Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (Permata Bank atau BNLI) mencatat mencatat pertumbuhan yang solid di 2024 dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun.
Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli mengatakan, pencapaian positif ini tidak lepas dari strategi perbankan dalam penguatan fundamental bisnis, inovasi digital, serta peningkatan efisiensi operasional.
Baca Juga
“Sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami ingin terus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan,” ujar Meliza dalam Public Expose atau Paparan Publik Permata Bank di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Advertisement
“Melalui semangat "Growing Together", Permata Bank dengan sinergi yang kuat bersama Bangkok Bank berkomitmen untuk memberdayakan nasabah, memperkuat kemitraan, dan menciptakan dampak positif di pasar domestik maupun internasional,” katanya.
Di Tahun 2024, Permata Bank juga membukukan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) yang tumbuh sebesar 4% dengan kualitas kredit yang semakin membaik.
Meliza menyampaikan, Permata Bank secara fokus terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit yang terefleksi dengan kualitas kredit yang tumbuh semakin baik.
Pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank sehingga Bank dapat memberikan layanan terdepan bagi nasabah, lanjutnya.
Optimalisasi neraca dan efisiensi bisnis tercermin dari Rasio Loan to Deposit (LDR) yang meningkat ke 83% dibandingkan tahun 2023 sebesar 75%.
Selain itu, total aset Permata Bank juga tumbuh 0,6% menjadi Rp 259 triliun, dengan total simpanan nasabah mencapai Rp 185 triliun dan rasio CASA di 55%.
Tumbuh 9%, Penyaluran Kredit Permata Bank Sentuh Rp155 Triliun
Permata Bank juga melakukan efisiensi operasional dengan Rasio Cost to Income (CIR) yant turun menjadi 50% dari 52% pada tahun 2023, didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi yang lebih agile.
Kemudian penyaluran kredit Permata Bank yang juga tumbuh 9% YoY menjadi Rp155 triliun.
Selanjutnya, Permata Bank mencatat aset korporasi tumbuh naik 12% YoY menjadi Rp89 triliun, sementara segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6% dan 4% YoY.
Advertisement
Rasio Permodalan Terkuat di Antara Bank Komersil Terbesar Indonesia
Adapun kualitas aset Permata Bank yang juga semakin baik. Perkembangan itu tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), yang turun pada level 2,1% dan7,9%, dibandingkan 2,9% dan 8,7% pada periode sebelumnya.
Lebih lanjut, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage di 375% dan LAR coverage di 97%
Permata Bank mengungkapkan, bank tersebut memiliki salah satu rasio permodalan terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan CAR 35% dan CET-1 26% pada akhir 2024.
