Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (15/1/2025). IHSG berpotensi menguji level resistance di 7.197.
IHSG melemah 0,86 persen ke posisi 6.956 dan masih disertai munculnya volume penjualan pada perdagangan Selasa, 14 Januari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, area koreksi yang diberikan sudah tercapai, apabila IHSG masih mampu berada di atas area supportnya, posisi IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji resistance di 7.197 pada skenario hitam.
Advertisement
“Waspadai, apabila IHSG terkoreksi di bawah 6.931, diperkirakan IHSG menguat 6.742-6.835,” ujar Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.953,6.931 dan level resistance di 7.197,7.263 pada Rabu pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi dengan volume rendah. Ia mengatakan, selama di bawah garis moving average (MA)5 harian, IHSG berpeluang untuk kembali melemah dan menguji level terendahnya pada Desember 2024.
“Namun, jika mampu kembali breakout garis MA5, berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20,” ujar Wafi.
Ia mengatakan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.000-7.200 pada Rabu pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di level 6.900-7.110.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Timah Tbk (TINS).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Elang Mahkota TeknologiT bk (EMTK).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) - Spec Buy
Saham AMMN terkoreksi 3,53% ke 8.200 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Selama AMMN masih mampu berada di atas 8.025 sebagai stoplossnya, posisi AMMN sedang berada di awal wave A dari wave (B)," ujar Herditya.
Spec Buy: 8.150-8.200
Target Price: 9.050, 9.675
Stoploss: below 8.025
2.PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) - Buy on Weakness
Saham GOTO menguat 1,27% ke 80 disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakannya pun cenderung konsolidasi. "Kami perkirakan, posisi GOTO saat ini berada di awal wave [ii] dari wave C, sehingga GOTO rawan berbalik arah," kata Herditya.
Buy on Weakness: 76-79
Target Price: 84, 89
Stoploss: below 70
3.PT Vale Indonesia Tbk (INCO) - Buy on Weakness
Saham INCO menguat 7,29% ke 3.680 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatan INCO masih tertahan oleh MA60. "Kami perkirakan, posisi INCO saat ini berada pada bagian awal dari wave A dari wave (B)," ujar dia.
Buy on Weakness: 3.590-3.670
Target Price: 3.760, 3.810
Stoploss: below 3.500
4.PT Timah Tbk (TINS) - Buy on Weakness
Saham TINS menguat 4,67% ke 1.120 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi TINS saat ini berada pada bagian dari wave iii dari wave (a) dari wave [b].
Buy on Weakness: 1.060-1.095
Target Price: 1.170, 1.215
Stoploss: below 1.030
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 14 Januari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Selasa (14/1/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah sektor saham perawatan kesehatan pimpin penurunan.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup merosot 0,86 persen ke posisi 6.956,66. Indeks saham LQ45 turun 1,2 persen ke posisi 801,23. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.042,33 dan level terendah 6.956,66. Sebanyak 298 saham memerah sehingga menekan IHSG. 294 saham menguat dan 210 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.328.210 kali dengan volume perdagangan 16,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.260.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham teknologi bertambah 1,51 persen, dan pimpin penguatan. Sektor saham energi mendaki 0,83 persen, sektor saham basic menguat 0,88 persen dan sektor saham consumer siklikal menanjak 0,31 persen. Selain itu, sektor saham properti melesat 0,34 persen dan sektor saham transportasi menguat 0,63 persen.
Sementara itu, sektor saham industri terpangkas 0,54 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,94 persen, sektor saham kesehatan susut 1,36 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham keuangan terpangkas 0,89 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,34 persen.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, menjelang inaugurasi Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, anggota tim ekonomi Presiden Terpilih AS Donald Trump yang baru sedang mendiskusikan peningkatan tarif secara perlahan dari bulan ke bulan.
“Sebuah pendekatan bertahap yang bertujuan untuk meningkatkan daya tawar sambil membantu menghindari lonjakan inflasi,” demikian seperti dikutip.
Di sisi lain, pelaku pasar tampaknya menyambut baik aksi yang dilakukan oleh pemerintah China untuk mengizinkan perusahaan domestik mengumpulkan lebih banyak dana dari luar negeri, dan mengisyaratkan akan meningkatkan konsumsi, memperluas impor, serta menarik investasi asing pada tahun ini.
Sementara itu, regulator sekuritas China, yaitu China Securities Regulatory Commission (CSRC) berjanji untuk menstabilkan pasar setelah awal tahun yang lemah.
Komisi Pengawas Sekuritas China menyatakan menjaga stabilitas pasar akan menjadi prioritas utama pada 2025, dan berjanji untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mendukung momentum pasar.
Dari dalam negeri, pasar dibayangi kondisi ketidakpastian global akibat ancaman inflasi yang belum mereda, ketegangan geopolitik, serta antisipasi menjelang inaugurasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada 20 Januari 2025.
Advertisement