Bursa Saham Asia Menguat pada Awal Sesi Perdagangan

Sebagian besar indeks saham acuan di Bursa Saham Asia Pasifik menguat pada Selasa, 21 November 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Nov 2023, 08:07 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2023, 08:07 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Selasa (21/11/2023).(AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Selasa (21/11/2023). Namun, indeks Nikkei melemah.

Mengutip Investing.com, indeks Hang Seng melonjak 1,66 persen ke posisi 17.762. Indeks Australia ASX 200 bertambah 0,14 persen ke posisi 7.068,50.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,56 persen ke posisi 2.5050,22. Indeks Shanghai stagnan di posisi 3.068,32. Sementara itu, indeks Nikkei 225 melemah 0,04 persen ke posisi 33.373,50.

Sementara itu, berdasarkan jajak pendapat Reuters, rata-rata saham di indeks Nikkei 225 akan melanjutkan reli lebih dari 28 persen pada 2023-2024. Indeks mencapai level tertinggi dalam tiga dekade di 35.000 pada akhir Juni.

Semua responden memprediksi, pertumbuhan laba akan berlanjut meski banyak yang perkirakan dampak pelemahan yen mulai mereda seiring berakhirnya stimulus super akomodatif Bank of Japan dan berakhirnya siklus pengetatan the Federal Reserve.

Perkiraan indeks Nikkei pada pertengahan 2023 di kisaran 35.000. Responden prediksi, indeks Nikkei di kisaran 31.143-39.500, berdasarkan jajak pendapat Reuters terhadap 10 analis saham pada 10-20 November 2023.

Patokan indeks saham Jepang memulai minggu ini dengan mendorong ke level tertinggi sejak Maret 1990 di 33.853.46 menyusul kenaikan berturut-turut selama tiga minggu.

Reli ini sebagian didorong oleh musim laporan keuangan dengan laba yang kuat, karena anjloknya yen ke level terendah dalam satu tahun melampaui 150 per dolar Amerika Serikat selama periode tersebut meningkatkan prospek keuntungan eksportir dan ketika perusahaan membebankan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen – sesuatu yang hampir tidak terpikirkan sebelum pandemi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertumbuhan PDB

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Analis di Sumitomo Mitsui (NYSE:SMFG) DS Asset Management Masayuki Kichikawa menunjuk pada permintaan terpendam dalam investasi bisnis dan permintaan konsumen, khususnya untuk jasa, sehingga memperkirakan Nikkei akan mencapai 39.500 pada Juni dan 40.900 pada akhir 2024 - perkiraan paling bullish dalam survei tersebut.

“Kami konstruktif terutama karena kami optimis terhadap pertumbuhan PDB nominal,” ujar dia dikutip dari Investinng.com

"Masih ada ruang bagi harga ekuitas untuk mencerminkan gambaran pertumbuhan EPS yang lebih baik,” ia menambahkan.

Pada saat yang sama, Kichikawa dan responden lainnya mengatakan yen mungkin telah mencapai titik terendah setelah mencapai titik puncak 152 per dolar pada awal bulan ini, di tengah ekspektasi The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya sekitar bulan Mei, sementara BOJ mungkin akan menghentikan kebijakan suku bunga negatif pada awal bulan depan. tahun.

Hal ini berarti pasar saham akan mengalami stagnasi pada paruh kedua tahun depan, dengan indeks Nikkei masih tertahan di angka 35.000 pada akhir tahun, menurut tanggapan median jajak pendapat.

Analis IG yang berbasis di Sydney, Tony Sycamore, termasuk yang paling bearish - salah satu dari dua peramal memperkirakan penurunan benchmark pada paruh kedua tahun depan, dari 35.000 menjadi 33.000.

"35.000 tampaknya berada pada level di mana kenaikan Nikkei sejalan dengan waktu BOJ menghapus kebijakan suku bunga negatif," kata Sycamore.

"Nikkei masih mendapat dukungan dari BOJ yang berada di belakang kurva," ia menambahkan.

"Tetapi pada suatu saat di awal tahun depan, mereka perlu melakukan apa yang perlu dilakukan, dan itu tidak akan memberikan hasil yang baik bagi ekuitas.”


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 20 November 2023

Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)
Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin, 20 November 2023. Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah China mempertahankan suku bunga pinjaman.

Dikutip dari CNBC, suku bunga pinjaman bertenor satu tahun Bank Sentral China, yang merupakan patokan bagian sebagian besar untuk pinjaman rumah tangga dan korporasi di China berada pada angka 3,45 persen. Suku bunga pinjaman sebagian besar hipotek mencapai 4,2 persen.

Indeks Nikkei 225 sempat sentuh level tertinggi dalam 33 tahun pada awal sesi perdagangan. Akan tetapi, indeks saham sulit untuk mempertahankan kenaikan. Ineks Nikkei 225 susut 0,59 persen dan berakhir pada posisi 33.388,03. Indeks Topix merosot 0,77 persen menjadi 2.372,6.

Bursa saham Hong Kong menguat usai melemah pada perdagangan Jumat, 17 November 2023. Indeks Hang Seng kembali bangkit dengan naik 1,77 persen. Indeks CSI 300 mendaki 0,23 persen ke posisi 4.576,32.

Indeks Kospi Korea Selatan melesat 0,86 persen ke posisi 2.491,2. Indeks Kosdaq bertambah 1,75 persen ke posisi 813,08. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,13 persen ke posisi 7.058,4.


Penutupan Wall Street pada 20 November 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan saham Senin, 20 November 20230. Wall street melesat didorong saham teknologi yang dipimpin saham Microsoft dan Nvidia.

Dikutip dari CNBC, Selasa (21/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 203,76 poin atau 0,58 persen ke posisi 35.151,04. Indeks S&P 500 bertambah 0,74 persen ke posisi 4.547,38. Indeks Nasdaq naik 1,13 persen ke posisi 14.284,53.

Saham Microsoft naik 2 persen, dan mencapai level tertinggi baru dalam 52 minggu, setelah CEO Satya Nadella menuturkan mantan CEO OpenAI Sam Altman akan bergabung dengan raksasa teknologi itu untuk memimpin tim peneliti AI baru.

Saham produsen chip Nvidia melambung 2,3 persen, dan ditutup ke level tertinggi sepanjang masa jelang laporan laba pada perdagangan saham Selasa sore waktu setempat.

Sektor jasa teknologi dan komunikasi merupakan sektor yang mencatat keuntungan terbesar di indeks S&P 500, masing-masing naik 1,5 persen dan 1 persen. Saham Palo Alto Networks bertambah 5,2 persen, sedangkan saham Intel menguat 2,1 persen. Sementara itu, saham Paramount bertambah 5,6 persen dan saham Netflix naik 1,8 persen.

Wall street akan libur pada perdagangan Kamis, 23 November 2023 untuk peringati Thanksgiving. Pada perdagangan Jumat, 24 November 2023 juga akan lebih singkat. Perdagangan saham menjelang libur Thanksgiving berfluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Namun, November masih merupakan bulan dengan kinerja terbaik untuk indeks S&P 500, menurut Stock Traders Almanac.

 


Menanti Risalah Rapat the Fed

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Pasar tetap antusias hingga akhir tahun, terutama setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan yang dirilis pekan lalu. Hal ini menenangkan kegelisahan investor terhadap tingginya harga dan memberikan indikasi harapan kalau the Federal Reserve (the Fed) dapat berhenti menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi juga terus menurun pada Senin, 20 November 2023 seiring kuatnya lelang obligasi bertenor 20 tahun.

“Salah satu hal yang memicu kenaikan baru-baru ini sejak akhir Oktober dan hari ini adalah penurunan sekitar setengah persen dalam imbal hasil treasury yang jelas mendukung nilai aset,” ujar Senior Investment Strategist Ascent Private Capital Management US Bank, Tom Hainlin.

Ia mencatat belanja fiskal dan masalah defisit menimbulkan risiko tekanan kenaikan pada imbal hasil. “Jadi kami masih melihat volatilitas di pasar obligasi,tetapi sejauh ini penurunan imbal hasil benar-benar mendukung harga-harga aset berisiko tersebut yang akan menjadi fokus utama pada 2024,” ujar dia.

Wall street juga akan mengawasi risalah rapat the Fed terbaru yang dijadwalkan rilis pada perdagangan Selasa pekan ini.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya