Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Kamis, (27/6/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau dan rupiah menguat.
Mengutip data RTI, IHSG melambung 0,90 persen ke posisi 6.967,95. Indeks LQ45 bertambah 1,29 persen ke posisi 874,39. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG menyentuh level tertinggi 6.968,13 dan level terendah 6.915,83. Sebanyak 306 saham melonjak sehingga angkat IHSG. 239 saham melemah dan 239 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 677.575 kali dengan volume perdagangan 24,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.383. Investor asing jual saham Rp 5,37 triliun. Sepanjang 2024, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 5,99 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri turun 0,06 persen dan sektor saham transportasi turun 0,02 persen. Sementara itu, sektor saham energi menguat 0,39 persen, sektor saham basic mendaki 0,29 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,38 persen.
Selanjutnya sektor saham siklikal mendaki 1,06 persen, sektor saham kesehatan melesat 0,88 persen, sektor saham keuangan bertambah 1,14 persen. Selain itu, sektor saham properti naik 0,06 persen, sektor saham teknologi menguat 0,92 persen dan sektor saham infrastruktur melesat 0,58 persen.
Saham BBRI melambung 2,06 persen ke posisi Rp 4.460 per saham. Harga saham BBRI dibuka naik 40 poin ke posisi Rp 4.410 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.500 dan terendah Rp 4.380 per saham. Total frekuensi perdagangan 32.538 kali dengan volume perdagangan 4.099.882 saham. Nilai transaksi Rp 1,8 triliun.
Â
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, tim riset Pilarmas Investindo Sekurias menyebutkan, bursa regional Asia bergerak melemah yang tampaknya dipengaruhi melambatnya data profit industrial China. Selain itu, yen Jepang yang melemah dan hengkangnya bank-bank Eropa dari Rusia.
Biro Statistik China menyampaikan profits earned industrial firms pada Mei 2024 tumbuh 3,4 persen atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 4,3 persen sebelumnya, tidak terlepas di tengah rapuhnya pemulihan ekonomi akibat lemahnya permintaan domestik, risiko deflasi, dan penurunan properti.
Selain itu, pasar juga menimbang kondisi ekonomi Jepang sehubungan semakin melemahnya nilai kurs yen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasar pun menantikan prospek kebijakan moneter Bank of Japan sehubungan dengan depresiasi yen yang tajam.
Sentimen lainnya yaitu pasar khawatir hubungan Rusia dan Eropa semakin memanas sehingga akan merusak tatanan transaksi keuangan layanan perbankan hal ini disebabkan hengkangnya bank-bank Eropa dari Rusia.
Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Pesko menuturkan, bank-bank Eropa yang hengkang dari Rusia akan merugikan perusahaan-perusahaan Barat dan Rusia dan mengungkapkan banyaknya bisnis Barat yang masih beroperasi dan menggunakan layanan perbankan di Rusia.
Kondisi ini tentunya akan merugikan blok barat dan Rusia dalam menjalankan fungsi dan layanan perbankan.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham BUKA nak 6,35 persen
- Saham SRTG naik 6,25 persen
- Saham MAPI naik 5,69 persen
- Saham MBMA naik 5,08 persen
- Saham TOWR naik 4,38 persen
Â
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
- Saham MTEL merosot 3,03 persen
- Saham INKP merosot 1,92 persen
- Saham AMMN merosot 1,75 persen
- Saham HRUM merosot 1,31 persen
- Saham AMRT merosot 1,1 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 32.514 kali
- Saham BBCA tercatat 21.566 kali
- Saham PSAB tercatat 14.181 kali
- Saham BBNI tercatat 13.895 kali
- Saham AMMN tercatat 12.499 kali
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,3 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 863 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 704,2 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 388 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 300,3 miliar
Bagaimana Bursa Saham Asia Hari Ini 27 Juni 2024?
Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan Kamis, 27 Juni 2024 seiring yen jepang melemah ke level terendah dalam 38 tahun pada Rabu di posisi 160,82 per dolar AS, berdasarkan data FactSet.
Mengutip CNBC, Yen menguat ke posisi 160,42 terhadap dolar AS pada Kamis sore, 27 Juni 2024, terakhir kali menembus level 160 dua bulan lalu. Ini mendorong pemerintah Jepang untuk mendukung intervensi sejak 2022.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menuturkan, negaranya sangat prihatin dengan dampak nilai tukar terhadap ekonomi dan akan mengambil tindakan yang diperlukan, menurut laporan Reuters.
Pertumbuhan penjualan ritel Jepang dari tahun ke tahun pada Mei mencapai 3 persen, lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 2 persen, menurut jajak pendapat ekonom Reuters. Bandingkan dengan revisi pertumbuhan 2 persen pada April.
Selain itu, keuntungan industri China melonjak 3,4 persen YoY pada Januari-Mei mencapai 2,75 triliun yuan. Keuntungan industri China pada empat bulan pertama 2024 telah naik 4,3 persen.
Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,82 persen ke posisi 39.341,54. Indeks Topix susut 0,33 persen ke posisi 2.793,7. Indeks Hang Seng di Hong Kong memimpin penurunan di Asia Pasifik dengan turun lebih dari 2 persen, dan mendekati level terendah dalam dua bulan.
Indeks CSI 300 melemah 0,75 persen ke posisi 3.454,11. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,29 persen ke posisi 2.784,06. Indeks Kosdaq terpangkas 0,41 persen ke posisi 838,65. Indeks ASX 200 melemah 0,3 persen ke posisi 7.759,6.
Advertisement