DeepSeek Memicu Lonjakan Saham China, Dana Asing Kembali Mengalir

Terobosan terbaru dalam kecerdasan buatan (AI) yang dilakukan DeepSeek telah mendorong aliran modal asing yang merupakan peralihan dana investasi ke pasar saham China dari India.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 17 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2025, 06:00 WIB
DeepSeek
DeepSeek. Terobosan terbaru dalam kecerdasan buatan (AI) yang dilakukan DeepSeek telah mendorong aliran modal asing yang merupakan peralihan dana investasi ke pasar saham China dari India. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Terobosan terbaru dalam kecerdasan buatan (AI) yang dilakukan DeepSeek telah mendorong aliran modal asing yang merupakan peralihan dana investasi ke pasar saham China dari India. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (17/2/2025), dalam sebulan terakhir, pasar saham China mengalami lonjakan besar dengan tambahan nilai lebih dari USD 1,3 triliun, sementara India justru mengalami penurunan lebih dari USD 720 miliar.

Hedge fund (dana lindung nilai) dengan cepat mengalihkan investasi ke saham China dalam jumlah besar karena meningkatnya optimisme terhadap perkembangan sektor teknologi di negara tersebut. 

Sebaliknya, pasar India mengalami arus keluar dana yang signifikan akibat kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi, pertumbuhan laba perusahaan yang melemah, serta valuasi saham yang dianggap terlalu tinggi.

Saat ini, MSCI China Index berhasil mengungguli MSCI India Index selama tiga bulan berturut-turut, menandai performa terbaik China dibanding India dalam dua tahun terakhir.

DeepSeek Membantu Mengangkat Kepercayaan Investor

Menurut Ken Wong, spesialis portofolio ekuitas Asia di Eastspring Investments, DeepSeek telah membuktikan bahwa China memiliki perusahaan-perusahaan yang memainkan peran penting dalam ekosistem kecerdasan buatan global. Hal ini memicu peningkatan kepercayaan investor terhadap pasar saham China.

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak investor yang meningkatkan kepemilikan saham perusahaan internet China, sementara mengurangi investasi di saham India yang telah mengalami kenaikan harga tinggi di luar nilai wajarnya. 

Perubahan strategi investasi ini berbanding terbalik dengan tren beberapa tahun terakhir di mana banyak dana global justru berpindah dari China ke India.

India sebelumnya menarik perhatian investor karena investasi besar dalam infrastruktur serta potensinya sebagai alternatif pusat manufaktur global selain China. 

Selain itu, India dianggap sebagai tempat yang lebih aman dari dampak kebijakan perdagangan proteksionis Donald Trump. Namun, kini investor kembali mempertimbangkan fundamental ekonomi China, terutama dalam sektor teknologi.

 

Peran Pemerintah China dalam Meningkatkan Optimisme

DeepSeek vs ChatGPT: AI China Tantang Dominasi OpenAI, Siapa Lebih Unggul?
DeepSeek vs ChatGPT: AI China Tantang Dominasi OpenAI, Siapa Lebih Unggul? (Liputan6.com/ Yuslianson)... Selengkapnya

Salah satu faktor yang meningkatkan daya tarik China adalah kebijakan pemerintah yang kini lebih bersahabat dengan dunia bisnis dan teknologi. Beijing sebelumnya dikenal dengan regulasi ketat yang membuat investor ragu. 

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah China menunjukkan langkah yang lebih mendukung, termasuk mengundang tokoh-tokoh bisnis ternama seperti Jack Ma, pendiri Alibaba, untuk berdiskusi dengan para pemimpin negara.

Menurut Vivek Dhawan, manajer dana di Candriam, perkembangan AI yang dipelopori DeepSeek dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi dan pasar saham China dalam jangka panjang. Jika melihat dari perspektif risiko dan imbal hasil, saat ini China menjadi pilihan investasi yang lebih menarik dibandingkan India.

Selain itu, valuasi saham China yang lebih murah juga menjadi daya tarik tersendiri. MSCI China Index saat ini diperdagangkan dengan rasio 11 kali perkiraan laba, jauh lebih rendah dibandingkan 21 kali perkiraan laba yang dimiliki MSCI India Index.

 

Investor Besar Mulai Menambah Saham China

Ekonomi China Melambat, Bursa Asia dan Wall Street Tertekan
Bursa saham Asia bergerak melemah dengan indeks saham acuan regional merosot tajam 1,2% pada Jumat pekan ini.... Selengkapnya

Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa banyak dana ekuitas Asia besar telah mengurangi eksposur mereka terhadap saham India dan mulai menambah investasi di China.

Menurut Andrew Swan, kepala ekuitas Asia ex-Jepang di Man Group, aliran dana ke pasar China bisa semakin deras jika pemerintah mengumumkan kebijakan stimulus tambahan. Ia memperkirakan bahwa kebijakan ekonomi China akan lebih berfokus pada peningkatan konsumsi dan mendorong masyarakat untuk membelanjakan tabungan mereka yang saat ini masih tinggi.

Man Group sendiri telah meningkatkan porsi investasinya di China dari 30% menjadi 40%, sementara mengurangi alokasi investasi di India dari 21% menjadi 18%.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa aliran dana ke India tidak akan sepenuhnya terhenti. Morgan Stanley misalnya, menilai bahwa koreksi pasar India saat ini mungkin hanya bersifat sementara dan fundamental pertumbuhan jangka panjangnya masih tetap kuat.

 

Tantangan bagi China dan Keraguan Investor

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)... Selengkapnya

Meskipun optimisme terhadap China meningkat, masih ada tantangan yang perlu dihadapi. Kebijakan tarif tambahan 10% dari Donald Trump terhadap China tetap menjadi hambatan bagi pasar sahamnya. 

Menurut Aidan Yao, ahli strategi investasi senior di Amundi SA, meskipun kemungkinan adanya kesepakatan perdagangan tetap ada, dinamika eksternal yang tidak menentu masih menjadi tantangan besar bagi China ke depan.

Selain itu, beberapa investor tetap berhati-hati terhadap reli saham China. Banyak dari mereka yang sebelumnya mengalami kerugian akibat kenaikan saham yang ternyata tidak bertahan lama. 

Helen Zhu, kepala investasi di Nan Fung Trinity HK Ltd., mengingatkan bahwa meskipun teknologi AI DeepSeek sangat menjanjikan, masih ada ketidakpastian mengenai bagaimana teknologi ini bisa menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya