Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT MNC Kabel Mediacom atau MNC Play dan PT Indosat Tbk (ISAT) menanggapi isu transaksi jual beli aset dengan PT Asianet Media Technology.
Asianet dikabarkan akan membeli aset MNC Play dan aset IM2 dari Indosat, demikian mengutip dari berbagai sumber.
Baca Juga
Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Direktur Utama MNC Play Ade Tjendra belum dapat memberikan konfirmasi.
Advertisement
"Saat ini saya belum dapat memberikan statement apapun, namun pada waktunya akan ada informasi lebih lanjut,” ujar Ade saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Kamis, 26 Oktober 2023.
MNC Play merupakan penyedia internet berlangganan berbasis serat optik dan penyedia televisi kabel milik MNC Vision Networks yang berada di bawah induk Global Mediacom (BMTR).
Respons Indosat
Direktur Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah menuturkan, aset IM2 sudah dilikuidasi sesuai keputusan Mahkamah Agung tahun lalu. Ia menyebutkan, sebagian aset sudah dilelang oleh likuidator. “Kami pasti akan mengumumkan aksi korporasi, jika terjadi, sesuai aturan yang berlaku,” kata dia.
Sementara itu, SVP Corporate Communication Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang mengatakan, perseroan terus fokus mengembangkan bisnis fiber-to-the-home (FTTH) melalui brand Indosat HiFi. Ia mengatakan, belum memiliki informasi lebih lanjut yang dapat disampaikan terkait pemberitaan itu.
“Fokus saat ini adalah pengembangan layanan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Setiak informasi akan dilaporkan kepada otoritas terkait sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku,” kata dia.
Adapun Asianet Media Technology yang berawal bernama Asianet Media Televsion didirikan pada 2019. Asianet membangun platform berbasis fiber di seluruh Indonesia yang menjadi targetnya. Perseroan telah akuisisi aset IM2 di 8 kota di Indonesia dengan serat optik lebih dari 2.500 KM pada 2022.
Indosat Bubarkan dan Likuidasi IM2
Sebelumnya IM2 mengumumkan layanan internet Indosat GIG bakal berhenti beroperasi pada 25 November 2021.
IndosatM2 dalam pemberitahuannya mengungkapkan, pemberhentian Indosat GIG terkait dengan Putusan Mahkamah Agung No. 787 K/PID.SUS/2014 tertanggal 10 Juli 2014.
"Dapat kami sampaikan bahwa eksekusi atas Putusan tersebut mengharuskan Perusahaan untuk membayar Uang Pidana Pengganti sebesar Rp 1,3 triliun dan saat ini sedang dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan," tulis perusahaan milik Indosat Ooredoo ini.
IM2 pun menyatakan, sehubungan dengan kondisi tersebut, mereka dengan sangat menyesal menyampaikan bahwa perusahaan tidak dapat lagi menjalankan aktivitas bisnisnya, secara menyeluruh, paling lambat hingga tanggal 25 November 2021.
IM2 pun menyampaikan permohonan maafnya kepada para pelanggan mereka.
"Izinkan kami menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya kepada Pelanggan GIG yang selama ini telah setia dalam menggunakan layanan internet kami dan telah memberikan masukan-masukan yang berarti dalam memajukan kinerja layanan perusahaan," tulis IM2.
Advertisement
Pelanggan Indosat Kembali Tembus 100 Juta pada Semester I 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) kembali mencatatkan 100 juta pelanggan pada paruh pertama 2023. Sebelumnya, perseroan melaporkan terdapat 102,2 juta pelanggan pada akhir 2022. Lalu turun menjadi 98,5 juta pelanggan pada kuartal I 2023.
"Ada penambahan 1,5 juta pelanggan (secara kuartalan) hingga menjadi 100 juta pelanggan pada saat ini," kata Direktur PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk, Ahmad Zulfikar dalam Media Update, Jumat (28/7/2023).
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah pelanggan pada semester I 2023 tumbuh 3,9 persen yoy. Pertumbuhan basis pelanggan menghasilkan peningkatan moderat dalam Average Revenue per User (ARPU) menjadi Rp34,3 ribu pada semester I 2023, naik dari Rp 33,5 ribu pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perluasan basis pelanggan juga menghasilkan pertumbuhan trafik data yang kuat sebesar 16,8 persen yoy pada semester I 2023.
Selain itu, cakupan jaringan perusahaan juga meningkat seiring peningkatan jumlah BTS 4G yang mencapai 167 ribu, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi. Perusahaan mencatat pencapaian yang kuat pada kuartal kedua 2023, sebagian besar didorong oleh dampak positif dari periode perayaan Lebaran.
Manfaat dari jaringan perusahaan yang sepenuhnya terintegrasi menjadi hal penting dalam hal ini karena penyelesaian integrasi jaringan berarti memiliki jaringan yang lebih kuat untuk menangani lonjakan trafik yang terjadi selama musim lebaran.
Oleh karena itu, Indosat Ooredoo Hutchisondapat memastikan pengalaman pelanggan yang lancar dan konsisten meskipun terjadi peningkatan trafik jaringan sebesar 25 persen selama puncak periode perayaan Lebaran.
Indosat Serap Capex Rp 4,3 Triliun pada Semester I 2023, untuk Apa Saja?
Sebelumnya, PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 4,3 triliun.
Secara kuartalan, Direktur PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk, Nicky Lee menjelaskan realisasi belanja modal pada kuartal II 2023 yakni sebesar Rp 1,8 triliun, lebih rendah 24 persen dibandingkan realisasi semester I 2023 sebesar Rp 2,4 triliun.
"Capex paruh pertama kami sebenarnya cukup rendah. Tapi ini sedikit lebih tinggi dari tahun lalu tetapi tingkat kinerjanya masih rendah, Rp 4,3 triliun. Kami berharap realisasi capex ini naik di semester II 2023," kata Lee dalam Media Update, Jumat (28/7/2023).
Secara keseluruhan, perseroan menyiapkan belanja modal Rp 13 triliun hingga akhir tahun. Dari realisasi Rp 4,3 triliun pada paruh pertama tahun ini, sekitar 90,9 persen belanja modal dialokasikan untuk bisnis selular guna mendukung permintaan layanan data.
Sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI, infrastruktur dan TI. Pada periode yang sama, Indosat mengantongi pendapatan sebesar Rp 24,67 triliun sepanjang semester I 2023. Pendapatan tersebut naik 9,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,52 triliun.
Pendapatan tersebut berasal dari selular Rp 21,17 triliun, MIDI (Multimedia, Komunikasi Data, Internet) sebesar Rp 3,02 triliun, dan telekomunikasi tetap sebesar Rp 467,81 miliar.
Dari raihan tersebut, perseroan mengukuhkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,90 triliun. Laba bersih itu turun 41,46 persen dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar Rp 3,26 triliun.
Advertisement