RMK Energy Siapkan Belanja Modal Rp 300 Miliar pada 2024

RMKE menargetkan belanja modal tahun depan sebesar Rp 300 miliar untuk pembangunan infrastruktur berjalan dan fasilitas jasa logistik batu bara.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Nov 2023, 19:28 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 19:26 WIB
Fasilitas Conveyor pada Train Loading System (TLS) milik PT RMK Energy Tbk di Muara Enim, Sumatera Selatan. (DOk RMKE)
Fasilitas Conveyor pada Train Loading System (TLS) milik PT RMK Energy Tbk di Muara Enim, Sumatera Selatan. (DOk RMKE)

Liputan6.com, Jakarta PT RMK Energy Tbk (RMKE) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 155,7 miliar atau setara dengan 45,5 persen dari total belanja modal 2023. Selain itu, RMKE menargetkan belanja modal Rp 300 miliar pada 2024. 

Direktur Keuangan RMK Energy, Vincent Saputra menuturkan, belanja modal tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur berjalan dan fasilitas jasa logistik batu bara. 

Kemudian, RMKE menargetkan belanja modal tahun depan sebesar Rp 300 miliar untuk pembangunan infrastruktur berjalan dan fasilitas jasa logistik batu bara. 

"Kalau kami di tahun depan tetap fokus pengembangan infrastruktur karena memang kita melihat infrastruktur ini menjadi kunci apalagi harga batu bara sudah ternormalisasi," kata Vincent dalam konferensi pers, Kamis (2/11/2023). 

Tak hanya itu, RMKE juga meyakini pembuatan infrastruktur yang lebih efisien pihaknya dapat mengurangi biaya untuk para penambang yang ingin menggunakan jasa. Sehingga dapat meningkatkan produksi batu bara secara total. 

Di sisi lain, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun, atau mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4 persen YoY.

Hal ini disebabkan oleh normalisasi harga yang menyebabkan penurunan yang signifikan pada segmen penjualan batu bara.

Kinerja

PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengumumkan kinerja keuangan semester I 2022 (Foto: PT RMK Energy Tbk)
PT RMK Energy Tbk (RMKE) mengumumkan kinerja keuangan semester I 2022 (Foto: PT RMK Energy Tbk)

PT RMK Energy Tbk (RMKE) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun, atau mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4 persen  YoY. 

Hal itu disebabkan oleh normalisasi harga yang menyebabkan penurunan yang signifikan pada segmen penjualan batubara.

Namun, pendapatan usaha dari segmen jasa berhasil mengimbangi penurunan yang disebabkan normalisasi harga tersebut. 

Pendapatan usaha dari segmen penjualan batubara sebesar Rp1,2 triliun, atau turun sebesar 19,5 persen YoY, akan tetapi pendapatan usaha dari jasa tumbuh sebesar 59,1 persen  YoY menjadi Rp620,5 miliar pada kuartal III 2023. 

Dengan mempertahankan pendapatan usaha, Perseroan berhasil meningkatkan margin laba kotor pada level 23,6 persen , atau meningkat 130bps dari 22,9 persen  pada periode yang sama tahun lalu.

Hal ini dicapai karena beban COGS segmen penjualan batubara juga turun sebesar 12,3 persen  YoY sehingga segmen penjualan batubara masih membukukan kinerja positif dengan margin yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu. 

Segmen jasa dan penjualan batu bara berkontribusi masing-masing sebesar 59,5 persen  dan 40,5 persen  ke total laba kotor Perseroan. Hingga periode September 2023, RMKE mencatatkan laba kotor yang sedikit turun 0,4 persen  YoY.

 

Laba

Kinerja operasional PT RMK Energy Tbk (RMKE) Februari 2023, Rabu (1/3/2023). (Foto: PT RMK Energy Tbk)
Kinerja operasional PT RMK Energy Tbk (RMKE) Februari 2023, Rabu (1/3/2023). (Foto: PT RMK Energy Tbk)

Sejalan dengan kinerja laba kotor, Perseroan juga berhasil mempertahankan margin laba bersih pada level 15,5 persen  pada kuartal III 2023.

Kinerja laba bersih ini ditopang oleh segmen jasa yang memiliki margin laba yang lebih besar dibandingkan dengan segmen penjualan batubara.

Hal ini yang mendukung Perseroan mampu mempertahankan kinerja keuangan dengan kedua segmen yang masih membukukan kinerja positif di tengah kondisi yang kurang mendukung seperti normalisasi harga.

Margin laba segmen jasa yang kian tebal mendongkrak kinerja keuangan Perseroan hingga periode September 2023. Pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 9,7 persen  YoY dan 14,5 persen  YoY.

Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang hingga September 2023 masing-masing telah mencapai 9,2 juta MT dan 6,2 juta MT.

Peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batubara ini tidak terlepas dari on-time performance (OTP) bongkar kereta yang jauh lebih cepat 41 menit menjadi 3:25 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada periode yang sama tahun lalu 4:06 jam. 

Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 10,9 persen  seiring dengan peningkatan volume angkutan batubara, namun rasio penggunaan bahan bakar per MT batubara tetap lebih efisien dari 0,91 liter/MT tahun lalu menjadi 0,88 liter/MT tahun ini atau lebih efisien sebesar 3,2 persen  YoY pada kuartal III 2023.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya