Bursa Saham Taiwan Menguat Usai Pemilu, Investor Menanti Data Ekonomi China hingga Jepang

Indeks saham di Taiwan menguat pada perdagangan Senin, 15 Januari 2024 saat sebagian bursa saham Asia Pasifik lesu.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jan 2024, 09:05 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 09:05 WIB
Bursa Saham Taiwan Menguat Usai Pemilu, Investor Menanti Data Ekonomi China hingga Jepang
Indeks acuan di bursa saham Taiwan menguat pada perdagangan saham Senin (15/1/2024) .(AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks acuan di bursa saham Taiwan menguat pada perdagangan saham Senin (15/1/2024) setelah Presiden dari Partai Democratic Progressive atau Partai Progresif Demokratik (DPP) menang, sedangkan bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah.

Dikutip dari CNBC, indeks Taiwan naik 0,5 persen pada pembukaan perdagangan setelah Lai Ching-te memenangkan pemilihan presiden di Taiwan pada Sabtu, 13 Januari 2024 dengan perolehan suara 40 persen.

Di sisi lain, investor akan mencermati produk domestik bruto (PDB) kuartal IV China yang akan dirilis Rabu, 17 Januari 2024. Sedangkan Jepang akan merilis inflasi pada Desember pada Jumat pekan ini.

Di Australia, indeks ASX 200 memulai pekan ini dengan mendatar. Indeks Nikkei 225 di Jepang melompat 0,75 persen, sedangkan indeks Topix juga menyentuh level tertinggi baru seiring kenaikan 0,84 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,2 persen. Namun, indeks Kosdaq turun 0,31 persen. Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 16.306 lebih kuat dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya 16.244,58.

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat dan obligasi akan tutup pada Senin pekan ini untuk memperingati Hari Martin Luther King.

Pada Jumat pekan lalu, tiga indeks acuan di wall street beragam seiring dimulainya musim laporan laba pada kuartal IV, dengan empat bank besar membukukan kinerja kurang bergairah.

Indeks Dow Jones melemah 0,31 persen. Indeks S&P 500 menguat 0,08 persen dan indeks Nasdaq naik tipis 0,02 persen.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 12 Januari 2024

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik merosot pada Jumat, 12 Januari 2024. Hal ini seiring ekspor China pada 2023 turun untuk pertama kali dalam tujuh tahun. Namun, bursa saham Jepang menguat dan lanjutkan reli rekor.

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,61 persen, indeks CSI 300 tergelincir 0,35 persen ke posisi 3.284,17.

Indeks harga konsumen China turun 0,3 persen, turun dari prediksi polling Reuters di kisaran 0,4 persen. Lebih rendah dari posisi November sebesar 0,5 persen.

Ekspor China pada Desember mengalahkan harapan. Namun, secara keseluruhan neraca perdagangan pada 2023 menurun.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan Topix menguat ke level tertinggi sejak 1990.

Indeks Nikkei bertambah 1,5 persen dan sentuh rekor tertinggi dalam 33 tahun di 35.577,11. Indeks Topix bertambah 0,46 persen ke posisi 2.494,23.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,7 persen ke posisi 2.525,05. Indeks Kosdaq terpangkas 1,64 persen ke posisi 868,08. Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 0,1 persen ke posisi 7.498,3.

 


Penutupan Wall Street pada 12 Januari 2024

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Jumat, 12 Januari 2024. Indeks Dow Jones melemah seiring pelaku pasar menganalisis rilis kinerja laba perusahaan pada kuartal IV 2023.

Selain itu, pelaku pasar juga mencerna laporan inflasi yang diawasi ketat pekan ini. Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 118,04 poin atau 0,31 persen ke posisi 37.592,98. Indeks S&P 500 menguat 0,08 persen ke posisi 4.783,83. Indeks Nasdaq naik tipis 0,02 persen ke posisi 14.972,76.

Adapun saham UnitedHealth menyeret indeks Dow Jones melemah. Saham UnitedHealth melemah hampir 3,4 persen meski perusahaan umumkan pertumbuhan laba dan pendapatan pada kuartal IV.Selain itu, saham maskapai Delta Air Lines merosot hampir 9 persen bahkan kinerja laba melebihi harapan.

Sejumlah bank besar juga merilis laba pada Jumat pekan ini. Saham Bank of America turun 1,1 persen setelah membukukan penurunan laba pada kuartal IV. Sedangkan saham Wells Fargo tergelincir 3,3 persen meski membukukan laba lebih tinggi untuk periode kuartalan. Saham JPMorgan Chase susut 0,7 persen setelah laba turun 15 persen dari tahun sebelumnya.

Sedangkan saham Citigroup naik di atas 1 persen setelah perusahaan umumkan memangkas 10 persen tenaga kerjanya. Sebelumnya pada awal sesi perdagangan, bank tersebut membukukan kerugian kuartalan USD 1,8 miliar setelah menimbulkan beberapa tagihan besar.

“Ini adalah sedikit pembalikan dari beberapa tren dan reli yang kuartal IV, tetapi menurut saya pasar berada dalam mode menunggu dan melihat inflasi, dan juga apa yang akan terjadi pada musim laporan laba, “ujar Senior Investment Strategist Edward Jones, Mona Mahajan.

Ia menambahkan, pendorong 2024 seperti yang lainnya akan terjadi pertumbuhan laba dan valuasi. “Tahun ini mungkin akan terjadi perluasan partisipasi pasar,” kata dia.

 

 


Data Inflasi

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Di sisi lain, investor juga mendapat berita menggembirakan mengenai inflasi pada Jumat pekan ini dengan harga grosir secara tak terduga turun 0,1 persen pada Desember. Data tersebut mengikuti data harga konsumen yang lebih banyak diikuti pada Kamis pekan ini yang dirilis sedikit lebih panas dari perkiraan ekonom. Harga konsumen naik 0,3 persen pada Desember dan 3,4 persen secara tahunan.

“Producer price index (PPI) menegaskan kalau kenaikan consumer price index (CPI) pada Desember kemungkinan hanya terjadi sekali saja,” ujar Ekonom Comerica Bank, Bill Adams.

Ia menuturkan, jalan yang terbuka bagi the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat untuk memangkas suku bunga pada 2024 dan memperlambat laju pengurangan neracanya.

Pada  pekan ini, rata-rata indeks utama mencatat kenaikan di wall street. Indeks Dow Jones naik 0,34 persen. Indeks S&P 500 bertambah 1,84 persen dan indeks Nasdaq melambung 3,09 persen hingga perdagangan Jumat pekan ini.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya