Liputan6.com, Jakarta - Harga emas terbilang semakin berkilau sepanjang Desember 2023. Lantas, bagaimana prospek saham emiten pertambangan emas?Â
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian menuturkan, saham emiten tambang emas dinilai masih cukup menarik. Bahkan, harga emas juga diproyeksikan bakal mengalami peningkatan seiring dengan prospek penurunan suku bunga the Fed serta tensi geopolitik yang memanas serta tren perlambatan ekonomi global.
Baca Juga
"Negatifnya level suku bunga yang masih tinggi serta outlook ekonomi yang lebih baik," kata Fajar kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (29/12/2023).Â
Advertisement
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai saham pertambangan emas secara sektoral masih mengalami pelemahan. Alhasil, investor pun masih relatif selektif dalam memilih saham-saham tersebut meskipun saham emiten emas ini mulai berpotensi terjadi akumulasi.Â
"Tapi untuk sektoral masih weakening, jadi secara garis besar masih wait and see," kata Nafan.Â
Meski demikian, ia mencermati masih ada potensi pertumbuhan dari saham emiten pertambangan emas seiring kuatnya sentimen positif yang membayanginya. Misalnya, dengan adanya potensi pelonggaran moneter dari the Fed hingga dinamika tensi geopolitik.
"Jadi memang semuanya akan tergantung pada hal tersebut. Jadi selektif saja ya, misalnya emiten-emiten yang terdapat potensi. Potensi terjadinya fast akumulasi, ya," kata dia.Â
Bagi para investor, Nafan merekomendasikan saham ANTM dan UNTR untuk dapat dipertimbangkan pada periode tersebut.Â
Â
Sentimen The Fed Bayangi Harga Emas Dunia
Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi mengatakan, harga emas dunia mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Desember 2023 ini, dan faktor utama yang mempengaruhi kenaikan tersebut adalah pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Jerome Powell, yang mengisyaratkan berakhirnya pengetatan moneter. Sinyal positif ini memberikan dukungan bagi harga emas.
"Pidato Powell yang mengisyaratkan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve dapat memberikan dorongan tambahan kepada harga emas. Ini menjadi kabar baik bagi produsen emas, termasuk ANTM dan MDKA," kata Lanjar Nafi.Â
Tak hanya itu, ANTM optimistis mencatatkan kinerja positif pada 2023. Laba bersih sebesar Rp2,85 triliun pada Januari-September 2023 memberikan indikasi positif terhadap kinerja perusahaan. Bahkan, ANTM berkomitmen untuk terus menggenjot produksi, terutama pada tiga komoditas utamanya, yakni emas, nikel, dan bauksit.
"Proyek tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi memiliki potensi besar sebagai tambang bawah tanah kelas dunia. Produksi emas dari proyek ini dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan untuk MDKA jika berjalan sesuai rencana," tandasnya.Â
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Meneropong Saham Emiten Tambang Emas pada 2024
Sebelumnya diberitakan, saham emiten produsen emas dinilai memiliki prospek yang cerah pada masa mendatang. Hal itu disebabkan oleh ketidakpastian global yang membuat emas diproyeksikan bakal semakin berkilau pada 2024.Â
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer menuturkan, dengan masih banyaknya ketidakpastian global yakni perang Rusia, perang Timur Tengah, relasi China-Amerika, serta pemilihan presiden (pilpres) Amerika, emas diproyeksi terus naik pada 2024 dan mencetak harga all time high baru.Â
"Suku bunga the Fed juga diprediksi akan mulai dipangkas tahun depan, jadi ada kemungkinan para investor pasar mulai memindahkan aset mereka keluar dari dolar dan ke aset lain seperti emas. Alhasil emiten emas prospek nya cukup baik pada tahun depan," kata Axell kepada Liputan6.com, Kamis (28/12/2023).
Bagi para investor, ia merekomendasikan saham ANTM untuk dapat dipertimbangkan. Ini mengingat valuasinya masih relatif cukup murah.Â
"Valuasi nya masih relatif cukup murah, dan secara teknikal sekarang berada di monthly support. Harga Rp 2000 per saham bisa jadi target yang cukup realistis untuk tahun depan," kata dia.Â
Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian mengatakan, saham emiten produsen emas terbilang cukup menarik. Terlebih, harga emas diprediksi akan naik seiring dengan prospek penurunan suku bunga the Fed serta tensi geopolitik yang memanas serta tren perlambatan ekonomi global.
"Negatifnya level suku bunga yang masih tinggi serta outlook ekonomi yang lebih baik," kata Fajar.Â
Sedangkan, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat secara teknikal masih ada beberapa saham emiten produsen emas yang prospektif ke depannya. Misalnya, ANTM, MDKA, HRTA, dan ARCI.Â
Untuk para investor, ia merekomendasikan beli saham ANTM, buy on weakness saham MDKA, spekulasi buy saham HRTA dan ARCI.Â
Â
Â
Â