Waspadai Sentimen Negatif Ini terhadap Saham Emiten BUMN Karya pada 2024

Prediksi analis terkait prospek saham emiten BUMN karya pada 2024. Berikut ulasannya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Des 2023, 06:32 WIB
Diterbitkan 26 Des 2023, 06:32 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Melihat prospek dan faktor yang mempengaruhi saham emiten BUMN karya pada 2024.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten BUMN Karya diyakini masih memiliki prospek yang cerah meski diliputi sejumlah sentimen negatif. 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menuturkan, prospek saham emiten BUMN karya pada 2024 secara umum masih positif, meskipun terdapat beberapa sentimen negatif yang perlu diwaspadai.

"Sentimen positif bagi saham emiten BUMN karya pada 2024 antara lain, Pemerintah Indonesia masih berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, baik di sektor transportasi, energi, maupun utilitas," kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Selasa (26/12/2023).

Ia melanjutkan, ada beberapa emiten BUMN karya telah melakukan restrukturisasi keuangan dan operasional, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan pada tahun depan.

Namun, tetap saja ada entimen negatif bagi saham emiten BUMN Karya pada 2024. Misalnya, masih adanya isu restrukturisasi dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dialami beberapa emiten BUMN karya. Persaingan yang semakin ketat dari perusahaan konstruksi swasta. 

"Jika asumsi kenaikan suku bunga yang dapat meningkatkan biaya utang bagi emiten BUMN Karya," imbuhnya. 

Di samping itu, ia juga menjelaskan, terdapat beberapa katalis yang dapat mendorong pergerakan saham emiten BUMN Karya pada 2024. Mulai dari penetapan pemenang tender proyek infrastruktur yang signifikan. Kinerja keuangan yang membaik, terutama dari segi laba bersih dan margin laba. Selain itu, pengumuman rencana merger dan akuisisi. 

Dengan demikian, bagi investor yang tertarik untuk berinvestasi pada saham emiten BUMN Karya pada 2024 perlu mencermati perkembangan sentimen dan katalis yang dapat mempengaruhi pergerakan saham tersebut.

"Strategi saat ini mungkin lakukan wait and see terlebih dahulu sambil melihat perkembangan isu restrukturisasi dan PKPU," ujar dia. 

 

 

 

Dibayangi Ketidakpastian

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian menuturkan, emiten BUMN Karya untuk tahun 2024 masih diselimuti oleh ketidakpastian yang tinggi, diantaranya adalah karena pemilihan umum (Pemilu) yang masih berlangsung, serta tensi politik yang memanas. Terlebih, ada masalah utang BUMN Karya masih belum mereda

"Namun terdapat katalis positif, misalnya dengan asumsi Presiden terpilih akan meneruskan kebijakan pemerintah sebelumnya, seperti pembangunan infrastruktur," kata Fajar.

Sejalan dengan Oktavianus, Fajar pun menyarankan agar investor wait and see terlebih dahulu jika ingin berinvestasi pada saham BUMN Karya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tunda Bayar Utang, BEI Gembok Perdagangan 2 Saham Emiten BUMN Karya

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) dua saham emiten BUMN karya. Dua emiten pelat merah itu adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Teranyar, WIKA diketahui  telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A (SMWIKA01ACN1) yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Hal tersebut mengindikasikan adanya permasalahan pada kelangsungan usaha Perseroan.

"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara Perdagangan Efek PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek tanggal 18 Desember 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," mengutip keterbukaan informasi BEI, Senin (18/12/2023).

Kondisi itu membuat  PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat WIKA dan Obligasi Berkelanjutan yang diterbitkan menjadi idCCC. Pefindo juga menurunkan peringkat Sukuk Mudharabah Berkelanjutan yang diterbitkan WIKA menjadi idCCC(sy). Prospek peringkat perusahaan direvisi menjadi CreditWatch dengan Implikasi Negatif dari sebelumnya prospek negatif.

Efek utang dengan peringkat idCCC pada saat ini rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan emiten yang lebih menguntungkan untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang. Akhiran (sy) mengindikasikan peringkat memenuhi prinsip syariah. Sementara Bursa telah lebih dulu melakukan suspensi atas saham WSKT.

Pada 16 November 2023, Bursa mengumumkan suspensi saham WSKT sebagai buntut penundaan pembayaran bunga Ke-18 Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri B (WSKT03BCN4). Ini merupakan perpanjangan suspensi yang sebelumnya telah berlaku sejak Mei 2023.

Melansir data RTI, harga saham WIKA bertengger pada posisi 240 pada perdagangan terakhirnya, Jumat 15 Desember 2023. Dalam satu tahun terakhir, harga saham WIKA terkoreksi 73,77 persen. Sedangkan saham WSKT parkir pada posisi 202 atau susut 56 ,47 persen dalam satu tahun terakhir.

 

BEI Gembok Saham WIKA, Manajemen Wijaya Karya Buka Suara

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) terhadap saham emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada perdagangan Senin, 18 Desember 2023. 

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menuturkan, pihaknya dapat memahami diberlakukanya suspensi sementara perdagangan saham WIKA oleh Bursa Efek Indonesia pada 18 Desember 2023 sebagai hak dari Bursa Efek Indonesia atas konsekuensi penangguhan pembayaran pokok Sukuk Mudharabah PUB I Tahap I tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023, di mana WIKA tetap membayarkan bagi hasilnya (kupon) sesuai jadwal dan nilai yang sesuai pada perjanjian dengan pemegang sukuk.

"Suspensi sementara ini juga tidak bersifat tetap dan dapat dibuka kembali apabila sudah dilakukan pembayaran atau ada kesepakatan kembali antara emiten dengan para pemegang surat utang Perseroan ke depan," ujar dia dalam keterangan resminya, Senin (18/12/2023).

Adapun pertimbangan Manajemen Perseroan mengajukan penundaan tersebut antara lain karena pemberlakuan equal treatment kepada para kreditur Perseroan, khususnya kepada para pemegang obligasi PUB I Tahap 1 Tahun 2020 yang telah menyetujui perpanjangan jatuh tempo pokok obligasi Seri A selama 2 tahun dengan opsi beli (call option) sejak tanggal jatuh tempo dengan Perseroan tetap membayarkan bunga tanpa melakukan perubahan terhadap tingkat bunga dan jadwal pembayarannya. 

Selain itu, proyeksi arus kas Perseroan di akhir 2023 di mana Perseroan memiliki keterbatasan dan memprioritaskan penggunaan kas untuk modal kerja dan pembayaran mitra kerja sebagai bagian dari langkah penyehatan Perseroan.

BEI menggembok saham WIKA dikarenakan perusahaan melakukan penundaan pembayaran sukuk.  

"Perseroan telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A (SMWIKA01ACN1) yang jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2023," tulis pengumuman BEI.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya