Alasan Bank Berbondong-bondong Beli Unit Karbon di IDXCarbon

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menanggapi alasan perbankan yang beli unit karbon.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 27 Sep 2023, 10:44 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2023, 10:42 WIB
Alasan Bank Berbondong-bondong Beli Unit Karbon di IDXCarbon
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) (Foto:OJK)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) pada Selasa, 26 September 2023. Perusahaan sektor perbankan pun berbondong-bondong membeli unit karbon saat perdagangan perdana tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, alasan perbankan membeli unit karbon karena ingin dilabeli sebagai bank yang menerapkan prinsip hijau (green). 

"Oleh karena itu, kita lihat dalam hari ini (Selasa) saja, beberapa bank, terutama bank-bank asing, yang mungkin dari kantor regionalnya disuruh untuk membeli unit karbon,” kata Inarno di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (27/9/2023). 

Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, perusahaan perbankan lebih siap membeli unit karbon. Ini mengingat, tujuan perusahaan perbankan untuk menjadi bank hijau. 

“Yang menarik, pembeli unit karbon ini banyaknya perbankan yang yang merupakan perusahaan terbuka (Tbk) atau perusahaan publik. Ini memperlihatkan dukungan mereka kepada ESG,” kata Iman.

Di samping itu, BEI pun mencatatkan 27 transaksi di bursa karbon dengan jumlah volume transaksi sebesar 459.953 tCO2 pada penutupan perdagangan perdana, Selasa (26/9/2023). 

Sementara itu, terdapat 15 (pengguna jasa) pembeli unit karbon melalui satu penjual. Kemudian, total pengguna jasa (user) per hari ini mencapai 16 user. 

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, harga pembukaan bursa karbon di pasar reguler tercatat sebesar Rp 69.600, sedangkan harga penutupan pasar reguler senilai Rp 77.000.

Transaksi perdagangan karbon pada hari ini mencapai Rp 29.208.036.359 dengan total volume perdagangan sebanyak 459.953 tCO2. Tercatat ada 27 transaksi perdagangan karbon sepanjang hari ini.

“Total pengguna jasa (user) perdagangan karbon hari ini berjumlah 16 user yang terdiri dari pembeli sebanyak 15 user dan penjual sebanyak satu user,” ungkap Jeffrey. 

 

 

Perusahaan yang Berperan sebagai Pembeli

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bursa karbon (IDX Carbon) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9/2023). (Foto: BEI)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bursa karbon (IDX Carbon) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9/2023). (Foto: BEI)

Sepanjang Senin, 26 September 2023,terdapat 17 kali transaksi perdagangan karbon di pasar reguler, transaksi di pasar negosiasi sebanyak 3 kali, serta transaksi di pasar lelang 7 kali.

Penyedia Unit Karbon pada perdagangan perdana kali ini yaitu Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan Unit Karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Adapun perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai pembeli Unit Karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon, yaitu di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas (bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk). 

Selain itu, ada juga PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Patra Niaga.

 

Jokowi Resmikan Bursa Karbon Hari Ini 26 September 2023, Kontribusi Indonesia Lawan Perubahan Iklim

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bursa karbon (IDX Carbon) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9/2023). (Foto: BEI)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bursa karbon (IDX Carbon) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9/2023). (Foto: BEI)

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan bursa karbon di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 26 September 2023. 

Sehubungan dengan acara peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) tersebut, Jokowi menuturkan, peluncuran bursa karbon menjadi tanda dimulainya perdagangan karbon di Tanah Air. 

"Bursa karbon saya luncurkan pada hari ini,” ujar Jokowi dalam konferensi pers di Main Hall BEI, Selasa (26/9/2023). 

Dia juga bilang, hal ini merupakan kontribusi nyata negara dalam rangka melawan krisis iklim dan krisis perubahan iklim.

"Ini kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama melawan krisis iklim dan krisis perubahan iklim,” kata dia. 

Dengan demikian, hasil perdagangan ini direinvastasikan lagi. Selain itu, Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dan menjadi satu-satunya negara yang sekitar 60 persen pengurangan emisi karbon dari sektor alam. 

"Potensi bursa karbon kita bisa mencapai potensinya 3.000 triliun bahkan bisa lebih sebuah angka yang sangat besar yang tentu ini menjadi sebuah kesempatan ekonomi baru sejalan dengan berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Jokowi.

 

Ketentuan Bursa Karbon

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar pada pembukaan bursa karbon (IDX Carbon), Selasa (26/9/2023). (Foto: BEI)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar pada pembukaan bursa karbon (IDX Carbon), Selasa (26/9/2023). (Foto: BEI)

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, OJK telah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon. Dalam prosesnya, POJK tersebut dikonsultasikan kepada DPR RI Komisi XI. 

"Untuk mendukung bursa karbon, OJK telah memberikan izin usaha kepada PT Bursa Efek Indonesia sebagai penyelenggara Bursa Karbon Indonesia,” kata Mahendra. 

Dia bilang, telah terdapat 99 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, yang berpotensi ikut perdagangan karbon tahun ini. Jumlah ini setara dengan 86 persen dari total PLTU Batu Bara yang beroperasi di Indonesia.

"Harapan kami PLTU dapat bertransaksi tahun ini juga,” ujarnya. 

Peluncuran bursa karbon juga dihadiri oleh sejumlah menteri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DPR RI dan jajaran BEI selaku penyelenggara bursa karbon. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya