Liputan6.com, Jakarta - PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS), perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan distribusi gas alam akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Mengutip laman e-ipo, ditulis Jumat (15/12/2023), Perseroan bakal melepas saham sebanyak-banyaknya 531.429.000 saham dengan nilai nominal Rp50 setiap saham. Angka itu mewakili sebanyak 30% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO.
Baca Juga
Saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan dengan harga penawaran berkisar antara Rp284-Rp338 per saham. Dengan demikian, Perseroan bakal meraup dana segar sebanyak Rp150,92 miliar sampai dengan Rp179,62 miliar.
Advertisement
Sebagai pemanis, Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 265.714.500 Waran Seri I atau sebesar 21,43% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham ini disampaikan.
Setiap pemegang 2 saham yang ditawarkan berhak memperoleh 1 Waran Seri I, di mana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham Perseroan yang dikeluarkan dari portepel dengan harga pelaksanaan sebesar Rp306 setiap Waran Seri I.
Waran Seri I dapat dilaksanakan menjadi saham Perseroan enam bulan sejak diterbitkan, yaitu 8 Juli 2024 sampai dengan 7 Januari 2025. Nilai hasil pelaksanaan Waran Seri I ini sebanyak-banyaknya Rp81,30 miliar.
Dalam rangka IPO tersebut, Citra Nusantara Gemilang menunjuk PT Pilarmas Investindo Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari IPO ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan sekitar 90% untuk pembayaran dalam rangka pembangunan LNG Station (Liquefied Natural Gas) di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex).
Pemakaian Dana IPO Lainnya
Sekitar 10% akan digunakan Perseroan untuk modal kerja. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai operating expenditure (opex). Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, apabila dilaksanakan oleh pemegang saham, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan.
Adapun Perseroan berencana untuk membagikan dividen kas kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30% persen dari laba bersih tahun berjalan mulai tahun buku 2023.
Pembagian dividen dilakukan dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.
Apabila RUPS Tahunan menyetujui adanya pembagian dividen, dividen tersebut akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham yang tercatat pada tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen, dengan memperhitungkan PPh dan pemotongan pajak sesuai ketentuan yang berlaku, jika ada.
Perseroan dapat melakukan perubahan kebijakan dividen setiap waktu, dengan tunduk pada persetujuan dari pemegang saham melalui RUPS Tahunan.
Jadwal:
- Tanggal efektif pada 29 Desember 2023
- Masa penawaran umum perdana saham pada 2-4 Januari 2024
- Tanggal penjatahan pada 4 Januari 2024
- Tanggal distribusi pada 5 Januari 2024
- Tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Januari 2024
Advertisement
OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal hingga Rp 200 Triliun pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sekitar Rp 175 triliun-Rp 200 triliun pada tahun pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya optimistis terhadap tahun depan, akan tetapi mengambil sikap konservatif.
"Walaupun optimis tetapi konservatif ya. Jadi kita tentunya melihat daripada IMF dan World Bank, itu juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK November 2023, Senin (4/12/2023).
Di samping itu, ia menuturkan, Pemerintah Indonesia pada 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2 persen. Angka itu di bawah tahun ini, yakni sebesar 5,3 persen.
"Oleh karena itu dalam mentargetkan tahun ke depan, kita target kita adalah sama dengan tahun lalu (2023) ya, antara Rp 175 sampai dengan 200 triliun,” kata dia.
Pipeline Penawaran Umum
Di samping itu, ia menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp230,59 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 emiten hingga 30 November 2023. Penghimpunan dana per November ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023.
Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 96 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 64 perusahaan.
Di sisi lain, Inarno mengatakan, seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 30 November 2023 menguat sebesar 4,87 persen mtd ke level 7.080,74 (Oktober 2023: 6.752,21), dengan tekanan outflow non-resident mereda meski masih mencatatkan net sell sebesar Rp0,52 triliun mtd (Oktober 2023: outflow Rp8,10 triliun mtd). Beberapa sektor di IHSG pada November 2023 masih menguat di antaranya sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.
"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 3,36 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp13,86 triliun (Oktober 2023: net sell sebesar 13,34 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di November 2023 tercatat meningkat sebesar Rp10,54 triliun ytd (Oktober 2023: Rp10,48 ytd),” ujar dia.
Advertisement
Industri Pengelolaan Investasi
Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN per 30 November 2023 membukukan inflow investor asing sebesar Rp23,50 triliun mtd (Oktober 2023: outflow 12,62 triliun mtd), sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 35,38 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 16,21 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp71,69 triliun ytd
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 30 November 2023 menguat 7,34 persen ytd ke level 370,10 (Oktober 2023: menguat 4,64 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp64,72 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp1,46 triliun.
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 30 November 2023 tercatat sebesar Rp808,32 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp492,72 triliun atau turun 0,39 persen (mtd). Investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp7,30 triliun (mtd). Secara ytd, NAB menurun 2,41 persen, namun masih mencatatkan net subscription sebesar Rp2,68 triliun.