Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi sejumlah perusahaan antre di pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Saat ini terdapat 8 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa dengan dna dihimpun sebesar Rp 3,70 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, hingga 14 Februari 2025 yang bertepatan dengan Hari Valentine, terdapat 20 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, didominasi perusahaan skala besar. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor konsumer non-siklikal.
Baca Juga
“Hingga saat ini, terdapat 20 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (15/2/2025).
Advertisement
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 19 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 1 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sementara belum ada perusahaan dari aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Adapun rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 2 Perusahaan dari sektor basic materials
• 0 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 6 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 3 Perusahaan dari sektor energy
• 1 Perusahaan dari sektor financials
• 3 Perusahaan dari sektor healthcare
• 4 Perusahaan dari sektor industrials
• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 0 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Â
Pipeline Obligasi
Hingga saat ini, telah diterbitkan 13 emisi dari 11 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 15,3 triliun. Sampai dengan 14 Februari 2025 terdapat 15 emisi dari 12 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dengan klasifikasi sektor sebagai berikut:
• 3 Perusahaan dari sektor basic materials
• 1 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 3 Perusahaan dari sektor energy
• 3 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 0 Perusahaan dari sektor industrials
• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 0 Perusahaan dari sektor technology
• 0 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Â
Pipeline Rights Issue
Per 14 Februari 2025, telah terdapat 2 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 0,47 Triliun. Serta terdapat 7 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut:
• 3 Perusahaan dari sektor basic materials
• 0 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 0 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 0 Perusahaan dari sektor financials
• 2 Perusahaan dari sektor healthcare
• 0 Perusahaan dari sektor industrials
• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 0 Perusahaan dari sektor technology
• 0 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Advertisement
Kinerja IHSG pada 10-14 Februari 2025
Sebelumnya, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 10-14 Februari 2025 pekan ini ditutup bervariasi.
Berdasarkan data Bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.638,459, turun 104,117 poin atau 1,54% dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di 6.742,576.
Kapitalisasi pasar IHSG turut mengalami penurunan. Pekan ini, total kapitalisasi pasar tercatat Rp 11.401 triliun, turun 1,67% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 11.595 triliun. Total volume perdagangan dalam sepekan mencapai 77,248 miliar saham, lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 100,357 miliar saham. Secara rata-rata harian, volume transaksi turun 25,55% dari 20,751 miliar saham menjadi 15,450 miliar saham.
Total nilai perdagangan selama sepekan mencapai Rp 61,189 triliun, naik dari pekan sebelumnya yang mencapai Rp 60,428 triliun. Rata-rata harian nilai transaksi pun tumbuh 1,31% menjadi Rp 12,238 triliun dibandingkan Rp 12,086 triliun pada pekan sebelumnya.
Frekuensi transaksi juga mencerminkan kondisi perdagangan yang lebih lesu. Sepanjang pekan ini, frekuensi transaksi mencapai 5,808 juta kali, dengan rata-rata harian 1,162 juta kali—turun 11,58% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatatkan 1,314 juta kali per hari.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)