Jelang Pelantikan Donald Trump, Ini Deretan Saham yang Melonjak di Wall Street

Sejumlah saham-saham tertentu bergerak menguat seiring Donald Trump menang dalam pemilihan presiden AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jan 2025, 15:32 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 15:32 WIB
Jelang Pelantikan Donald Trump, Ini Deretan Saham yang Melonjak di Wall Street
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 17 Januari 2025. Tiga indeks acuan mencatat kenaikan mingguan pertama pada tahun baru. (Jim WATSON/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada Jumat, 18 Januari 2025, beberapa hari jelang pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump.

Mengutip CNBC, ditulis Senin (20/1/2025), pada Jumat, 18 Januari 2025, indeks Dow Jones melambung 334,70 poin atau 0,78 persen ke posisi 43.487,83. Indeks S&P 500 mendaki 1 persen ke posisi 5.996,66. Indeks Nasdaq meroket 1,51 persen ke posisi 19.630,20.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 3,7 persen dan 2,9 persen. Dua indeks saham acuan itu catat kenaikan terbesar mingguan sejak pemilihan Presiden AS pada November 2024. Sementara itu, indeks Nasdaq naik 2,5 persen selama sepekan, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak awal Desember.

Saham raksasa teknologi menguat jelang akhir pekan ini. Saham Tesla melompat 3 persen. Saham Nvidia meroket 3,1 persen, dan saham Alphabet menguat lebih dari 1 persen.

Selain itu, kinerja laba yang kuat dari bank mendorong saham pekan lalu. Hal ini seiring saham bank berupaya untuk bangkit setelah lesu pada Desember. Saham Goldman Sachs dan Citigroup masing-masing naik sekitar 12 persen pekan lalu. Saham JPMorgan Chase mendaki 8 persen.

Investor juga menantikan pekan depan karena Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya. Saham melonjak tepat setelah kemenangan pemilu November lalu karena investor bertaruh pada deregulasi dan pajak yang lebih rendah.

Sejumlah saham-saham tertentu bergerak menguat seiring Donald Trump menang dalam pemilihan presiden AS. Saham tersebut dikenal sebagai Trump Trade. Berikut adalah kinerja saham-saham yang menguat jelang pelantikan Donald Trump seperti dikutip dari Yahoo Finance, Senin (20/1/2025):

Deretan Saham Jelang Pelantikan Donald Trump

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)... Selengkapnya

a.Trump Media & Technology Group (DJT)

Saham Trump Media melonjak hampir 22 persen pada Senin pekan lalu. Hal itu menandai kinerja terkuat bagi saham itu sejak akhir Oktober 2024.

Donald Trump telah menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan di balik platform media sosialnya Truth Social dan mengatakan tak lama setelah pemilihan kalau ia tak berniat jual saham di perusahaan tersebut.

Hal ini terjadi setelah serangkaian perdagangan yang bergejolak untuk saham Trump Media yang memulai debut di pasar AS pada Maret.

Trump mentransfer sahamnya senilai USD 4 miliar di Trump Media pada Desember. Menurut pengajuan sekuritas, ia adalah satu-satunya penerima manfaat dari perwalian tersebut dan putranya Donald Trump Jr adalah satu-satunya wali amanat.

b.Tesla

Saham Tesla telah meningkat pesat sejak pemilihan umum (pemilu) AS. Hal ini seiring hubungan CEO Tesla Elon Musk dengan Donald Trump yang membantu mendorong saham Tesla ke rekor tertinggi baru pada Desember.

CEO Tesla Elon Musk merupakan pendukung utama kampanye Donald Trump dan telah ditunjuk untuk memimpin bersama Department of Government Effciency (DOGE) yang baru dibentuk.

Elon Musk dan rekannya mantan kandidat Presiden dari Partai Republik Viviek Ramaswamy awalnya menuturkan kalau bermaksud untuk memangkas USD 2 triliun dari anggaran federal. Namun, Elon Musk mengakui angka itu mungkin merupakan hasil terbaik.

Direktur Investasi AJ Bell, Dan Coatsworth menuturkan, berada di lingkungan Donald Trump telah meningkatkan profil Elon Musk di panggung dunia dan mendorong investor di perusahaan kendaraan listriknya untuk percaya Tesla akan mendapatkan perlakuan Istimewa dari pemerintahan baru.

“Meskipun Trump tampak sebagai pemimpin yang anti hijau, ia juga diharapkan melonggarkan peraturan dan itu dapat menguntungkan upaya Tesla untuk meluncurkan teknologi self driving,” ujar dia.

“Trump diperkirakan memangkas subsidi federal untuk kendaraan listrik, jika dilihat sekilas, itu tidak baik untuk Tesla, tetapi bisa jadi lebih buruk lagi bagi pesaingnya yang lebih kecil,” ia menambahkan.

 

c.Coinbase (COIN)

(Ilustrasi bursa saham Nasdaq, pencatatan saham coinbase) Dok: Unsplash/Meric Dagli
(Ilustrasi bursa saham Nasdaq, pencatatan saham coinbase) Dok: Unsplash/Meric Dagli... Selengkapnya

Bitcoin melonjak setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum. Bitcoin menyentuh posisi USD 100.000 untuk pertama kalinya pada November, seiring investor mengamati kebijakan yang lebih akomodatif untuk kripto tersebut.

Donald Trump menuturkan, dalam kampanyenya, ia menjadikan AS sebagai ibu kota global untuk kripto dan membuat persediaan bitcoin nasional.

Saham di platform pertukaran kripto Coinbase yang dianggap sebagai saham proksi untuk token digital melonjak setelah pemilihan umum.  Selama setahun terakhir, saham Coinbase telah naik 95 persen. Namun, saham Coinbase telah melemah sejak pernyataan Trump tersebut.

Platform investasi Robinhood menemukan bersama dengan Tesla dan Trump Media, Coinbase juga menemukan bersama dengan Tesla dan Trump Media, Coinbase termasuk dalam 10 saham teratas yang dibeli di Inggris pada 2024.

“Penggemar kripto akhirnya dapat keluar dari bayang-bayang tahun lalu, dengan kenaikan rekor bitcoin yang bertepatan dengan dukungan Presiden Terpilih AS Donald Trump untuk sektor itu,” ujar Analis Robinhood UK, Dan Lane.

Ia menambahkan, Elon Musk menjadi penasihat pro-kripto dan pimpinan SEC Paul Atkins, pemerintahan baru tampaknya akan mengantar empat tahun yang jauh lebih bersahabat bagi penggemar kripto.

 

d.Palantir (PLTR)

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)... Selengkapnya

Perusahaan perangkat lunak analisis data Palantir adalah saham lain yang dianggap sebagai Trump trade menyusul reli setelah pemilihan umum (pemilu).

Saham Palantir melonjak 293 persen selama setahun terakhir saja. Lonjakan saham itu seiring investor bertaruh pada pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi saat Donald Trump kembali berkuasa.

Kepada Yahoo Finance, Portfolio Manager Rational Equity Armor Fund, Joe Tigay memilih saham Palantir, Tesla dan raksasa e-commerce Amazon sebagai tiga saham pilihannya yang dapat naik di bawah masa jabatan kedua Trump.

Tigay menggambarkan Palantir sebagai inovasi perangkat lunak dunia kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Ia menuturkan, perusahaan itu mengalami peningkatan yang signifikan setelah pemilu, menerima banyak bisnis pemerintah yang memiliki produk yang tepat untuk menerapkan AI.

e.Saham Magnificent 7

Elon Musk bukan satu-satunya CEO dari perusahaan teknologi Magnificent 7 yang ingin menjalin hubungan lebih erat dengan Donald Trump sebelum ia kembali menjabat.

CEO Meta Mark Zuckerberg tampaknya berusaha membangun hubungan yang lebih kuat dengan Donald Trump. Hal ini seiring perusahaan media sosial itu merupakan salah satu perusahaan teknologi besar yang telah berkomitmen menyumbangkan USD 1 juta untuk dana pelantikan presiden terpilih tersebut.

Meta juga mengumumkan pekan lalu kalau telah menunjuk CEO Ultimate Fighting Championship Dana White yang berkampanye untuk Donald Trump, sebagai salah satu dari tiga anggota dewan baru. Selain itu, meta menuturkan akan hentikan program US fact-checking di Facebook dan Instagram.

Direktur Pelaksana Wedbush Securities, Dan Ives menuturkan, saham Nvidia, Microsoft, Tesla dan Alphabet termasuk di antara lima pemenang teknologi teratas untuk 2025.

Dalam sebuah catatan kepada klien, Ives memperkirakan saham teknologi akan naik 25 persen pada 2025.

Prediksi Bursa Saham AS

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas... Selengkapnya

Coatsworth dari AJ Bell menuturkan, pasar saham AS awalnya merespons hasil pemilu November lalu dengan positif. Akan tetapi, hambatan baru-baru ini telah membatasi sebagian keuntungan terkait Trump.

“Euforia awal didorong oleh investor yang terpaku pada fakta Trump pro-bisnis dan diharapkan memangkas pajak serta melonggarkan regulasi yang berpotensi meningkatkan margin laba perusahaan dan mendorong pembelian kembali saham yang lebih besar,” ujar dia.

“Ada risiko besar kalau investor kini telah memperhitungkan banyak potensi berita baik dan pasar tidak akan berjalan dengan baik begitu Trump kembali berkuasa,” ia menambahkan.

Analis AJ Bell menyebutkan, sejak 1949 menemukan bursa saham AS bergerak lambat pada tahun pertama masa jabatan presiden dari Partai Republik dengan rata-rata kenaikan2 persen.

Namun, kinerja jauh lebih kuat pada tahun kedua dan ketiga masing-masing naik 11,8 persen dan 14,8 persen dengan kenaikan hanya 0,2 persen pada tahun keempat.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya