Lestari bakal perawatan dan penanaman kembali kebun kelapa sawit (replanting).
Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom menuturkan, pihaknya menyiapkan belanja modal Rp 1,4 triliun pada 2023. Dana tersebut akan dialokasikan untuk perawatan dan replanting.
"Untuk capex tahun 2023 kira-kira Rp 1,4 triliun dan diperuntukan untuk rawat dan replanting itu Rp 400-600 miliar," kata Mario dalam konferensi pers, Senin (3/4/2023).
Di sisi lain,  Astra Agro Lestari tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja. Lantaran, pendapatan dan laba bersih tahun lalu mengalami penurunan.
"Jadi strategi peningkatan laba tentu tidak bisa dilepaskan dari melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas baik secara agronomi maupun secara proses bisnis. Walaupun kita lakukan dengan semaksinal mungkin tapi kalau harga jual mengalami penurunan tentu profitnya terpengaruh, karena kita pure play di komoditas," kata Presiden Direktur Astra Agro Lestari, Santosa.
Selain itu, perseroan juga melakukan strategi penjualan melalui komersil yang oportunistik sebagai salah satu upaya meningkatkan kinerja pada 2023.
"Kita melakukan strategi penjualan melalui komersil yang opportunistic baik domestik maupun ekspor kita lihat dari hari ke hari mana yang kasih terbaik," kata dia.
Â
Advertisement
Strategi Astra Agro Lestari
Sementara itu, ia berharap agar Astra Agro bisa menjadi perusahaan perkebunan dengan proses kerja paling efisien.
"Dari sisi operasional dengan berbagai macam perubahan dan improvement di business process, penggunaan teknologi digitalisasi, kita berharap bisa menjadi perusahaan perkebunan dengan proses kerja paling efisien dalam konteks jangka pendek dari sisi agronomi ada riset terapan, dalam jangka panjang mengembangkan bibit baru di masa depan, sekarang kita menghasilkan tiga bibit ungul," imbuhnya.
Astra Agro membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 21,83 triliun. Pendapatan itu turun 10,25 persen dibanding 2021 sebesar Rp 24,32 triliun.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 1,73 triliun, turun 12,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,97 triliun.Â