Bursa Saham Asia Tergelincir Usai Rilis Data Inflasi Jepang

Sebagian besar bursa saham di Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu, 10 April 2024 usai rilis data inflasi Jepang dan menanti keputusan bank sentral Thailand dan Selandia Baru.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Apr 2024, 09:01 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2024, 09:01 WIB
Bursa Saham Asia Tergelincir Usai Rilis Data Inflasi Jepang
Bursa saham Asia Pasifik turun pada perdagangan Rabu (10/4/2024) setelah inflasi korporasi Jepang meningkat pada Maret 2024. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik turun pada perdagangan Rabu (10/4/2024) setelah inflasi korporasi Jepang meningkat pada Maret dan menanti keputusan suku bunga dari bank sentral Selandia Baru dan Thailand.

Dikutip dari CNBC, Rabu pekan ini, inflasi korporasi Jepang berada di posisi 0,8 persen pada Maret pekan ini. Ini ketiga kalinya inflasi tersebut meningkat dan sesuai harapan dari survei Reuters terhadap sejumlah ekonom. Sementara itu,investor menanti laporan indeks harga konsumen Amerika Serikat pada Rabu pekan ini.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,43 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,18 persen dan indeks Topix melemah 0,23 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 16.937, lebih kuat dari penutupan sebelumnya 16.828,07.

Di wall street, indeks utama beragam menjelang laporan CPI. Indeks Dow Jones tutup di bawah garis datar. Indeks S&P 500 menguat 0,14 persen dan indeks Nasdaq bertambah 0,32 persen.

Harga Minyak Melemah

Harga minyak melemah pada perdagangan Selasa, 9 April 2024 usai reli baru-baru in terhenti sementara di tengah pelaku pasar mengkaji arah konflik di Timur Tengah.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/4/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei turun USD 1,2 atau 1,39 persen ke posisi USD 85,23 per barel. Harga minyak Brent merosot 96 sen atau 1,06 persen ke posisi USD 89,42 per barel.

“Hari ini pelaku pasar mengambil aksi untung dan menikmati keuntungan sejak awal tahun dan ingin mengunci keuntungannya serta tetap ambil posisi sideline,” ujar Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners, Manish Raj.

Harga minyak WTI menguat 19 persen pada 2024, sedangkan harga minyak Brent bertambah 16 persen seiring ketegangan geopolitik di tengah permintaan menguat. Namun, OPEC+ memangkas produksi sehingga diperkirakan suplai defisit pada 2024. Barclays prediksi defisit mencapai 400 ribu barel per hari pada 2024.

Sebelumnya harga minyak melemah pada perdagangan Senin, 8 April 2024 setelah Israel kurangi pasukan di Gaza pada akhir pekan dan menunjukkan kampanye militer itu mungkin akan beralih ke fase yang lebih terbatas.

Ada Potensi Kenaikan Harga Minyak

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Namun, Head of Derivatives Strategy Barclays, Stefano Pascale menuturkan masih ada risiko kenaikan terhadap harga minyak, terutama dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah, meski kenaikan harga minyak baru-baru ini terhenti.

“Koreksi lebih lanjut dapat kembali membangkitkan kekhawatiran inflasi, menggagalkan reli saham,” ujar Pascale.

Adapun investor akan mencermati pembacaan indeks harga konsumen pada Maret pada Rabu pekan ini untuk melihat bagaimaan harga minyak berdampak terhadap inflasi utama.

Pada pekan lalu, harga minyak reli lebih dari 4 persen seiring Israel dan iran berada di ambang konfrontasi langsung setelah konsulat Teheran di Damaskus, Suriah dihancurkan dalam serangan rudal.

Israel mengaku belum bertanggung jawab atas serangan tersebut. Amerika Serikat menilai bertanggung jawab atas serangan itu.

“Konflik Timur Tengah meningkatkan risiko lebih luas di wilayah regional, yang dapat berdampak terhadap pasokan minyak, tetapi penting dicatat untuk Iran, sejauh ini, menahan diri untuk tidak terlibat langsung dalam konflik itu dan kapasitas cadangan OPEC  yang terbatas saat ini meningkat,” ujar Analis Barclays, Amarpreet Singh.

Raj menuturkan, pelaku pasar mengabaikan kemungkinan konflik bersenjata langsung antara Israel dan Iran karena Iran tampaknya sedang mempersiapkan pembalasan melalui pendekatannya.

 

AS Peringatkan Israel

Ilustrasi harga minyak dunia
Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin malam berjanji melanjutkan serangan terhadap kota Rafah di Selatan perbatasan Mesir. Ia menuturkan, tanggal operasi telah ditetapkan.

“Kemenangan ini memerlukan masuknya Rafah dan penghapusan batalyon teroris di sana. Itu akan terjadi, ada tanggalnya,” ujar dia.

AS telah memperingatkan Israel agar tidak melancarkan serangan terhadap Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina yang melarikan diri dari pertempuran di tempat lain di Gaza untuk mengungsi.

Perundingan gencatan senjata juga tampak menemui jalan buntu di Kairo. Hamas menuturkan, usulan Israel tidak memenuhi tuntutan Palestina.

Wall Street pada Senin 8 April 2024

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, saham-saham Wall Street mengakhiri sesi yang relatif datar pada Senin (9/4). Melansir CNBC International, Selasa (9/4/2024) saham Dow Jones Industrial Average turun tipis sekitar 11 poin, atau 0,03% menjadi ditutup pada 38.892,80.

Sedangkan Nasdaq Composite ditutup sedikit lebih tinggi sebesar 0,03% pada 16.253,96.

Sementara itu, saham Tesla naik 4.9% setelah CEO Elon Musk mengatakan robotaxi akan diluncurkan pada awal bulan Agustus mendatang.

Dow yang berisi 30 saham membukukan kinerja mingguan terburuknya sejak Maret 2023 pada pekan lalu. S&P 500 turun hampir 1% selama periode tersebut, menandai kerugian mingguan terbesar sejak awal Januari 2024.

Imbal hasil Treasury naik, menjaga keuntungan pasar tetap terkendali. Suku bunga acuan Treasury 10-tahun naik sekitar 4 basis poin menjadi 4,42%.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan angka CPI atau inflasi yang dijadwalkan dirilis Rabu pagi, meningkat 0,3% bulan lalu.

"Tema berita buruk menjadi baik bagi pasar ekuitas terus berlanjut," kata Matt Rowe, kepala manajemen portofolio di Nomura Capital Management.

"Sebagian besar kekuatan ekuitas didorong oleh harapan akan adanya pemotongan, atau serangkaian penurunan suku bunga tahun ini, yang tidak akan menurunkan biaya modal dan nilai kini segalanya," jelasnya.

Sektor Energi

Namun, saham sektor energi AS memperoleh keuntungan lebih dari 17% tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan 9% pada S&P 500.

Saham ExxonMobil mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 122,15 pada hari Jumat (6/4) dan telah naik lebih dari 21% untuk tahun ini.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya