Liputan6.com, Jakarta Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil meningkatkan kinerja operasional dengan peningkatan produksi di atas target 41 juta ton, yakni mencapai 41,9 juta ton. Raihan itu naik 13 persen dibanding 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.
Kinerja produksi yang positif didukung oleh kontribusi kontraktor jasa pertambangan dan cucu usaha PTBA, PT Satria Bahana Sarana (PT SBS) sebesar 37,7 juta ton. Sedangkan sisanya sebesar 4,2 juta ton merupakan hasil produksi swakelola PTBA.
Baca Juga
Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menilai raihan ini menjadi sentimen positif untuk perusahaan saat ini. Dalam hematnya, pertumbuhan produksi tersebut didukung oleh pertumbuhan volume penjualan batu bara, di mana angka ekspor naik sekitar 25 persen dan penjualan domestik tumbuh sekitar 12 persen secara tahunan.
Advertisement
"Prospek PTBA masih sangat menarik ke depan seiring semakin beragamnya pasar ekspor mereka. Menurut PTBA, Saat ini mereka sedang melebarkan penetrasi ke Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam dan Bangladesh. Rekomendasinya overweight target harga secara fundamental di kisaran 2.800an secara fundamental," terang Lanjar kepada Liputan6.com, Rabu (17/1/2024).
Pada perdagangan hari ini, Rabu 17 Januari 2024, saham PTBA bergerak lesu. Saham PTBA terkoreksi 1,11 persen ke posisi 2.670 sata berita ini ditulis sekitar pukul 14.00 WIB. Saham PTBA dibuka pada posisi 2.700 dan bergerak pada rentang 2.660-2.720.
Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saat ini tercatat sebanyak 6.150 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 11,88 juta lembar senilai Rp 31,86 miliar.
Dalam sepekan, harga saham PTBA naik 0,75 persen. Sedangkan dalam setahun terakhir, saham PTBA masih terkoreksi 30,10 persen.