Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tengah dalam proses pelepasan aset atau divestasi. Perseroan bersama Vale Canada Limited (VCL), PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (MIND ID), dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd ( SMM ) telah menandatangani perjanjian induk divestasi.
Dalam perjanjian tersebut diatur, VCL dan SMM akan mengalihkan kepemilikan sahamnya secara proporsional di Vale Indonesia sekitar 14 persen kepada MIND ID, dan transaksi diharapkan selesai pada 2024. Sayangnya, sampai saat ini belum ada harga divestasi yang disepakati. Di tengah rencana tersebut, dua Komisaris PT Vale Indonesia, Deshnee Naidoo mengundurkan diri.
Baca Juga
"Pada tanggal 9 Februari 2024, perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Deshnee Naidoo sebagai Presiden Komisaris dan Gustavo Garavaglia sebagai Komisaris Perseroan," ungkap Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia, Filia Alanda dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (13/2/2024).
Advertisement
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, Perusahaan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) paling lambat 90 hari setelah diterimanya pengunduran diri untuk memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut.
Profil
Deshnee Naidoo bergabung dengan Vale sebagai Chief Financial Officer pada Januari 2021, lalu diangkat menjadi Chief Executive Officer Vale Base Metals pada Desember 2021.
Deshnee berkolaborasi dengan seluruh unit di Base Metals untuk memahami tantangan dan peluang demi mengakselerasi proses transformasi yang sedang berjalan di Vale. Dia juga membangun disiplin keuangan dan manajemen biaya yang lebih baik, sekaligus menetapkan pondasi untuk pertumbuhan bisnis.
Lahir di Durban, 27 Februari 1976, Deshnee menyandang gelar Bachelor of Science Fakultas Chemical Engineering, University of Kwazulu Natal, dan Certificate in Finance and Administration, Witwatersrand Business School. Dia adalah “South Africa Mining Rainmaker” tiga kali, terpilih sebagai bagian dari 100 Global Inspirational Women in Mining pada 2018, dan menjabat sebagai anggota South Africa Minerals Council.
Terjun di Industri Pertambangan
Dia terjun di industri pertambangan melalui Anglo American Platinum pada 1998, di mana dia membangun karirnya, menjabat berbagai posisi, hingga diangkat sebagai CFO di Anglo American Thermal Coal, mulai 2011 hingga 2014.
Deshnee kemudian menjabat Chief Executive Officer, Vedanta Zinc International and CMT (November 2014-Mei 2020), di mana dia bertanggung jawab untuk operasi di Afrika dan Eropa, serta tambang tembaga di Australia. Adapun Gustavo diangkat sebagai Komisaris Perseroan pada RUPS Tahunan tanggal 22 Desember 2022.
Selain itu, Gustavo juga menjabat sebagai Chief Financial Officer, Base Metals, Vale Canada Limited sejak 2022. Pada Januari 2019, Gustavo mencapai puncak karirnya dengan menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) di AES Amerika Serikat, sebelum kemudian pindah ke Vale Canada Limited pada April 2022 dan menjabat sebagai Chief Financial Officer Base Metals.
Lahir di Salvador, Brasil pada 1986, Gustavo adalah lulusan Teknik Elektro Universidade Estadual de Campinas, Brasil, dan penyandang gelar Master of Business Administration (MBA) dari Fundacao Getulio Vargas, Brasil. Gustavo mengawali karirnya sebagai ‘trainee’ di perusahaan energi, AES Brazil. Karier terus bertumbuh hingga dipercaya menjadi analis senior, hanya setahun setelah menjadi trainee.
Pada Januari 2019, Gustavo mencapai puncak karier dengan menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) di AES Amerika Serikat, sebelum kemudian pindah ke Vale Canada Limited pada April 2022 dan menjabat sebagai Chief Financial Officer Base Metals.
Advertisement
Kinerja 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut Vale Indonesiaberhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (12/2/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 1,23 miliar atau sekitar Rp 19,24 triliun (kurs Rp 15.611,45 per USD).
Pendapatan itu naik 4,48 persen dibandingkan pendapatan pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 1,18 miliar. Bersamaan dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2023 naik menjadi USD 885,24 juta dari USD 865,89 juta pada 2022.
Dengan begitu, perseroan membukukan laba bruto USD 347,02 juta pada 2023, masih naik 10,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 313,57 juta. Pada 2023, perseroan membukukan laba usaha sebesar USD 302,16 juta. Naik 11,08 persen dari laba usaha 2022 yang tercatat sebesar USD 272,03 juta.
Setelah dikurangi biaya keuangan dan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 274,33 juta atau sekitar Rp 4,28 triliun.
Laba ini naik 36,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 200,4 juta. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar USD 2,93 miliar, naik dari USD 1,66 miliar pada akhir 2022. Liabilitas naik menjadi USD 361,46 miliar pada 2023 dari USD 303,34 miliar pada 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas pada 2023 juga naik menjadi USD 2,56 miliar dari USD 2,35 miliar pada 2022.
Kinerja Produksi
Sebelumnya diberitakan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan pencapaian produksinya sepanjang 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil memproduksi 70.728 metrik ton (t) nikel dalam matte, naik 18 persen dari produksi 2022 yang sebesar 60.090 t.
Produksi pada kuartal IV 2023 saja mencapai 19.084 t nikel dalam matte, lebih tinggi 18 persen dibandingkan dengan volume produksi pada kuartal IV 2022 yang sebesar 16.183 t.
Secara kuartalan, volume produksi pada kuartal IV naik 6 persen dibandingkan kuartal III 2023 yang tercatat sebesar 17.953 t.
CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy mengatakan kenaikan ini adalah hasil dari strategi pemeliharaan yang efektif serta peningkatan kinerja di area tambang dan pabrik pengolahan perseroan sepanjang tahun. Upaya tersebut mendorong produksi lebih tinggi dari kuartal ke kuartal pada tahun lalu.
“Kami sangat bersyukur dengan pencapaian ini. Meskipun menghadapi berbagai tantangan di sepanjang tahun, kami berhasil melampaui target produksi untuk tahun 2023. Ini tentu saja merupakan bukti dari dedikasi, komitmen, dan semangat kolaborasi yang tinggi dari seluruh karyawan di Perseroan”, ujar Febriany dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (30/1/2024).
Menyusul pengumuman tersebut, saham Vale Indonesia ditutup turun 3,02 persen ke posisi 3.860 pada perdagangan Senin, 29 Januari 2024. Saham INCO dibuka pada posisi 3.980 dan bergerak pada rentang 3.830-4.000.
Melansir data RTI, Frekuensi perdagangan saham INCO tercatat sebanyak 13,94 juta lembar senilai Rp 54,41 miliar. Dalam sepekan, harga saham INCO susut 4,46 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham INCO turun 46,20 persen.
Advertisement