Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Kamis (20/3/2025). Bursa saham Asia Pasifik melejit ikuti kenaikan wall street menyusul keputusan the Federal Reserve (the Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuan. Bank sentral AS juga mencatat penurunan ekonomi yang parah tidak mungkin terjadi.
Mengutip CNBC, indeks ASX 200 di Australia menguat 0,77 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 0,64 persen. Sedangkan indeks Kosdaq naik 0,55 persen.
Advertisement
Baca Juga
Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 24.719, melemah dari penutupan terakhir di posisi 24.771,14.Sedangkan bursa saham Jepang libur.
Advertisement
Di sisi lain, China mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya pada Kamis pekan ini. Hal ini seiring China berupaya keras menopang pertumbuhan dan menstabilkan mata uangnya di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan.
Bank sentral China mempertahankan suku bunga acuan bertenor 1 tahun pada 3,1 persen dan tenor 5 tahun di posisi 3,6 persen. Posisi suku bunga ini telah dipertahankan sejak pemangkasan suku bunga 0,25 persen pada Oktober.
Selain itu, the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga 4,25 persen-4,5 persen pada Rabu waktu setempat.
The Fed juga isyaratkan antisipasi dua penurunan suku bunga pada akhir tahun. The Fed juga prediksi kenaikan inflasi dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
Ketua the Fed Jerome Powell juga mencatat sementara para ekonom menyuarakan kemungkinan resesi, penurunan yang parah tidak mungkin terjadi. Keputusan the Fed muncul dengan latar belakang ketegangan yang membara antara AS dan mitra dagang utamanya.
Harga saham berjangka AS sedikit berubah setelah tiga rata-rata utama menguat setelah Fed mempertahankan prospeknya untuk dua kali pemotongan suku bunga tahun ini.
Semalam di AS, tiga indeks utama di wall street ditutup lebih tinggi. Indeks S&P 500 bangkit kembali dari penurunan sejak akhir Februari yang membawa indeks acuan tersebut ke wilayah koreksi. Dow Jones Industrial Average naik 383,32 poin, atau 0,92%, dan ditutup pada 41.964,63. Indeks S&P 500 melonjak 1,08% dan ditutup pada 5.675,29, dan Nasdaq Composite naik 1,41% dan ditutup pada 17.750,79.
Penutupan IHSG pada 19 Maret 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung hingga sentuh 6.300 pada perdagangan Rabu, 19 Maret 2025. Penguatan IHSG terjadi dipimpin sektor saham teknologi dan usai pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) .
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melambung 1,42 persen ke posisi 6.311,66. Indeks LQ45 bertambah 0,38 persen ke posisi 711,67.Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.332,73 dan level terendah 6.147,42
Sebanyak 352 saham menguat 209 saham melemah. 241 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.103.463 kali dengan volume perdgaangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi Rp 14,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 16.520. Investor asing jual saham Rp 910,65 miliar. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 30,32 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham consumer siklikal turun 0,12 persen dan sektor saham transportasi susut 0,23 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi melonjak 9,59 persen, dan pimpin penguatan.
Selain itu, sektor saham energi menguat 1,65 persen, sektor saham basic menanjak 1,18 persen, sektor saham industri melesat 0,55 persen dan sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 0,28 persen. Selanjutnya sektor saham kesehatan naik 0,15 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,53 persen, sektor saham properti naik 0,92 persen dan sektor saham infrastruktur melompat 0,92 persen.
Advertisement
Apa Saja Sentimen IHSG?
“Pulihnya kepercayaan pasar tampaknya di topang dari tanggapan langsung Menteri keuangan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa tetap berada di dalam kabinet. Katalis lainnya OJK resmi berlakukan ketentuan buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berlaku selama enam bulan sejak tanggal dikeluarkan, yaitu 18 Maret 2025,” kata Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus atau Nico dalam kajiannya di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025, demikian mengutip Antara..
Ia menuturkan, dua sentimen itu memberikan peluang positif untuk pasar, sehingga meredakan kecemasan pasar akibat tekanan jual dan plus diberlakukan aksi buyback itu akan memberikan stabilitas harga.
Sehingga, emiten yang memiliki fundamental dan tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan memberikan fleksibility bagi emiten-emiten dalam menghadapi tekanan harga saham.
Di sisi lain, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan Maret 2025 pada Selasa, 18 Maret 2025 dan Rabu, 19 Maret 2025, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,75 persen.
Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga The Fed, dan selanjutnya fokus perhatian terhadap proyeksi ekonomi terkait proyeksi suku bunga dan prospeknya terhadap pertumbuhan, inflasi, dan pengangguran.
Di sisi lain, pelaku pasar juga terus menilai akan prospek ekonomi China, setelah sebelumnya meluncurkan rencana aksi khusus selama akhir pekan yang bertujuan untuk meningkatkan belanja konsumen dan menstabilkan pasar saham
