Terhalang Masalah Dokumen, Perusahaan Otomotif China Ini Tunda IPO di Wall Street

WeRide mentargetkan pengumpulan USD 440 juta (Rp 6,7 triliun) dalam pencatatan perdana atau IPO di AS.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Agu 2024, 16:20 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2024, 16:20 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan teknologi self-driving atau swakemudi asal China, WeRide menunda rencananya untuk penawaran umum perdana atau IPO di Amerika Serikat (AS). Penundaan itu lantaran perusahaan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan urusan dokumen.

"Pembaruan dokumen transaksi saat ini membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan, dan WeRide sedang berupaya untuk menyelesaikan dokumentasi yang diperlukan untuk melanjutkan transaksi," kata perusahaan dalam keterangannya, dikutip dari CNBC International, Sabtu (24/8/2024).

WeRide diharapkan akan menawarkan 6,5 juta ADS (saham penyimpanan Amerika) dalam kisaran USD 15,50 hingga USD 18,50.

Perusahaan itu ingin mengumpulkan hingga USD 440 juta (Rp 6,7 triliun) dalam pencatatan perdana di AS yang telah ditetapkan untuk minggu ini.

Perusahaan, yang mengembangkan teknologi self-driving untuk robotaxi, minibus, serta kendaraan sanitasi pengangkut barang, terakhir kali bernilai sekitar USD 5,11 miliar (Rp 78,7 triliun) dan telah mengumpulkan USD 1,39 miliar (Rp.21,4 triliun), menurut data Pitchbook.

Persetujuan Beijing untuk kesepakatan itu akan berakhir pekan ini. Namun belum diketahui secara jelas apakah perusahaan perlu mengajukan kembali persetujuan jika melewati batas waktu.

Sebagai informasi, WeRide ini didirikan di Silicon Valley pada tahun 2017 dan berbadan hukum di Kepulauan Cayman, sebelum meluncurkan layanan robotaxi di Guangzhou, China pada tahun 2019.

Perusahaan ini mengajukan IPO di Nasdaq pada bulan Juli 2024.

Pasar IPO China di AS telah menjadi pasar yang kering dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak yang mengamati potensi pencatatan WeRide untuk mencari tanda-tanda peningkatan. Jika terlaksana, IPO tersebut akan menjadi salah satu pencatatan terbesar di AS oleh perusahaan China sejak IPO Didi pada tahun 2021.

Perusahaan Kendaraan Otonom China Mau IPO di AS, Targetkan Rp 1,9 Triliun

Trading Saham Lewat Broker Online
Ilustrasi Trading Saham Lewat Broker Online. Dok: entrepreneur.com

Diwartakan sebelumnya, startup pengemudi otonom yang berbasis di China, WeRide mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan valuasi sebesar USD 5,02 miliar (Rp 80 triliun) dalam penawaran umum perdana atau IPO di Amerika Serikat.

Pengumuman IPO ini muncul saat pemerintahan Joe Biden diperkirakan akan mengusulkan pelarangan impor perangkat lunak China pada kendaraan otonom di AS dalam beberapa pekan mendatang.

Mengutip Channel News Asia, Sabtu (10/8/2024) WeRide menargetkan untuk mengumpulkan dana IPO sebesar USD 119,4 juta (Rp 1,9 triliun) dengan menawarkan 6,45 juta saham deposito Amerika pada kisaran harga USD 15,50 dan USD 18,50 per saham.

Investor tertentu juga telah setuju untuk membeli saham WeRide senilai USD 320,5 juta (Rp 5,11 triliun) dalam penempatan pribadi secara bersamaan, tergantung pada waktu penyelesaian IPO.

Investor tersebut antara lain adalah Alliance Ventures BV, dana modal ventura dari Renault Nissan Mitsubishi Alliance dan JSC International Investment Fund SPC.

WeRide akan terdaftar di Nasdaq dengan simbol "WRD". Morgan Stanley, JP Morgan dan China International Capital Corp merupakan penjamin emisi utama IPO tersebut.

Pemasok otomotif Jerman Robert Bosch GmbH telah mengindikasikan minatnya untuk membeli saham WeRide hingga USD 100 juta (Rp.1,5 triliun) yang dijual dalam IPO.

WeRide, didirikan pada tahun 2017, mengembangkan teknologi mengemudi otonom dan sedang menguji serta melakukan uji coba komersial di 30 kota di tujuh negara.

Ini akan menjadi perusahaan besar kedua yang berbasis di Tiongkok yang mengajukan listing di AS tahun ini.

Pada Mei 2024, pembuat kendaraan listrik Zeekr memulai debutnya di Bursa Efek New York dan diperdagangkan 35,6 persen di bawah harga penawarannya.

Teknologi self-driving masih bersifat eksperimental karena perusahaan robotaxi menghadapi kendala teknis dan peraturan. Namun, Tiongkok telah bergerak secara agresif dalam memberikan lampu hijau pada uji coba dibandingkan dengan AS.

WeRide Merugi di Juni 2024

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

IPO Tiongkok di AS telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir, setelah raksasa ride-hailing Didi Global terpaksa melakukan delisting pada tahun 2022 menyusul reaksi keras dari regulator Tiongkok.

WeRide melaporkan kerugian bersih sebesar 881,7 juta yuan untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni, dibandingkan dengan 723,1 juta yuan pada tahun sebelumnya.

Sementara pendapatannya mencapai 150,3 juta yuan pada periode tersebut, dibandingkan dengan 182,9 juta yuan pada tahun sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya