IHSG Sentuh Rekor Baru, Simak Deretan Emiten Orang Kaya Indonesia dengan Kapitalisasi Jumbo

Berikut saham emiten milik orang kaya Indonesia yang juga masuk emiten kapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Sep 2024, 18:36 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2024, 18:36 WIB
IHSG Sentuh Rekor Baru, Simak Deretan Saham Orang Kaya Indonesia dengan Kapitalisasi Jumbo
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru dan menguat sebesar 0,18% ke level 7.812,131 dari rekor sebelumnya pada level 7.798,154 pada Kamis, 12 September 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru dan menguat sebesar 0,18% ke level 7.812,131 dari rekor sebelumnya pada level 7.798,154 pada Kamis, 12 September 2024.

Selain itu, kapitalisasi pasar turut mencetak rekor tertinggi sebesar Rp 13.390 triliun pada Jumat, atau naik 4,46% mengalahkan rekor sebelumnya pada Kamis, 12 September 2024 sebesar Rp 13.384 triliun.

Di antara saham-saham dengan kapitalisasi pasar jumbo, ada dua emiten milik Prajogo Pengestu. Pertama, saham Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memimpin di posisi puncak dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.575 triliun. Kemudian PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berada di posisi keempat dengan kapitalisasi pasar senilai Rp 779 triliun.

Di antara dua saham itu, ada saham milik Hartono bersaudara yakni Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA. Kapitalisasi BBCA per 13 September 2024 tercatat sebesar Rp 1.272 triliun, menduduki posisi kedua saham dengan kapitalisasi terbesar di Bursa. Selanjutnya ada emiten milik Salim Group, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tercatat di posisi kelima dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 749 triliun.

Emiten milik orang kaya Indonesia Low Tuck Kwong, Bayan Resources Tbk (BYAN) bertengger di posisi tujuh, dengan kapitalisasi pasar senilai Rp 550 triliun. Emiten milik Sinarmas Group, Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) berada di posisi ke-8 dengan kapitalisasi sebesar Rp 319 triliun. Selain saham-saham milik konglomerat Indonesia , saham dengan kapitalisasi pasar lainnya merupakan milik BUMN. Lebih lanjut, berikut daftar emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar per 13 September 2024:

  • BREN - Rp 1.575 triliun
  • BBCA - Rp 1.272 triliun
  • BBRI - Rp 795 triliun
  • TPIA - Rp 779 triliun
  • AMMN - Rp 749 triliun
  • BMRI - Rp 672 triliun
  • BYAN - Rp 550 triliun
  • DSSA - Rp 319 triliun
  • TLKM - Rp 308 triliun
  • BBNI - Rp 208 triliun
  •  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kinerja IHSG 9-13 September 2024

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,17 persen pada 9-13 September 2024. Analis menyebutkan, kenaikan IHSG selama sepekan didorong dari sentiment global terutama harapan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/9/2024), IHSG melonjak 1,17 persen ke posisi 7.812,13 dari pekan lalu di posisi 7.721,84. Selain IHSG, kapitalisasi pasar juga melambung 1,31 persen menjadi Rp 13.390 triliun dari pekan lalu Rp 13.217 triliun.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian 40,10 persen menjadi Rp 14,98 triliun dari Rp 10,69 triliun pada pekan lalu. Selanjutnya rata-rata volume transaksi harian bursa melambung 10,79 persenn menajdi 23,34 miliar saham dari 21,97 miliar saham.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melesat 1,66 persen menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,12 juta kali transaksi.

Selain itu, selama sepekan, sektor saham energi turun 0,05 persen, sektor saham basic materials merosot 0,34 persen, sektor saham industri susut 1,18 persen. Kemudian sektor saham consumer siklikal melemah 0,96 persen, sektor saham perawatan kesehatan merosot 0,02 persen dan sektor saham keuangan turun 0,06 persen.

Sementara itu, sektor saham consumer nonsiklikal naik 1,25 persen, sektor saham properti dan real estate bertambah 3,12 persen, sektor saham infrastruktur menguat 0,46 persen, sektor saham transportasi dan logistik melesat 2,31 persen. Sektor saham teknologi terbang 16,85 persen dan catat penguatan terbesar.

 


Aksi Beli Saham oleh Investor Asing

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 20,41 triliun. Pada pekan lalu, aksi beli oleh investor asing hanya Rp 3,26 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG bergerak menguat sebesar 1,17% disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, secara teknikal pergerakan IHSG juga masih berada di fase uptrendnya. Sedangkan dari sisi sentiment, Herditya menuturkan, pertama, IHSG dipengarugi rilis data inflasi dan neraca perdagangan China.

Kedua, indeks kepercayaan konsumen dan retail sales Indonesia yang meningkat masing-masing ke 124,4 dan 4,5% (vs 123,4 dan 2,7%), Ketiga rilis data inflasi AS. Keempat, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Kami memperkirakan, untuk sepekan ke depan penguatan IHSG akan relatif terbatas dengan support di 7.654 dan resistance di 7.858,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com

Herditya menambahkan,selama sepekan ke depan, IHSG akan dipengaruhi sejumlah faktor antara lain rilis neraca perdagangan dan BI rate. Kedua, Fed rate yang diperkirakan turun ke 5,25%. Ketiga, rilis suku bunga China yang diperkirakan tetap di 3,35%.

 


Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan,lonjakan IHSG didorong antisipasi pemangkasan suku bunga the Fed. Hal itu membuat pelaku pasar memburu aset berisiko termasuk saham.

“Hal ini membuat bursa saham dunia cenderung naik, selanjutnya membuat IHSG terus mencetak rekor,” kata Desmond.

Ia menuturkan, penguatan IHSG akan terjadi hingga keputusan suku bunga the Fed. Adapun the Fed diharapkan pangkas suku bunga acuan 25 basis poin atau bps. “Jika sudah ada keputusan pemangkasan suku bunga the Fed sesuai harapan atau di bawah harapan kemungkinan pelaku pasar cenderung profit taking,” ujar Desmon.

Ia menambahkan, jika pemangkasan suku bunga melebihi harapan kemungkinan pasar saham masih dapat melanjutkan penguatan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya